24.9.13

OCD Oh OCD...

Gaung OCD sangat keras terdengar ke mana-mana. Gak cuma orang-orang muda, bahkan emak-emak (muda) seperti aku pun sangat tergoda untuk ikutan program ajaib yang ditelurkan mentalis Deddy Corbuzier ini. Ya, gimana gak tergoda coba. Testimonial orang-orang yang sudah menjalankannya membuat emak-emak yang lagi tambun-tambunnya abis melahirkan dan sedang menyusui ini, terbuai angin syurga. Dan  bayangan 10 kilo lemak yang tiba-tiba muncul di badan ini, tergambar hilang dengan cara yang instan.

Singkat kata, sekitar 10 hari lalu, aku pun mendonlod ebook OCD ini. Setelah bolak-balik membacanya, aku pun berkesimpulan. Aku bisa menjalankannya. Toh sebenernya, badanku relatif gampang dalam hal menurunkan lemak. Asalkan mau sedikit menahan lapar, dalam waktu kurang dari 3 bulan, berat badan normal pasti akan segera aku miliki.

Tanpa ragu, aku pun mencoba OCD itu beberapa hari yang lalu. Hari pertama cukup sukses. Dengan mencoba jendela 8 jam, aku berhasil melewati rasa-rasa lapar nan sedap itu tanpa keluhan berarti. Asi juga lancar. Gak seret seperti yang dikhawatirkan.

23.9.13

Dilema De-A-Ka

Sejak masuk dunia penerbitan di tahun 2008, aku jadi kenal buku-buku DAK. Itu tuh, buku-buku yang dibuat dengan Dana Alokasi Khusus. Buku-buku yang dipake untuk instansi atau departemen tertentu. Yang menurut beberapa orang, itu buku erat banget sama yang namanya KKN. Ah entahlah, aku sih gak terlalu ngerti soal beginian. Bukan ga peduli. Tapi lebih baik diam toh daripada banyak ngomong tapi gak ngerti ini-itunya.

Aku sih mau curhat aja. Menulis buku DAK itu bikin dilema. Satu sisi, bisa dibilang buku ini bisa ngasilin uang cepat (wah?), tapi di sisi lain, kerjanya sangat sangkuriang banget. Bayangin aja, 1 buku yang tebelnya 40 - 80 halaman A4 dengan spasi 1,5 TNR, harus beres paling lama seminggu. Rekorku, 1 buku 1 hari. Dan saat itu, aku nulis 8 buku. Jadinya 8 hari. Gilaaaa! Padahal kan, waktu reguler nulis buku yang biasa dikasih penerbit atau agen sekitar 1 bulan. Wow! Tiap malam begadang. Jadi vampir sih mending siang bisa bobo (iya gitu? tar tanyain ah ke yayang cullen :p). Nah jadi penulis DAK? Siang depan laptop, malam depan laptop. Sampe jamuran (#lebay). Untung aja waktu itu masih berpredikat emak beranak 2. Dan belom punya orok kayak sekarang. :D Gak heran sih kalo gara-gara ke-instan-an buku-buku ini, proyek DAK seringkali rawan dengan copas dan ngaco. Dan jelas kualitasnya akan sangat berbeda dengan buku reguler. Mungkin, buku-buku yang bermasalah yang sekarang-sekarang ini marak dikeluhkan para orang tua murid akibat adanya pornografi, kata-kata kasar, atau cerita yang gak pantes untuk anak sekolah juga dihasilkan dari proyek DAK. Wuih... sotoy! Wkwkwkwk....

15.9.13

Jamu, Sebuah Alternatif Pengobatan yang Bisa Diandalkan

Sumber gambar: http://www.lchdhealthcare.org/wp-content/uploads/2012/09/Diabetes.jpg

Hari itu, tiga tahun yang lalu, adalah hari yang tak bisa saya lupakan. Bagaimana tidak, kepenasaranan saya selama beberapa minggu terakhir, terjawab sudah. Segala sakit badan; keluar-masuk kamar mandi untuk buang air kecil yang terus menerus; haus yang tiada kunjung terpuaskan; badan yang selalu letih, lemah, dan lesu; hingga penurunan berat badan yang cukup drastis, ternyata memang menguatkan dugaan saya. Diabetes mellitus. Sebuah penyakit yang disebut juga sebagai penyakit kencing manis itu, resmi divoniskan dokter terhadap bapak saya. Tak tanggung-tanggung, kadar glukosa darahnya saat itu mencapai 400 mg/dL.

Bagai tersambar petir. Diagnosis dokter tersebut sangat mengagetkan kami sekeluarga. Langsung saja, kami lemas dibuatnya. Pengalaman teman-teman bapak hingga orangtua dan saudara-saudaranya yang menderita diabetes, telah lama membuat kami berpraduga, bahwa penyakit yang satu ini tak bisa disembuhkan. Meskipun dokter mengatakan bahwa dengan pengobatan yang telaten penyakit ini bisa disembuhkan, kami, terutama bapak, tetap pesimis. Hilang sudah semangat hidup bapak. Bahkan bayang-bayang kematian, sepertinya begitu dekat dengan bapak.

11.9.13

Ulen Ketan + Bebeye Mertua


Makanan ini adalah buruan utama saat Lebaran di rumah mertua. Ulen ketan dan bebeye. Semua orang sunda kayaknya tahu makanan ini. Yupp, di beberapa daerah di Jawa Barat, tiap Lebaran, makanan ini jadi makanan khas selain ketupat. Makanan ini simpel banget. Ulen ketan goreng dan juga bebeye. Bebebye sendiri itu adalah campuran tumis kentang dan cabe yang digoreng kering. 

