Tampilkan postingan dengan label Kisahku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisahku. Tampilkan semua postingan

29.8.16

Lagu Anak, Pembentukan Karakter, dan Nursery Rhymes


Jumat malam lalu, di sebuah stasiun televisi swasta, saya anteng nonton acara The Voice Kid Indonesia. Keajaiban suara anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun itu benar-benar menyihir saya. Iyalah, di usia yang sebegitu mudanya, anak-anak itu begitu mahir menyanyikan lagu, yang bahkan tingkat kesulitannya sangat tinggi. Jangankan saya, Agnes Monica, Bebi Romeo, dan Tulus yang jadi jurinya pun begitu terpesona.

Saya Dilemma
Ya, saya merasa dilemma. Di balik rasa kagum akan suara-suara emas itu, diam-diam di hati saya terbersit rasa miris. Tentu saja bukan pada suara mereka, tapi pada pilihan lagu-lagunya. Coba saja teman-teman lihat dan dengar sendiri Jumat malam nanti di salah satu televisi swasta itu. Atau tonton dan dengarkan rekaman videonya di Youtube. Sebagian besarnya, bahkan hampir semuanya memilih lagu orang-orang dewasa. Yang bertema cinta, perselingkuhan, pacaran, dan konflik-konflik semacamnya.

17.8.16

Bu, Jaga Kecantikan Kulit Wajah, Yuk!


Beberapa waktu yang lalu, setelah jemur pakaian, tiba-tiba mama merhatiin muka saya dengan saksama. Karena cukup lama, saya pun heran dan bertanya.

"Kenapa, Ma? Merhatiin muka kok segitunya?"

Memerlukan waktu sekitar 5 menit buat mama untuk merhatiin wajah saya. Sampai akhirnya, mama pun jawab.

"Kamu itu umurnya masih 30-an. Tapi wajahmu, kok kaya udah 40-an."

Dek! Ucapan mama seperti petir yang menggelegar di siang bolong. *Lebay* Iyalah, perempuan mana sih yang bisa santai saat denger kalo mukanya tampak tua? Hal seperti itu, sama saja artinya dengan kita dicap jelek. Tanpa tedeng aling-aling. Saking galaunya, saya pun mencoba menjawab demi menenangkan diri.

"Ah, ini kan gara-gara keringetan dan kepanasan aja. Mana belom mandi dan belom dandan lagi."

Tanpa diduga, ucapan mama berikutnya malah semakin bikin saya galau.

"Yang namanya cewek cantik itu justru yang alami. Yang wajahnya bersih walau pun tanpa make up. Sekali pun belom mandi dan keringetan. Kalo dibiarin, bintik-bintik hitam di muka kamu jadi tambah banyak. Nanti kokoloteun, lho!"

"Duh, mama. Kok nakutin banget sih ucapannya. Enggaklah, gak bakalan kokoloteun. Iya sih, ada bintik-bintik hitam," saya menimpali.

"Gak bakalan gimana, dirawat aja gak pernah." Mama mengakhiri percakapan.

Kalimat mama yang terakhir laksana kartu troof yang membuat saya kalah dalam permainan. Ya, saya memang jarang, bahkan gak pernah merawat muka saya. Bukan karena gak punya rangkaian perawatannya. Dari mulai pelembap wajah, foundation, cleansing lotion, tonic, hingga ke berbagai macam bedak, saya punya. Saya tidak menggunakannya karena alasan saya tidak ke mana-mana.

10.8.16

Apa, Mau Nikah Muda?


Teman-teman sudah pada nonton video di bawah ini, kan? Pasti dong,ya! Ini kan berita yang sedang hot-hotnya dibahas di media sosial. Lagi-lagi, sepeti halnya berita hot lainnya, yang satu ini juga tak kalah menuai pro dan kontra. 


