Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anak. Tampilkan semua postingan

29.8.15

Tip Menyikapi Games (yang Dimainkan Anak-anak) di Ponsel Pintar

Tip-Menyikapi-Games-yang-Dimainkan-Anak-anak-di-Ponsel-Pintar

Kemaren sore, saat mau googling di hape, saya kaget banget. Kagetnya begini, di jejak pencarian via Google tersebut, ada banyak sekali kata kunci pencarian yang asing dan tidak saya kenal. Dan jelas, itu bukan saya yang mengetikkannya. Meski bukan sesuatu yang berbau porno atau pun kekerasan, kata-kata kunci pencarian itu sangat membuat saya penasaran.

Pikiran saya langsung tertuju pada A Radit. Iya, selain dia, cuma De Zaudan yang biasa minjem hape saya. Dan cuma dia yang sudah bisa baca tulis. Jelas sekali, A Raditlah 'tersangka' yang mengetikkan kata-kata kunci pencarian itu.

Untuk tahu apa yang dicari A Radit, saya pun langsung searching setiap kata-kata pencarian yang aneh tesebut. Meskipun tak menemukan hal yang 'bahaya', saya cukup 'tersadar' dengan apa yang dicari A Radit. Benar, A Radit ternyata mencari semua hal yang berhubungan dengan games kesukaannya yang ter-install di hape saya, Minecraft dan juga Clash of Clan. Dari mulai turorial cara mainnya di Youtube hingga server yang membuat dia bisa main multiplayer.

15.7.15

Masjid AL DUKA


Anak ketiga saya, De Zaudan (3 tahun), sangat suka sekali dengan masjid. Iya, gegara sering dibawa ke masjid sama bapaknya, ke mana pun dia pergi, yang ditanyain selalu saja masjid. Buat dia, selain untuk shalat, masjid itu menjadi semacam tempat untuk mengadem. Kok bisa? Kayak musafir aja, ya? Hehehehe...

Begini, De Zaudan itu anaknya pemalu. Mirip A Radit waktu kecil: Jago Kandang. Jadi tiap dibawa ke mana aja, daripada diem di tempat baru yang bikin dia merasa gak nyaman, dia lebih suka dibawa ke masjid. Termasuk kalau main ke rumah kakek-neneknya. Daripada berlama-lama diem di rumah kakek-neneknya, dia lebih nyaman diem di masjid. Dan kebetulan, rumah kakek-neneknya sebelahan sama masjid.

Saking sukanya sama masjid, kalau bapaknya lagi libur, dia pasti ngajak bapaknya sholat di masjid. Mending kalau masjid yang deket rumah. Dia mintanya di mesjid yang beda-beda. Shalat Zuhur di mesjid ini, shalat Asarnya di mesjid lain. Begitu terus. Jadilah waktu libur bapaknya itu sebagai ajang piknik dari masjid ke masjid. Sekarang, De Zaudan hafal dengan benar nama-nama masjid di sekitar rumah, bahkan di seputar Soreang.

4.7.15

Bermain Bareng Boci di Pasar Malam, Yuk!

Pak, Bu, hapenya sering dipinjem anak-anak buat maen games, gak? Hape saya iya. Soalnya, anak saya yang saya kasih hape cuma baru anak pertama (Reihana, 13 tahun) saja. Anak saya yang kedua (Radit, 10 tahun) apalagi yang ketiga (Zaudan, 3 tahun) belum saya kasih hape. Jadinya, hampir tiap hari, mereka pasti minjem hape saya. Dan di hape saya, si anak kedua dan ketiga punya games sendiri-sendiri. 

Awalnya sih cuma A Radit aja yang nginstall game di hape saya, tapi karena sering lihat, De Zaudan ikut-ikutan. A Radit yang sukanya games perang-perangan juga diikutin De Zaudan. Tapi A Radit sering marah kalau gamesnya dimainin adiknya. Jadi berantakan, katanya. Akhirnya, saya pun nginstall games sendiri untuk de Zaudan.

Jujur, nyari games buat anak 3 tahun gampang-gampang susah. Gampangnya, apa pun games yang saya install, De Zaudan pasti mau, tapi susahnya, kemudian dia jadi sering bĂȘte karena gamesnya susah. Misalnya games balap mobil. Mobilnya nabrak melulu. Gak cuma karena susahnya, tampilannya yang kurang sreg (menurut De Zaudan), musiknya yang ga enakeun (masih menurut De Zaudan), hingga loadingnya yang terlalu lama (gamesnya berat) pasti juga bikin De Zaudan uring-uringan. Jadinya, hampir tiap hari, De Zaudan pasti minta dicariin game. Dan saya, bolak-balik Play Store untuk install-uninstall games.