Aduuuh ngomong ulen ketan sama bebeye terus. Jadi ngileeeer! Lebaran, cepatlah datang.... :D

5.9.13

Jakarta, The Next Megapolitan City?

Sekretariat ASEAN di Jakarta
Sumber gambar:
http://upload.wikimedia.org
Jakarta yang merupakan ibukota negara Indonesia juga adalah markas Sekretariat ASEAN. Keberadaan markas Sekretariat ASEAN di Jakarta ini merupakan suatu kepercayaan bahwa Indonesia bisa menjadi penghubung antarnegara-negara anggota ASEAN atau Diplomatic City of ASEAN.

Mengapa Jakarta bisa terpilih sebagai Diplomatic City of ASEAN? Apa dampak positif dan negatifnya bagi Indonesia, khususnya Jakarta? Kesiapan apa saja yang perlu dilakukan oleh Jakarta sebagai tuan rumah dari Perhimpunan Bangsa-bangsa ASEAN?

4.9.13

Ya Betul, Unity in Diversity!

Sumber gambar:
http://www.islamicfinder.org/maps/brunei_darussalam.jpg
Pada bulan April 2013 lalu, di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam diselenggarakan KTT ASEAN ke-22. Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam itu,  tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan” dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN yang meliputi tiga pilar, yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi, dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015.

Dengan ketiga pilar tersebut, bagaimana cara mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan tema tersebut, “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”? 

3.9.13

Mari Bercermin pada Kebebasan Berpendapat di Filipina!

Dulu, ketika duduk di bangku kelas 3 SMP, saat dengan proses belajar-mengajar, seorang guru IPS melemparkan sebuah pertanyaan.

“Jika seorang anak pejabat negara melakukan tindakan anarkis, kemudian dia terbebas dari hukuman, bisakah kita memprotes hukum?” tanyanya.

Dengan serentak, seisi kelas menjawab, “tentu saja!”

Tiba-tiba guruku itu berkata, “kalian salah. Di era seperti sekarang, hal seperti itu tidak bisa dilakukan. Kalian tahu kenapa? Sebab itu adalah tindakan yang subversif.”

Sumber gambar:
http://forderecord.files.wordpress.com/2012/07/freedom_of_speech.jpg

Sebagai anak SMP, tentu kami bingung. Kok bisa hal itu terjadi. Dan apa pula itu subversif?

Seperti tahu dengan apa yang dipikirkan anak-anak, ibu guruku langsung menjelaskan semuanya, juga tentang arti kata subversif itu sendiri. Namun meskipun semua dijelaskan secara gamblang, apa yang diungkapkan ibu guru IPS-ku itu, hingga sekarang masih menjadi tanda tanya. Benarkah seperti itu?

Menginjak dewasa, saat baru masuk perguruan tinggi, saat itu ketika mahasiswa sedang giat-giatnya turun ke jalan untuk menyuarakan berbagai macam protes terkait kondisi negeri, ajakan para senior untuk ikut berdemo membuat aku dan teman-teman susah menolak. Selain karena takut, rasa kebersamaan dan setuju atas tugas mulia itu mendorong aku dan teman-teman untuk berani membolos jam-jam kuliah. Meski baru sekadar ikut-ikutan, aku dan teman-teman merasa bangga bisa ikut serta. 

2.9.13

Sengketa Wilayah Negara? Hargai Keputusan yang Ada!

Tahun 2015 diharapkan ASEAN menjadi satu komunitas tunggal, yang merangkul seluruh negara di ASEAN.  Namun di antara anggota ASEAN, ada juga yang memiliki sengketa antar negara, terutama terkait dengan perbatasan antar negara. Seperti yang terjadi dengan Singapura dan Malaysia.

Singapura mempunyai sengketa perbatasan dengan Malaysia pada pulau di pintu masuk Selat Singapura sebelah timur. Ada tiga pulau yang dipersengketakan, yaitu Pedra Branca atau oleh masyarakat Malaysia dikenal sebagai Pulau Batu Puteh, Batuan Tengah, dan Karang Selatan. Persengketaan yang dimulai tahun 1979, sebenarnya sudah diselesaikan oleh Mahkamah Internasional tahun 2008, dengan menyerahkan Pulau Pedra Branca kepada pemerintahan Singapura. Namun dua pulau lagi masih terkatung-katung penyelesaiannya dan penyerahan Pedra Branca itu, kurang diterima oleh Masyarakat Malaysia sehingga kerap terjadi perselisihan antar masyarakat.

Bagaimana penyelesaian konflik ini terkait dengan Komunitas ASEAN 2015?

1.9.13

Laos, Negara Anggota ASEAN yang Tak Boleh DIabaikan

Visi ASEAN 2015 adalah menjadi ASEAN komunitas tunggal, baik di bidang ekonomi mau pun politik. Laos, atau Republik Demokratik Laos, meski sudah bergabung dengan ASEAN sejak tahun 1997, namun baru membuka diri seluas-luasnya dengan negara lain pada tahun 2004, dan melakukan kerjasama di berbagai bidang. Peran Republik Demokratik Laos di ASEAN, bisa dikatakan belum banyak berkontribusi, tenggelam di bawah bayang-bayang negara ASEAN lainnya yang semakin maju. Dengan adanya Komunitas ASEAN, diharapkan Laos menjalin kemitraan yang baik dengan  negara ASEAN lainnya.

Jika posisi Anda adalah negara Laos, investasi diplomatik apa yang diharapkan dengan kemitraan yang terjalin dengan dunia internasional, khususnya negara-negara ASEAN?

Peta Laos

Sumber gambar: http://www.lonelyplanet.com/maps/asia/laos/map_of_laos.jpg