Eh btw, apa sih kesan pertama teman-teman saat lihat video tersebut? Kaget, takjub, heran, kagum, atau malah sedih? Saya sih, malah jadi inget diri saya sendiri. Iya, sebab di keluarga dan sejumlah teman, saya termasuk orang yang nikah muda. Menikah di usia 21 tahun. Eh, masa nikah di usia 21 tahun disebut nikah muda? Nikah muda mah kalo nikah di usia yang belom 20 tahun, ya? Hihihi… gak tahu deh. Pokoknya dulu, saya di antara keluarga dan teman-teman, saya dibilang nikah muda. Mungkin karena lebih dulu dibanding mereka kali ya. :D

17.6.16

In Harmony Clinic, Mencegah Selalu Lebih Baik daripada Mengobati


Orang bilang, semakin banyak anak dan semakin bertambah lama usia menjadi orang tua, seseorang akan semakin tenang di dalam menyikapi keadaan anak. Terutama di saat anak sakit. Tapi tidak demikian halnya dengan saya. Iya, saya ini orang yang panikan. Setiap kali anak saya sakit, pasti aja panik. Sakit apa pun itu. Gak cuma saat anak pertama saja. Bahkan sampai sekarang hingga anak keempat, kejadian itu selalu berulang. Anak sakit, saya pasti panik.

Saya tahu, sebagai ibu dengan anak yang banyak, saya seharusnya gak panikan seperti itu. Pengalaman mengurus mereka selama 14 tahun, apalagi ketika mereka sakit, seharusnya mampu membuat saya tenang. Tapi ya gimana, mungkin seperti itulah sifat saya. Sekuat tenaga saya berniat dan mencoba menghilangkannya, begitu kejadian, panik itu pasti selalu muncul.

15.4.16

Lactacyd White Intimate, Pembersih Area Miss V yang Bikin Putih dan Lebih Percaya Diri


Tahun 2012 lalu, tepatnya di bulan Mei, setelah 2 hari lamanya saya menginap di sebuah rumah sakit di kawasan Bandung Selatan pasca melahirkan, ketika hendak pulang, seorang dokter yang menangani saya, datang ke ruangan saya. Dia lalu memberikan banyak sekali 'wejangan'. Saya ingat betul semuanya. Dokter tersebut memberi tahu saya cara menangani bayi jika begini begitu, hingga ke masalah menjaga kesehatan tubuh di masa nifas, menyusui, dan seterusnya. Tapi yang paling saya ingat sampai sekarang adalah saran beliau agar saya memakai Lactacyd.

Iya benar, sambil memberi saya Lactacyd Daily Feminine Hygiene berwarna pink yang mengandung Lactoserum Lactic Acid, beliau menjelaskan berbagai manfaatnya bagi saya. Tapi, saya yang saat itu hanya menganggap beliau menyampaikan ‘pesan sponsor’, mencoba menolaknya secara halus. 

9.4.16

Kangen Baju Gamis


Jika ditanya baju apa yang menjadi favorit saya di rumah, dengan bangga, saya akan menjawab daster. Hehehe… Rasanya gak cuma saya saja deh yang demikian. Jika disurvey, saya yakin, kebanyakan perempuan, saat di rumah pasti sangat suka memakai daster. Iyalah, ukurannya yang longgar, modelnya yang sederhana, dan kainnya yang adem, jelas membuat daster begitu nyaman dipakai sehari-hari. Mau itu siang atau pun malam, jika ingin santai, daster sudah pasti akan menjadi pilihan.

Inginnya sih, saking favoritnya dengan daster, setiap hari, ke mana-mana saya menggunakan baju tersebut. Tapi apa boleh buat, kesan daster yang sangat santai membuat baju yang kebanyakan berbahan baku batik ini dipandang tidak formal, bahkan cenderung tidak sopan jika digunakan ke ruang-ruang publik.