14.5.15

Sambil Menyelam (di GA) Minum Air (Soda)

Orang bilang aku penulis. Meskipun lebih cocok disebut penulis status fesbuk, apdetan twitter, dan penulis galau di blog sendiri, aku juga pernah lho nulis buku * meyakinkan pembaca*. Tapi jangan bayangkan Tere Liye, Raditya Dika, atau Dewi ‘Dee’ Lestari (siapa juga yang bayangin begitu?) yang menguasai penjualan buku di tokbuk-tokbuk besar, bisa bertahan di rak tokbuk lebih dari 6 bulan saja, kayaknya suatu prestasi besar buatku. Iyalah, da aku mah apa atuh, tulisan bisa diterima penerbit untuk diterbitkan aja, hepinya udah setengah mati. :D

Eh, apa hubungannya jadi penulis (kasta sudra) sama ikutan GA Mak Ophi?
Ada dong! Begini, saat bingung mau nulis apa, tiba-tiba sebuah postingan eksperimen Sains di blog Mak Ophi menarik perhatianku. Mungkin karena bekgronku dan buku-buku yang pernah aku tulis. Ya, selain dulu kuliah di FMIPA, beberapa buku yang aku tulis di antaranya memang adalah tentang percobaan Sains.

Jujur, waktu nemu postingan itu aku sempet kaget. Wuih... Mak Ophi yang jago berpolitik, mahir dalam parenting, plus rajin bertraveling ria, ternyata sempet bereksperimen Sain bareng anak-anaknya. Aku aja yang dulu di awal bikin blog berniat ngisi blog, salah satunya dengan percobaan Sains, sampai hari ini belum kesampaian juga. Beneran lho, postingan ini semacam ‘penyadar’ yang membawaku ke ‘jalan yang benar’. :))))

19.1.15

Waspadai Lidah Putih Pada Bayi

Dulu saat belum punya anak, bahkan sebelum nikah, saya sering banget lihat bayi yang lidahnya berwarna putih. Dulu sih, karena gak pernah lihat secara detail, saya kira lidah putih pada bayi itu biasa. Mungkin karena susu yang ngendap. Atau mungkin seperti saya, yang kadangkala lidah putih akibat sariawan, abis minum air panas, atau mungkin abis makan makanan berwarna putih.

Tapi ternyata tidak demikian saat lidah anak saya berwarna putih. Ya, saat Dede Zaudan berusia 2 atau 3 bulan, di bagian tengah lidahnya memutih. Awalnya saya pikir itu sama seperti lidah saya. Tapi karena dalam waktu 1-2 minggu tidak hilang juga, dan malah bagian putihnya semakin tebal, saya jadi khawatir. Apalagi saat si putih itu tiba-tiba menguning, kekhawatiran saya semakin menjadi. Saya takut, si lidah putih itu akan mengganggu tubuh Dede Zaudan. Atau mungkin menyebabkan penyakit tertentu.

Beruntung sekarang ada mbah gugel, ya. Dengan ngetik kata kunci ‘lidah putih pada bayi’, semua informasi yang saya butuhkan langsung didapat. Iya! Ternyata lidah putih pada bayi itu, kata mbah gugel patut diwaspadai, soalnya itu biasanya adalah jamur. Awalnya mungkin cuma berupa lapisan tipis berwarna putih yang bisa aja dari endapan susu yang nempel. Tapi jika dibiarkan, apalagi jika kebersihan mulut si bayi kurang bagus, si jamur bisa tumbuh subur di sana.

28.11.14

Anak Dikekang, Kemampuannya Kurang Berkembang

Dulu, saat baru beranak satu, saya itu bisa dibilang tipe ibu yang over protektif. Mau ngelakuin apa aja atau mau pergi ke mana aja, anak saya pasti dilindungi dengan sangat ekstra. Saat itu, prinsip saya, anak-anak harus terlindungi dari berbagai macam kuman yang ada di lingkungan. Maklumlah, keseringan nongkrong di lab mikro saat kuliah dulu bikin saya jadi tahu kalo berbagai macam kuman itu ada di mana-mana.

Suka lucu kalo inget saat-saat dulu. Bayangin aja, mau ke luar rumah deket pun, misalnya ke warung, si teteh Reihana pasti saya pakein jaket, kaos kaki, kerudung/kupluk. Padahal itu jam 12 siang. Anaknya jerit-jerit kepanasan pun gak saya hiraukan. Yang penting si anak bisa terhindar dari godaan kuman yang terkutuk.

