4.9.15

Pinterest Memang Racun


Beberapa dari kita pasti setuju dengan judul di atas. Ya, Pinterest memang racun. Gimana enggak, setiap kali berkunjung ke sana, kita dibuat 'pusing' dengan berbagai pilihan yang ada. Apa yang kita mau, ada semua. Dan semuanya tersaji dengan sangat 'menggoda'.

Apa yang saya tuliskan di atas, sebenernya adalah curhat saya sendiri. Iya, setiap ada waktu, mau itu lagi senggang banget, atau pun di sela-sela bocah-bocah anteng bermain, saat megang hape atau pun buka laptop, saya gak pernah absen mampir ke Pinterest. Sungguh, buat saya, Pinterest itu seperti mall. Mau nyari apa aja ada. Dan setiap item dari apa yang saya cari, selalu menggoda untuk dilihat lebih jauh. Jadilah, saya klik tanda hati atau saya pin sekalian ke Board saya. Dan ketika waktu bener-bener senggang, saya baca semuanya.

Teman-teman pada suka Pinterest juga, kan? Rugi lho kalo gak suka. Pinterest itu penuh dengan ilmu. Apa pun minat, hobi, atau pun interest teman-teman, ada di Pinterest. Menurut saya, Pinterest itu lebih dari Google. Iya sih, data Google mungkin saja lebih banyak, tapi Pinterest, menyajikan semuanya dengan format yang menarik. Persis seperti barang dagangan yang ada di etalase. Hobi teman-teman apa? Memasak, menjahit, menulis, membaca buku, traveling, fotografi, desain, ngeblog, crafting, atau yang lainnya? Pinterest menyediakannya. Tinggal serach kata kuncinya, dalam sekejap, apa yang teman-teman cari, tersedia di depan mata. Dan dijamin, semuanya memesonakan mata.

29.8.15

Tip Menyikapi Games (yang Dimainkan Anak-anak) di Ponsel Pintar

Tip-Menyikapi-Games-yang-Dimainkan-Anak-anak-di-Ponsel-Pintar

Kemaren sore, saat mau googling di hape, saya kaget banget. Kagetnya begini, di jejak pencarian via Google tersebut, ada banyak sekali kata kunci pencarian yang asing dan tidak saya kenal. Dan jelas, itu bukan saya yang mengetikkannya. Meski bukan sesuatu yang berbau porno atau pun kekerasan, kata-kata kunci pencarian itu sangat membuat saya penasaran.

Pikiran saya langsung tertuju pada A Radit. Iya, selain dia, cuma De Zaudan yang biasa minjem hape saya. Dan cuma dia yang sudah bisa baca tulis. Jelas sekali, A Raditlah 'tersangka' yang mengetikkan kata-kata kunci pencarian itu.

Untuk tahu apa yang dicari A Radit, saya pun langsung searching setiap kata-kata pencarian yang aneh tesebut. Meskipun tak menemukan hal yang 'bahaya', saya cukup 'tersadar' dengan apa yang dicari A Radit. Benar, A Radit ternyata mencari semua hal yang berhubungan dengan games kesukaannya yang ter-install di hape saya, Minecraft dan juga Clash of Clan. Dari mulai turorial cara mainnya di Youtube hingga server yang membuat dia bisa main multiplayer.

25.8.15

Rumah Makan Sangu Liwet Bu Ika

Rumah Makan Sangu Liwet Bu Ika

Teman-teman tahu Ciwidey, kan? Pasti tahu. Bumi perkemahan Ranca Upas, Situ Patenggang, Kawah Putih, Perkebunan Teh Gambung, dan pemandian air panas Ciwalini adalah sekian contoh dari tempat wisata terkenal yang ada di Ciwidey. Di musim-musim liburan, Ciwidey adalah salah satu tempat yang selalu rame dikunjungi banyak orang. Salah satunya mungkin teman-teman beserta keluarga. 