28.1.16

Si 'Pangais' yang Nasionalis


Si pangais yang nasionalis. ​Teman-teman tahu arti k​​ata 'pangais'? Dalam artian kata yang sebenernya, pangais (bahasa sunda) berarti jarik atau kain penggendong. Nah untuk judul postingan ini, pangais mengacu pada anak sebelum anak bungsu. Dan anak saya, yang menjadi pangais, atau lengkapnya anak saya yang pangais bungsu adalah Zaudan. Anak ketiga yang gak jadi anak bungsu karena punya adik, yaitu De Rayyan.

Yupp, sesuai judul postingan ini, Zaudan memang sangat nasionalis. Sejak beberapa bulan ke belakang, benda yang dia favoritkan itu adalah bendera merah putih beserta tiangnya. Bendera yang memang khusus dibeli karena keinginan dia sendiri. Dan tentu saja, Indonesia Raya menjadi lagu yang paling sering dia nyanyikan. Kalo dihitung, mungkin sehari bisa dia nyanyikan lebih dari ratusan kali. Atau kalau pun bukan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu yang dinyanyikannya saat memegang bendera, itu pasti adalah lagu Bendera Merah Putih.

Kalo teman-teman mau lihat, coba deh tengok akun Instagram saya di www.instagram.com/niaharyanto. Di sana, teman-teman bakal lihat beberapa foto anak saya, Zaudan, sedang pegang bendera merah putih. Bukan saat itu saja lho dia bawa bendera merah putih. Setiap hari, setiap jam, bahkan tidur pun harus bawa bendera merah putih. Tak hanya dia saja, kalau sedang bawa bendera merah putih, kita yang ada di dekatnya juga seringkali harus ikut nyanyi dan hormat. Mending kalo cuma sekali, hal ini bisa dilakukan berkali-kali sampai kita nyerah dan pegel. Hehehe.... Nih salah satu foto Zaudan yang membawa bendera merah putih lengkap dengan tiangnya.

Zaudan dengan bendera merah putih kesayangannya

25.1.16

Berkarya Melalui Blog


“Ikatlah ilmu dengan menulis." ~ Sayyidina Ali Ibn Abi Thalib

Tahun 2012 sepertinya merupakan tahun yang menjadi titik belok di dalam hidup saya. Berhenti total dari menulis buku karena memiliki bayi, dan beralih menulis di blog. Meskipun bagi banyak orang, terutama orang-orang di sekitar saya, apa yang saya lakukan dianggap ‘tak berguna’, sebab tidak menghasilkan uang, menulis di blog ternyata memberi perubahan yang sangat besar bagi hidup saya. 

Ya, dari ngebloglah kemampuan menulis saya yang awalnya saya anggap sudah bagus menjadi lebih baik. Dari ngebloglah saya mendapat banyak teman maya namun terasa nyata dekatnya. Dari ngebloglah saya ternyata bisa mendapat rezeki yang bahkan lebih besar dari menulis buku. Dan dari ngeblog pulalah, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang tak bisa dihargai dengan uang sebesar apa pun. Sungguh, vakumnya saya dari dunia menulis buku yang tadinya begitu saya sesalkan, pada akhirnya membawa saya kepada dunia blogging yang sekarang begitu saya cintai.

23.1.16

Kisah Pendongeng Boneka BP


Semua orang kayaknya setuju, masa kanak-kanak adalah masa yang paling indah. Begitu juga dengan saya, masa kanak-kanak itu… gak terlupakan. Ya, walopun cuma sedikit aja kenangan dari masa kecil itu yang masih bisa diinget sampe sekarang. Dan dari sekian memori indah yang masih bisa diinget, main bareng temen-temen adalah bagian paling berkesannya.

Seperti halnya anak-anak lain, saya banyak bermain permainan tradisional. Main congklak, bola bekel, galasin, petak umpet, boy-boyan, engklek (sondah), main karet, loncat tinggi, anjang-anjangan, ucing beling, ucing-ucingan, masak-masakan, main boneka, hingga orok (boneka) kertas yang kemudian disebut sebagai boneka bongkar pasang atau BP. Hampir setiap hari, masa kecil saya, sepulang sekolah, dihabisin dengan main salah satu dari permainan tersebut. Tapi kalo ditanya apa permainan masa kecil yang paling berkesan, bermain orok (boneka) kertas yang kemudian disebut sebagai boneka bongkar pasang atau BP adalah juaranya. Kenapa? Yuk… baca terus postingan ini.