Bukan cuma soal pakaian jika ke luar rumah. Saat bermain pun, Reihana saya batasi dengan ketat. Dia gak boleh main air, main tanah, bahkan main-mainan yang bernoda seperti pulpen, spidol, dan sebangsanya. Selain alasan takut termakan/terminum, saya juga gak suka kalo tangan, baju, tembok, kursi, atau apa pun dicorat-coret Reihana. Dan ya, sesuai harapan saya, Reihana saat itu menjadi anak yang 'steril'.

23.10.14

Bullying Ada Di Mana-mana...

Kemaren saya nonton berita di tv. Saya kaget banget saat tahu bahwa ada anak kelas V SD di Jakarta Selatan, melakukan pemerasan terhadap teman-temannya. Gak tanggung-tanggung, jumlah uang yang diminta bisa sampai ratusan ribu. Jadi untuk bisa setor pada pemeras tersebut, para anak yang diperas, nyuri uang dari orangtuanya. Malah ada yang sampe jual perhiasan ibunya. Mereka takut dengan ancaman si pemeras yang akan nonjokin mereka jika uang tersebut tidak diberikan.

Deja vu! Peristiwa itu sama persis dengan apa yang menimpa anak kedua saya, Radit, seminggu yang lalu. Ya, Radit yang saya kira aman dari bullying seperti itu, ternyata bisa kejadian. Bahkan katanya sudah sejak setahun yang lalu. Sama, Radit juga diancam akan ditonjok si pemeras jika  ngomong ke guru, ke teman-temannya, atau kepada saya.

Sebenernya saya pernah curiga dengan perubahan Radit (yang saya rasa cukup drastis) setiap kali pulang sekolah. Radit yang biasanya ceria jadi sering uring-uringan. Tapi tiap saya tanya kenapa, jawabannya selalu enggak ada apa-apa. Dan rasa curiga itu menguap begitu saja manakala setelah saya goda-goda, Radit ceria dan tertawa lagi.

27.5.14

Met Milad Raditku Sayang...



Aku Bahkan Rela Mati Untuknya  

“Kriiiing….. kriiiiiing….” Bunyi alarm membangunkan tidurku pagi itu. Seperti biasa, hanya sepersekian menit, pikiranku langsung mengumpul. Sigap saja kurapihkan rambutku dengan mengikatnya ke belakang. Sempat kutatap dua orang yang paling berharga dalam hidupku, suami dan gadis kecilku, tertidur pulas di atas kasur yang baru saja kutinggalkan. Aku pun ke luar kamar.

Kubuka keran air dengan perlahan. Tapi saat air itu menyentuh wajahku, ada hal aneh yang aku rasakan. Ya, di sini, di perut dan juga tenggorokkanku. Dan oh! Semua isi perutku tumpah seketika. Kepalaku pun menjadi berat dengan pandangan yang semakin berputar-putar. Ada apa denganku?
*

Ketakutanku terbukti sudah. Semua gejala yang aku rasakan seminggu sebelumnya, benar-benar menguatkan sebuah bukti yang saat itu aku pegang. Dua strip merah di alat penguji kehamilan. Ya, aku hamil. Hamil anak kedua.

22.5.14

Hepi Beursdey #BabyZ Sayang!

 

Horeee… #BabyZ hari ini tepat berusia 2 tahun. Kalo inget masa-masa hamil dan melahirkan, rasanya gak terasa waktu udah berjalan 2 tahun. Kayak baru kemaren aja gitu. Mual-mual, pegel-pegel, eungap, susah tidur, sakitnya melahirkan, dan tentu saja begadang hampir tiap malem untuk ngASI. Subhanallah banget deh! Bener-bener, pengorbanan yang penuh dengan darah dan air mata itu begitu tidak terasa *halah lebay*.

Ah iya, ngomong-ngomong soal ngASI, tepat di usia 2 tahun ini, #BabyZ udah lepas ASI sejak 2 bulan yang lalu, lho. Awalnya sih latihan supaya nanti pas 2 tahun gak kaget lepas dari ASI. Eh ternyata, dengan sekali oles air bratawali di ‘jerigen’ mimiknya, #BabyZ udah langsung kapok. Gak mau nenen lagi. Hehehehe…

Kasian sih sebenernya. Di awal-awal minggu pertama disapih, #BabyZ lemes banget. Mana susah tidur pula. Tapi untunglah, berkat abinya yang mau ikut gendong di kala rewel dan ngantuk, terutama di malam hari, #BabyZ akhirnya terbiasa juga. Dan sekarang, tidur pun sudah gampang. Tinggal bawa mobil-mobilan ke kasur plus ditemenin emaknya yang pura-pura tidur duluan (yang akhirnya malah jadi tidur beneran), #BabyZ pun bisa tidur pulas sampai pagi. Tidur siang pun begitu. Gak terlalu susah sepeti saat baru disapih.