Teman-teman, kalau sedang dalam perjalanan menuju Ciwidey atau setelah pulang dari Ciwidey, jika teman-teman ingin makan, cobalah mampir ke Rumah Makan Sangu Liwet Bu Ika. Rumah makan bercita rasa sunda ini ada di sekitar Soreang, Banjaran, dan juga Ciwidey. Dari rumahku, mungkin hanya sekitar 2 km saja.

22.8.15

Resize Foto dengan Photoscape


Temen-temen blogger yang baik en keren, aku mau jujur, boleh kan? Boleh dong ya. Hehehehe *maksa*. Begini, kalo lagi BW, di beberapa blog aku sering gemes. Itu lho, gemes sama foto-foto yang ada di postingan blog beberapa dari temen-temen. Fotonya kok kecil-kecil banget, sih? Kan gak kelihatan detail foto-foto bagusnya. Hehehehe... iya, ini mungkin pengaruh badanku yang (lagi) gede. Jadinya, foto-foto itu nampak mungil di mataku. 

Aku sebenernya dulu juga sering gitu. Aplot foto untuk postingan itu kecil-kecil. Soalnya itu foto aku langsung aplot begitu saja. Ukurannya masih original langsung dari kamera digital atau hape. Waktu itu sih karena gak tahu cara ngecilinnya. Jadi aku tampilin aja medium size. Kalo ditampilin original size, foto tersebut kegedean dan meleber melebihi ukuran dari lebar postingan.

Tapi sekarang enggak lagi. Aku lebih suka majang foto yang seukuran atau yang ukurannya hampir sama dengan lebar postingan. Jadi dipilih original size. Kalo medium size kan kecil. Ya biar kelihatan jelas detail dari foto itu.

15.8.15

Berasyik-asyik Dengerin Musik di Aplikasi LangitMusik

Jika kamu pikir emak-emak rumahan yang kesehariannya sibuk sama urusan anak-anak, suami, dan juga tetekbengek rumah itu gak gaul dalam masalah permusikan, kamu salah besar. Walau pun kesibukannya gak abis-abis, emak-emak rumahan juga bisa apdet dalam hal musik. Jangankan hanya lagu-lagu terbaru, bahkan hingga ke lirik lagu tersebut, emak-emak rumahan juga bisa hafal. Baik lagu Indonesia maupun lagu barat. Semuanya bisa dikuasai emak-emak hanya dalam waktu yang cukup singkat saja. Hebat gak tuh? Hehehe….

Sebenernya… sebenernya… sebenernya hal itu gak hebat-hebat amat jika kamu tahu apa rahasianya. Iya, emak-emak rumahan macam aku, atau siapa pun itu, bisa apdet sama musik, asalkan nginstall dan pasang layanan aplikasi musik yang memang selalu apdet. Yupp! Layanan aplikasi musik itu tak lain dan tak bukan adalah LangitMusik.


Kamu udah tahu kan layanan aplikasi LangitMusik? Kebangetan banget deh kalau belum tahu! Itu tuh, layanan aplikasi musik dari PT. MelOn yang dulu hanya di laptop/PC namun kini merambah ke smartphone. Di LangitMusik, kamu gak perlu takut kekurangan lagu. Di sana ada lebih dari 1 juta lagu legal yang bisa kamu nikmati. Baik lagu Indonesia atau pun internasional. Aplikasi lagu-lagu yang bisa digunakan pemakai kartu Telkomsel ini bisa di-download dan di-streaming tanpa batas. Bahkan hingga seluruh lagu yang ada di katalognya. Beneran! Lebih dari sejuta lagu.

5.8.15

Menggapai Mimpi Bersama BNI

Pagi itu, seperti biasa, cuaca kota Bandung sangatlah dingin. Meski diperjelas dengan kabut tebal yang menyelimuti beberapa gedung kampus, saya tak sedikit pun merasa kedinginan. Sebaliknya, saya malah kepanasan. Dengan jantung yang terus berdegup kencang dan keringat bercucuran yang membasahi badan.

Sebenarnya badan yang kepanasan itu sudah saya rasakan sejak langkah pertama meninggalkan rumah. Tapi karena pikiran tak tenang, semua hal itu menjadi terkesampingkan.