15.1.16

Saya, Kopi Instan, dan Kopi Terasi


Teman-teman suka kopi? Sama dong, saya juga. Tapi meskipun suka, saya tidak masuk ke dalam kategori pencandu. Sebab sehari, saya paling hanya minum sekali. Itu pun cuma white coffee, cappuccino, atau semacamnya. Alasannya karena rasanya yang enak. Penginnya sih iya minum banyak. Tapi apa daya, tubuh saya gak kuat dengan efek kopi. Bikin perut perih, gemeteran, dan gampang lapar. Apalagi kalo kopi hitam. Udah deh, setengah gelas aja udah mampu bikin asam lambung saya melambung-lambung dan makan jadi lebih rakus 5 kali lipat. Hehehehehe…

Perkenalan saya dengan kopi sebenernya sudah sejak kecil. Zaman SD, saya sering curi-curi minum kopi hitam dari gelas almarhum bapak. Dan berlanjut serius minum saat hidup saya mengenal kata begadang semasa kuliah. Iya, tugas yang banyak, laporan praktikum, hingga belajar SKS (sistem kebut semalem) di kala mau ujian, bikin saya kenal akrab dengan kopi. Punya suami yang doyan kopi jelas membuat kebiasaan minum kopi menjadi susah hilang. Buntutnya, sampai sekarang, kebiasaan itu gak pernah bisa dihilangkan. Sekali pun sudah berusaha untuk melupakannya.

26.12.15

Year in Review: Berkah Ngeblog di Tahun 2015


Tahun 2015 sebentar lagi akan meninggalkan kita. Gak terasa ya, rasanya baru aja kemaren lihat kembang api gemerlapan di langit. Dan dalam hitungan hari, kembang-kembang api pertanda pergantian tahun itu akan kembali dinyalakan. Beuh… nambah tua lagi deh sayah. :D

Teman-teman, setiap akhir tahun, saya sering galau, lho. Iyalah, gimana gak galau, resolusi yang dibuat di tahun-tahun sebelumnya kan banyak yang gak tercapai dan terwujud. Tapi, walopun begitu, saya gak kapok dalam membuat resolusi di tahun yang akan datangnya. Yah, anggap aja seperti menggantungkan cita-cita di langit ketujuh. Jadi kalau gak kecapai, anggap aja kita jatuh di langit ke enam. Atau langit kelima. Atau langit keempat. Dan seterusnya. *Hehehe… ngasal pisan, nya? :)))

Begitu juga di tahun ini, banyak banget resolusi yang saya buat di akhir tahun 2014 lalu yang tidak tercapai. Dari mulai resolusi karier *beuh karier*, resolusi diri sendiri, resolusi kesehatan, resolusi keluarga, dan resolusi-resolusi lainnya. Semuanya, adaaaaa aja yang gak tercapai. Entah karena terlalu muluk atau mungkin karena gak disiplin. Yang terakhir deh kayaknya.

19.12.15

Ini Lho 6 Manfaat Ngeblog Buat Saya


Beberapa waktu yang lalu, seorang teman saya semasa di SMA mengirim pesan via inbox Facebook. Meski pada akhirnya kami mengobrol ngalor ngidul, di awal percakapan, dia heran dengan apdetan-apdetan Facebook saya yang berisi tautan-tautan link blog. 