24.4.14

Tahukah Ibu, Ada Berbagai Resep untuk Anak di Bebeclub?

Baby Zaudan (23bln)  si picky eaters
Semua orang tua sepertinya pernah mengalami masa ‘pusing tujuh keliling’ akibat anak yang susah makan. Bagaimana tidak sedemikian pusing, sekalinya mau makan, anak-anak ini biasanya pilih-pilih. Ada yang hanya suka telur, ada maunya ayam goreng, ada yang terus-terusan minta mie instan, ada yang mogok sayuran, dan masih banyak lagi. Kalau sudah begini, bagaimana kebutuhan gizi anak sehari-hari bisa terpenuhi, kan?

Begitu juga dengan saya. Ketiga anak saya pernah mengalami fase ini. Sama seperti orang tua lainnya. Saya juga pusing dan keder dibuatnya. Lalu, apakah saya harus menuruti keinginan mereka terus-menerus? Tentu saja tidak! Dengan memutar otak, mengenali lebih jauh karakter tiap anak, dan juga dengan bantuan dari sana-sini, terutama di website bebeclub.co.id, pada akhirnya, saya bisa mengatasi masalah yang umum terjadi ini.

13.3.14

Anak yang Unik?

Credit

“Ih Nenek ‘oon!” seru bibir mungil itu sambil lari menjauhi neneknya.

Si nenek tersenyum. Sementara saya yang berada tak jauh dari mereka, heran seheran-herannya. Dalam hati saya, kok si nenek ngebiarin aja tuh si cucu ngomong seperti itu? Bukankah 'oon itu kependekan dari blo'on?

Kejadian itu ternyata bukan kali itu saja. Besoknya, besoknya, dan besoknya lagi, si cucu melakukan hal yang sama. Tak hanya kepada neneknya, ibunya, ayahnya, kakeknya, teman-temannya, dan semua orang yang ada di sekitarnya juga kena umpatan yang sama. Malah lebih dari itu. Kecewa atau marah sedikit saja, si anak yang belum genap berusia 2 tahun itu seringkali mengeluarkan kata kotor yang cenderung porno. Lagi-lagi itu membuat saya heran. Bagaimana bisa anak sekecil itu mempunyai kebiasaan yang (menurut saya) jelek? Saya menyebutnya kebiasaan, sebab kata-kata tidak sopan itu ke luar dari mulut si anak sering sekali. Jika saja dihitung, sehari mungkin bisa lebih dari seratus kali.

Saya bukan psikolog yang jago bicara mengenai ilmu parenting. Saya juga bukan orangtua sempurna yang hebat dalam mendidik anak. Saya hanya memperhatikan keseharian anak itu (karena kebetulan dia memang cucu dari tetangga dekat saya). Di sini, ada sebuah fenomena yang menarik perhatian saya. Ya, si nenek ternyata mempunyai kebiasaan membicarakan ‘kelebihan’ si cucunya ini di depan orang lain dan juga cucunya itu. 

23.1.14

Tontonan Edukatif untuk Peningkatan Kemampuan Otak Anak

“Sa ulus… sa ulus… sa ulus!”

Teriakan Radit yang tiba-tiba dari tidurnya itu mengagetkan saya. Bagaimana tidak, waktu itu, jam baru menunjukkan pukul lima pagi. Segera saya hampiri. Dengan masih tampak kelimpungan, Radit yang kala itu baru berusia 3 tahun, sepertinya mencari-cari sesuatu.

Sebagai ibunya, saya tentu tahu apa yang dicari Radit. Sa ulus. Ya, dua kata itu adalah sebutan Radit pada mainan baru yang dibelikan ayahnya. Dinosaurus. Karena Radit masih cadel dan menyebutnya dengan cepat, jadilah dinosaurus dipanggilnya sa ulus. Dengan segera, lima buah dinosaurus plastik berbagai bentuk yang dimaksudnya, saya berikan pada Radit.

Dinosaurus mainan Radit

Apa yang terjadi di atas bukan hanya sekali dua kali saja. Semenjak dibelikan mainan itu, Radit seperti menjadi anak yang baru. Setiap hari, ke mana pun dia pergi, mainan dinosaurus itu selalu dibawanya. Tak hanya untuk dimainkannya sendiri. Kakaknya, teman-temannya, bahkan saya dan juga suami sering dimintanya untuk ikut bermain dengan dinosaurus-dinosaurus itu. 