Ya, hari itu adalah hari terakhir pembayaran SPP. Walau sudah mendapatkan penangguhan selama sebulan, uang SPP yang saat itu sekitar 500 ribuan, belum juga saya dapatkan. Tidak, saya tidak suka disebut sebagai mahasiswa yang miskin. Saya hanya seorang anak dari orang tua yang pas-pasan, yang menguliahkan 3 anaknya, dalam waktu yang bersamaan. Bisa dibayangkan bukan bagaimana repotnya orang tua saya yang tidak punya asuransi pendidikan untuk anak-anaknya, tapi harus mengeluarkan uang SPP dalam waktu yang hampir bersamaan?

31.7.15

Cari Musik yang Tak Cuma Asyik? Ya di LangitMusik

Suatu malam, saat lagi begadang tapi gak tahu mau ngapain, seperti biasa, aku tedampar di TL Twitter. Cuitan demi cuitan dari akun yang aku follow, berlalu begitu saja di depan mata bak arus sungai yang mengalir. Tapi, yang satu itu lain. Dengan cepatnya, sebuah tweet ‘unik’ tiba-tiba tertangkap dan nyangkut di ekor mataku. Kira-kira isinya seperti ini:

“Horeeee…. Aku berhasil download lagu-lagu baru si artis X sealbum. Hanya 30 menit saja. Makasih internet!”

Menurutmu, ada yang salah dengan tweet itu? Tweet-nya ga salah, dan sepintas tweet itu biasa-biasa aja. Iya, semua memang biasa, tapi kalo kamu tahu bahwa beberapa bulan sebelumnya, si pemilik akun Twitter itu pernah ikut mencak-mencak saat tulisan beberapa blogger di-copas blogger lain, kamu pasti bakal heran sepertiku. Lha iya, bagaimana bisa dia se-happy itu ketika ‘nyuri’ barang ilegal, sementara beberapa waktu ke belakang, dia ikutan heboh dengan haramnya tulisan hasil copas. Sebuah kontradiksi yang aneh, bukan?

25.7.15

Resolusi Lebaranku untuk Revolusi Keuanganku

“Mi, udah dua minggu puasa, kok kita gak pernah makan di luar?!” ucap si sulung Reihana.
“Iya, ngirit,” jawabku.
“Ah Umi. Kangen pizza, nih!” ucap dia lagi.
"Tar kalo punya voucher gratisan," jawabku sambil nyengir.

Seperti itu kira-kira percakapan antara aku anakku, Reihana, di hari ke-14 Ramadan yang lalu. Seperti yang ditulis di atas, hingga hari itu, bahkan hingga sebulan penuh, aku dan suami gak pernah sekali pun ngajak anak-anak makan di luar. 

Iya, Ramadan tahun ini memang gak biasa. Gak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sejak hari pertama, aku dan suami mengubah banyak ‘ritual’ di bulan puasa. Alasannya? Mengikuti tantangan Lomba #ResolusiLebaranku dari Cermati

Sumber gambar: www.pinterest.com via Cermati

15.7.15

Masjid AL DUKA


Anak ketiga saya, De Zaudan (3 tahun), sangat suka sekali dengan masjid. Iya, gegara sering dibawa ke masjid sama bapaknya, ke mana pun dia pergi, yang ditanyain selalu saja masjid. Buat dia, selain untuk shalat, masjid itu menjadi semacam tempat untuk mengadem. Kok bisa? Kayak musafir aja, ya? Hehehehe...

Begini, De Zaudan itu anaknya pemalu. Mirip A Radit waktu kecil: Jago Kandang. Jadi tiap dibawa ke mana aja, daripada diem di tempat baru yang bikin dia merasa gak nyaman, dia lebih suka dibawa ke masjid. Termasuk kalau main ke rumah kakek-neneknya. Daripada berlama-lama diem di rumah kakek-neneknya, dia lebih nyaman diem di masjid. Dan kebetulan, rumah kakek-neneknya sebelahan sama masjid.