“Ni, kamu rajin ngeblog, ya,” ucap si teman.
“Gak juga. Kalo mood aja,” jawab saya.
“Kenapa ngeblog? Bukannya dulu nulis buku?” tanyanya.
“Hehehe… jadi lebih cinta ngeblog. Nulis buku gak kekejar DL-nya. Punya 2 balita susah bagi waktu,” jawab saya lagi.
“Tapi kan ngeblog gak ngasilin duit. Gak kayak nulis buku,” ujarnya.
“Siapa bilang? Ngeblog juga bisa ngasilin duit. Ya, walopun gak sebesar nulis buku, tapi lumayanlah dilakuinnya bisa sambil ngasuh bocah,” 

Seperti itulah kira-kira awal percakapan saya dengan si teman. Dia heran dengan saya yang kini lebih banyak nulis di blog ketimbang nulis buku. Ya, memang begitu adanya. Nulis di blog menjadi pilihan saya sekarang. Menyalurkan hobi menulis, mengisi waktu di antara mengurus empat anak, dan juga sedikit mengais rezeki. Meski tidak besar (banget), lumayanlah buat nambah-nambah beli tas Hermes. *Halah* Hehehehe….

15.12.15

CLBK dengan Gizi Super Cream


Iya, seperti itulah saya terhadap Gizi Super Cream. CLBK alias Cinta Lama Bersemi Kembali. Kenapa demikian, sebab dulu, saat saya SMP dan SMA, di tahun 1990-an, saya adalah pengguna setia Gizi Super Cream. Khasiatnya yang bikin kulit saya lebih cerah padahal saya adalah tukang panas-panasan; khasiatnya yang bikin kulit saya lebih lembut padahal saya jarang mengurus wajah; serta wanginya yang alami dan tidak bikin saya pusing karena saya gak suka parfum, adalah sekian alasan dari jatuhnya pilihan saya pada Gizi Super Cream.

Sebenernya Sih…
Sebenernya, sejak dulu saya tidak suka merawat wajah. Saya yang super-duper cuek tidak suka dengan ribetnya mengurus bagian tubuh yang bagi perempuan lain adalah hal yang utama itu. Sebabnya jelas. Waktu itu saya masih muda, dan kulit saya masih segar serta bagus. Jadinya saya merasa belum butuh perawatan. Tak hanya itu saja, aroma kosmetik yang menurut saya bikin kepala pusing serta banyaknya yang harus dioles di wajah tentu membuat malas. Tapi, semua berubah saat mama nyaranin saya pake Gizi Super Cream.

Benar, apa yang bikin males dari kosmetik perawatan wajah ternyata tidak saya temui di Gizi Super Cream. Wanginya alami karena terbuat dari herbal dan penggunaannya pun mudah. Tak perlu banyak oles ini oles itu. Cuma dengan satu Gizi Super Cream yang digunakan setelah mandi, cuci muka, dan juga setelah bewudhu, kulit bersih, putih, dan halus pun saya dapatkan. Bisa dibilang, Gizi Super Cream-lah yang membuat saya percaya bahwa kulit cantik, putih, dan terawat  itu tak harus didapat dengan cara ribet, melainkan hanya dengan satu langkah mudah saja.

21.11.15

Cara (Ngawur) Menaikkan Angka Klout Score


Pagi tadi, saya cukup kaget ketika buka blog di laptop. Ritual setiap pagi yang saya lakukan untuk mengecek komentar di blog sebelum blog walking ini, tiba-tiba teralihkan pada nilai klout score yang terpampang di sidebar blog. Walah, segitu? Ucap hati saya tidak percaya. Tapi setelah F5 berkali-kali, si browser ternyata gak error. Dan jadilah, pagi ini lebih cerah dari biasanya. #lebay