Suatu kali, dia meminta saya untuk bercerita dengan menggunakan dinosaurus-dinosaurusnya sebagai tokoh-tokohnya. Di lain kesempatan, dia sendiri yang mengarang ceritanya dan menyuruh saya untuk mendengarkannya. Dongeng-dongeng heroik, cerita-cerita di film, hingga kehidupan sehari-hari yang dilaluinya, sepertinya menjadi sumber inspirasi baginya.

27.4.13

Sustagen, 100% Memenuhi Angka Kecukupan Gizi untuk Anak Setiap Hari

Tak salah memang jika susu dimasukkan sebagai penyempurna di dalam slogan, “Empat Sehat Lima Sempurna”. Kandungan gizinya yang lengkap sangat mungkin tidak dimiliki dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berkatnya, tubuh dan berbagai macam fungsinya bisa bekerja secara optimal.

Susu di dalam keluarga
Keluarga besar saya termasuk keluarga yang jarang meminum susu. Budaya meminum susu secara rutin, bahkan pada anak-anak yang sudah disapih dari ASI ibunya pun nyaris tidak ada. Keluarga kami menganggap bahwa setelah ASI, kita hanya butuh makanan dan minuman saja. Dan susu hanyalah minuman ‘sunah’ yang boleh saja tidak dikonsumsi dalam kesehariannya.

14.4.13

Sundial Puspa Iptek, Tempat Seru Penyuka Sains

Halo Keke, halo Nai!

Ngiri deh Tante lihat postingan jalan-jalannya. Tante jadi pengen jalan-jalan juga jadinya. Eh ya, Keke sama Nai suka pelajaran Sains, ga? Kalo suka, jalan-jalan ke tempat ini pasti bakalan seru. Tapi kalo pun ga suka, ga ada salahnya deh dateng ke tempat ini. Yuk Tante kenalin biar Keke sama Nai tahu serunya tempat ini.

Tempat ini namanya Sundial Puspa Iptek. Sesuai namanya, tempat ini, di bagian luarnya mempunyai bagian yang berfungsi sebagai jam matahari (sundial). Cara kerjanya sederhana. Saat matahari menyinari bagian itu, bayangannya akan mengarah pada angka jam. Misalnya saja saat pagi hari, ketika matahari menyinari tempat itu, bayangannya akan jatuh pada angka 7, 8, 9, atau yang lainnya. Dan jika siang, bayangan akan jatuh pada angka 11, 12, atau yang lainnya. Begitu seterusnya.

27.2.13

Abiku, Teman Keseharianku

"Tiada hari tanpa Abi." 
Seperti itulah mungkin ungkapan ketiga anak-anakku. Karena ketika mereka bangun, abinya pulang kerja terlambat, atau pergi ke luar kota, hal yang ditanyakan pertama kali pasti selalu dia. Sebagai ibu, terkadang aku cemburu. Kuantitas waktuku yang lebih lama daripada abinya bersama mereka, ternyata tak membuat aku lebih prioritas. Hehe, ada-ada saja ya, kecemburuanku itu. :D

Kedekatan abi dan anak-anak tentu saja karena abinya jarang sekali marah. Jangankan untuk marah, matanya melotot sedikit atau bahkan diam acuh tak acuh ketika anak-anak salah, sudah membuat anak-anak panik dan takut. Keseharian bersama abinya yang selalu diisi dengan hal-hal yang menyenangkan juga turut andil sebagai alasan bagi anak-anak untuk selalu merindukan abinya. Kalau sudah bersama, jangan ditanya deh!Kongsi mereka susah dipecah-belah. Main game, berenang bersama, jalan-jalan, makan di luar, hingga nonton film pasti dilakukan bareng-bareng, meski tanpa 'restu' aku sebagai ibunya.

6.2.13

E-book Buku Anak

Perkembangan buku anak di Indonesia sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Coba saja Anda jalan-jalan ke toko buku. Di bagian buku anak, ratusan judul buku dari berbagai penerbit berjejer di sana. Mulai dari picture book hingga chapter book. Tentu saja, ada yang bagus dan ada juga yang tidak. Semua relatif, tergantung pada Anda sendiri yang menilainya.

Namun, jika Anda berniat untuk membelinya, membaca resensi buku itu terlebih dahulu, meminta rekomendasi teman, dan meneliti isinya lebih detil akan jauh lebih baik. Tak sedikit, lho, buku anak yang justru tak pantas dibaca anak-anak.

Anda menyukai buku anak dan sering browsing untuk mencari e-book gratisan? Saya punya beberapa e-book untuk picture book. Tentu saja ini juga gratisan hasil dari browsing. Misalnya saja dari situs ini. Yuk, download! :D