Saking sukanya sama masjid, kalau bapaknya lagi libur, dia pasti ngajak bapaknya sholat di masjid. Mending kalau masjid yang deket rumah. Dia mintanya di mesjid yang beda-beda. Shalat Zuhur di mesjid ini, shalat Asarnya di mesjid lain. Begitu terus. Jadilah waktu libur bapaknya itu sebagai ajang piknik dari masjid ke masjid. Sekarang, De Zaudan hafal dengan benar nama-nama masjid di sekitar rumah, bahkan di seputar Soreang.

13.7.15

AQUA242 : Puasa Lancar, Tubuh Pun Tetap Bugar

Setiap orang yang berpuasa, pasti ingin puasanya lancar tanpa masalah. Begitu juga dengan saya. Tapi, tenyata tidak. Ramadhan tahun ini justru saya mengalami sedikit masalah. Ya, di hari kedua Ramadhan, puasa saya sedikit mengalami gangguan. Meskipun bukan gangguan yang serius, hal itu cukup membuat saya tersiksa di sepanjang hari. Gangguan itu adalah sakit pinggang. 

Sakit pinggang sebenarnya bukan masalah yang baru bagi saya. Sejak menekuni pekerjaan sebagai penulis, saya jadi sering mengalami gangguan sakit pinggang. Tapi, di hari kedua di bulan puasa ini, sakit pinggang saya terjadi bukan hanya karena terlalu banyak duduk saat menulis, melainkan juga karena saya kurang minum air putih ketika berbuka puasa di hari pertama dan juga saat sahur di hari keduanya. 

Ya, terlalu banyak duduk dan kurang minum air putih, memang sering ‘berkonspirasi’ dalam membuat gangguan sakit pinggang di tubuh saya. Tak hanya saat hari kedua di bulan puasa ini saja, di bulan-bulan lain pun, jika saya kurang minum air putih, saya pasti sakit pinggang.

7.7.15

7 Hal Super dari Asus ZenPower


Buat kamu yang doyan berinternetan mobile, powerbank tentu adalah item wajib yang harus selalu kamu bawa. Tentu saja begitu, sebab gak lucu banget kan jika aktivitas kamu tiba-tiba terhenti gegara ponsel yang mati akibat lowbatt? Gak mungkin juga kamu bawa charger ponsel ke mana-mana. Gak semua tempat yang kamu tuju, ada colokan listriknya. Nah makanya, powerbank menjadi solusi dari permasalahan itu semua.

Tapi, gak semua jenis powerbank bisa kamu pilih. Gak semua powerbank kualitasnya sama. So, kamu harus jeli saat membelinya. Harganya, ukurannya, kapasitasnya, hingga beratnya patut kamu perhitungkan. Iya, soalnya dulu, sebelum punya powerbank yang sekarang, aku pernah punya 3 powerbank yang… begitulah, cukup mengecewakan. Dulu, aku memilih ketiganya karena faktor ukurannya yang kecil dan harganya yang murah. Jadilah, sebelum usianya 3 bulan, kemampuan masing-masing powerbank sudah ngaco duluan.

Powerbank-ku yang sekarang sangat jagoan. Semua yang ada di dirinya bikin powerbank ini gak ada tandingan. Yupp, dialah si powerbank super Asus ZenPower. Mau tau supernya di mana? Nih capcus kamu baca!

4.7.15

Bermain Bareng Boci di Pasar Malam, Yuk!

Pak, Bu, hapenya sering dipinjem anak-anak buat maen games, gak? Hape saya iya. Soalnya, anak saya yang saya kasih hape cuma baru anak pertama (Reihana, 13 tahun) saja. Anak saya yang kedua (Radit, 10 tahun) apalagi yang ketiga (Zaudan, 3 tahun) belum saya kasih hape. Jadinya, hampir tiap hari, mereka pasti minjem hape saya. Dan di hape saya, si anak kedua dan ketiga punya games sendiri-sendiri. 