Eits... tunggu, saya kasih disclaimer dulu, ya. Judul di atas mungkin seperti angin segar. Padahal, hehehehe… cuma sekadar curhat. Di postingan ini, teman-teman gak bakalan dapet kejutan wow tentang kaitan klout score saya dengan job yang bejibun. Iya, untuk para buzzer, blogger, atau selebtwit ternama, klout score memang berbanding lurus dengan rate card dan suburnya kerjaan. Tapi buat saya, klout score hanyalah sebatas angka untuk gaya-gayaan. Ya… sambil berharap ada yang mau ngelirik si emak blogger yang apalah-apalah ini, boleh-boleh aja kan? Hihihi.... So, siapkan hati dan mental untuk kuciwa, ya. Postingan ini mah murni curhat dari si saya, yang gak sengaja, di sepanjang umurnya, bisa dapet klout score sebesar itu. Iyalah, gak lagi bikin GA, gak abis menang lomba, eh tiba-tiba datang jurig tumpak kuda (hantu naik kuda yang artinya rezeki yang tidak disangka-sangka). *Tutup muka sambil ngintip para pembaca yang klout score-nya jauh lebih fantastis*

18.11.15

Kacamata Oh Kacamata


"Mi, Ana pengen pake kacamata, yah!" ucap si sulung pagi itu.
"Tumben. Kemaren-kemaren kan gak mau," jawab saya setengah heran.
"Lihat tulisan di papan tulis gak kelihatan," ujarnya sambil meringis.
"Lho, bukannya udah sejak dulu?" tanya saya.
"Iya, tapi sekarang mah temen sebangkunya baru. Gak kenal. Malu kalo nanya-nanya," papar si sulung.

Seperti itulah percakapan saya dan si sulung, Reihana, pagi itu. Hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas 7 ke kelas 8. Iya, memang sudah sejak SD kelas 6 , Reihana mengeluhkan penglihatan matanya yang buram. Tapi karena gak mau diperiksa, malu berkacamata, dan saya gak tahu seberapa buram penglihatannya, Reihana gak pake kacamata. Dibujuk dengan rayuan apa pun, Reihana keukeuh gak mau. Dan baru pagi itu, saya denger dia minta kacamata. Sebabnya sederhana, penglihatannya yang buram membuat tulisan di papan tulis di sekolahnya gak kelihatan. Dia yang biasanya nanya-nanya ke teman sebangkunya, begitu kelas 8 gak bisa lagi. Teman sebangkunya baru dikenalnya. Dia malu dan segan untuk nanya-nanya tulisan yang ada di papan tulis.

14.11.15

Ilmu Menyimak Tangis


Kemarin pagi, di grup WA alumni kuliah, seorang teman mengirim sebuah video. Layaknya video-video yang biasa dikirim teman lainnya, saya pun memutuskan untuk skip dan tidak membukanya.

Ah, paling-paling juga video ajakan berbisnis mlm, video dubsmash, atau video lucu-lucuan lainnya. Buang-buang waktu aja. Begitu kata saya dalam hati.

Tapi, begitu hendak saya hapus, tangan kok rasanya berat banget ya. Kenapa harus di-delete langsung, gak ada salahnya kan kalo dilihat dulu. Barangkali saja berguna. Sisi hati yang yang lain berbicara.

11.11.15

Nothing Is Really Lost Until Your Mom Can't Find It

Sumber gambar di sini

Quote lucu di atas bener adanya. Ya, kan, moms? Hehehehe… ya, seperti itulah emak, ibu, mama, umi, bunda, mami, mom, atau mother bagi keluarganya. TUKANG NYARI BARANG YANG HILANG. Semua barang belum bisa dikatakan hilang jika ibu belum mencarinya. Barulah, jika ibu tak juga menemukannya, secara resmi, barang sudah bisa dikatakan hilang.

Kemarin, anak sulung saya heboh nyari kartu pulsa fisik yang baru saja dibelinya. Semua tempat disatroninya. Kasur, seprai, karpet, kursi, bantal, bahkan hingga ke tumpukan pakaian kotor, diobrak-abriknya dengan penuh semangat. Setelah dia menyerah, dia pun bertanya kepada saya. 

“Mi, ninggal kartu pulsa Ana, teu?” tanyanya.

6.11.15

Alat Tempur Ngeblog


Ngeblog memang sangat menyenangkan. Gak salah jika buat para blogger, ngeblog itu bisa jadi 'me time'. Begitu pun buat saya, ngeblog itu rasanya seperti bertualang ke tempat wisata yang indah. Di mana di sana, saya bisa mencurahkan semua kegalauan tanpa ketakutan. Termasuk saat ngeblog buat lomba.

Tapi, sebagai ibu yang punya 2 anak balita, ngeblog tak bisa kapan saja dan di mana saja. Apalagi saat si bocah-bocah lagi melek. Sebab bukannya 'me time', waktu untuk ngeblog tersebut malah jadi 'their time'.

Untuk menyikapinya, saya pun memanfaatkan berbagai 'fasilitas' untuk sekadar  membuat draft postingan untuk blog. Mulai dari aplikasi Blogger, SuperNote, file draft sms, file draft email, buku catatan, hingga kertas bekas gorengan. Hehehe.. iya, kalo lagi ada ide tapi gak ada sarana buat nulis, kertas gorengan atau kertas apa pun yang lagi dipegang, jadi wadah buat curahin ide. Sebabnya sederhana, ide yang 'unik' terkadang gak datang dua kali. Apalagi daya ingat saya sudah mulai karatan. Jadinya, biar si ide gak kabur, ya ditulis di mana aja. Nah nanti saat si bocah-bocah merem, saya pindahin deh tuh draft. Dan lalu, saya kembangin jadi postingan yang utuh.

19.9.15

Serunya Mencicipi Jaringan Smartfren 4G LTE Advanced


Setelah beberapa minggu terakhir saya mupeng pada temen-temen blogger yang ikut wara-wiri Network Drive Test Smartfren 4G LTE Advanced di berbagai kota, akhirnya saya bisa bernapas lega. Iya betul, Bandung akhirnya kebagian juga. Dan yang paling nyenengin, saya turut serta di dalamnya. Suwer, pengalaman serunya mencicipi jaringan Smartfren 4G LTE Advanced di Bandung kemaren itu, jadi hal yang gak bisa saya lupakan. Walah, kok bisa?

Begini, meskipun saya tahu pasti bahwa Network Drive Test Smartfren Smartfren 4G LTE Advanced juga akan dilakukan di Bandung, saya pesimis bisa ikutan. Da saya mah apa atuh, masih bisa jadi salah satu member Blogger Bandung juga sudah uyuhan. Sudah mah jarang kopdaran, ngeblog juga masih mood-moodan. Jadinya, begitu dapet email undangan dari Mas Fikri atas nama Smartfren, langsung aja saya iyakan. Takutnya beliau keburu berubah pikiran. Gawat, kan? Hehehehehe….

29.8.15

Tip Menyikapi Games (yang Dimainkan Anak-anak) di Ponsel Pintar

Tip-Menyikapi-Games-yang-Dimainkan-Anak-anak-di-Ponsel-Pintar

Kemaren sore, saat mau googling di hape, saya kaget banget. Kagetnya begini, di jejak pencarian via Google tersebut, ada banyak sekali kata kunci pencarian yang asing dan tidak saya kenal. Dan jelas, itu bukan saya yang mengetikkannya. Meski bukan sesuatu yang berbau porno atau pun kekerasan, kata-kata kunci pencarian itu sangat membuat saya penasaran.

Pikiran saya langsung tertuju pada A Radit. Iya, selain dia, cuma De Zaudan yang biasa minjem hape saya. Dan cuma dia yang sudah bisa baca tulis. Jelas sekali, A Raditlah 'tersangka' yang mengetikkan kata-kata kunci pencarian itu.

Untuk tahu apa yang dicari A Radit, saya pun langsung searching setiap kata-kata pencarian yang aneh tesebut. Meskipun tak menemukan hal yang 'bahaya', saya cukup 'tersadar' dengan apa yang dicari A Radit. Benar, A Radit ternyata mencari semua hal yang berhubungan dengan games kesukaannya yang ter-install di hape saya, Minecraft dan juga Clash of Clan. Dari mulai turorial cara mainnya di Youtube hingga server yang membuat dia bisa main multiplayer.