Awalnya sih cuma A Radit aja yang nginstall game di hape saya, tapi karena sering lihat, De Zaudan ikut-ikutan. A Radit yang sukanya games perang-perangan juga diikutin De Zaudan. Tapi A Radit sering marah kalau gamesnya dimainin adiknya. Jadi berantakan, katanya. Akhirnya, saya pun nginstall games sendiri untuk de Zaudan.

Jujur, nyari games buat anak 3 tahun gampang-gampang susah. Gampangnya, apa pun games yang saya install, De Zaudan pasti mau, tapi susahnya, kemudian dia jadi sering bête karena gamesnya susah. Misalnya games balap mobil. Mobilnya nabrak melulu. Gak cuma karena susahnya, tampilannya yang kurang sreg (menurut De Zaudan), musiknya yang ga enakeun (masih menurut De Zaudan), hingga loadingnya yang terlalu lama (gamesnya berat) pasti juga bikin De Zaudan uring-uringan. Jadinya, hampir tiap hari, De Zaudan pasti minta dicariin game. Dan saya, bolak-balik Play Store untuk install-uninstall games.

30.6.15

Kue Keju dan Elegi Cinta Pertama


Seperti itulah bapak di hati saya. Cinta pertama yang menyentuh dan mengisi hidup saya. Meski tanpa banyak kata-kata, segala apa yang dilakukannya penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Masih saya ingat dengan jelas, saat-saat bapak menemani saya, di hampir di setiap tempat yang asing bagi saya untuk pertama kalinya. Saat menginjakkan kaki pertama kali di sekolah dasar. Saat menginjakkan kaki pertama kali di sekolah menengah pertama. Saat menginjakkan kaki pertama kali di sekolah menengah atas. Saat menginjakkan kaki pertama kali di kampus perkuliahan. Bahkan hingga saat menginjakkan kaki pertama kali di kehidupan pernikahan. Tak berhenti di situ saja, di saat anak-anak saya lahir, bapak pun selalu hadir. Sungguh, dia benar-benar menjadi pria pertama yang mendukung, di setiap tahap dan langkah hidup saya.

Tapi, hari ini, 127 hari sudah bapak ‘hilang’ dari hidup saya. Senyumnya, perhatiannya, dukungannya, dan cinta kasihnya itu absen di keseharian saya. Bapak telah pergi untuk selama-lamanya. Ya, hari itu, Selasa, 24 Februari 2015 lalu, bapak dipanggil-Nya. Dan saya, kehilangan cinta pertama saya, untuk selama-lamanya.

20.6.15

Yang Instan dengan Rasa Buatan Rumahan? Ya Restumande Dong, Gan!

Orang bilang, ngidam itu hanya mitos. Buat aku pun begitu. Iyalah, sebab gak masuk di akal banget, jika perempuan hamil, tiba-tiba pengin suatu makanan yang gak ada dan gak pada waktunya. Apalagi jika ngidam itu dihubung-hubungkan dengan ‘keinginan’ si jabang bayi yang sedang dikandungnya. Masa iya sih, bayi yang belum tahu makanan, ujug-ujug pengin ini dan itu? Pasti itu cuma akal-akalan emaknya. Begitu pikirku.

Apa yang aku percaya tentang ngidam langsung buyar, manakala suatu malam, tepatnya dini hari jam 1 pagi saat aku hamil anak pertama. Ya, entah datang dari mana, aku tiba-tiba begitu ingin sekali makan rendang padang. Rasa dan aromanya yang khas, rasanya sudah ada di ujung lidah. Tapi mau gimana, jam 1 pagi mana ada rumah makan padang yang masih buka. Rumahku kan ada di Bandung bagian ujung... ujung... ujung... dan ujuuuuung sekali. Jadinya, ngidam tersebut aku pendam saja di dalam hati.

Beruntung, ‘si ngidam’ masih berlanjut. Esok paginya, pagi-pagi banget, malah jauh sebelum jam rumah makan buka, aku sudah menggedor sebuah rumah makan padang yang paling dekat dengan rumahku. Alhamdulillah, berbekal perut buncit (yang dimaklumi pemilik rumah makan), aku akhirnya berhasil membawa pulang 3 potong rendang padang yang begitu aku idam-idamkan.