22.3.24

Mengajarkan Anak Berpuasa


Hola manteman, gimana kabar shaumnya hingga hari ini? Lancar-lancar aja kan? Alhamdulillah, saya dan orang-orang rumah juga shaumnya lancar hingga hari ini. Meskipun berhias drama ini itu, tapi semuanya bisa tamat tanpa bocor satu haripun.

Gimana juga dengan yang ikut tantangan menulis Ramadan KEB? Lancar juga? Harus ya. Kan Cuma seminggu aja. Untuk aku sih, semoga tantangan nulis kali ini bisa bikin aku istiqomah untuk apdet postingan blog secara rutin. Dan jangan cuma yang berkaitan dengan kerjaan aja. Aamiin ya robbal alamin!

Pengenalan Puasa Kepada Anak-anak Saya

Ngomongin orang-orang rumah yang lancar puasa, terutama anak-anak, pastinya jadi keingetan proses belajar yang dialami hingga bisa di titik sekarang. Semuanya tidaklah instan. Ada banyak sekali tahapan yang mereka lakukan. Bujukan-bujukan, omelan-omelan, serta maki-makian pernah saya lontarkan kepada mereka di sepanjang proses belajar berpuasa hingga tamat sebulan penuh itu. Alhamdulillah, mulai di usia 6 tahun, ke-4 anak saya sudah bisa berpuasa hingga tamat tanpa banyak drama lagi.

Pengenalan puasa dimulai sejak mereka balita. Mungkin di usia 2 – 3 tahunan. Setiap saya dan bapaknya sahur dan berbuka, kami selalu menjelaskan aktivitas yang kami lakukan tersebut. Kami bilang kami berpuasa, yakni tidak makan dan minum di siang hari; kami makan dan minum di waktu malam setelah beduk magrib; dan juga tentang sahur yang dilakukan dini hari. 

Tak jarang, saat anak-anak masih balita, kami juga mengajak mereka untuk ikut makan sahur dan juga berbuka puasa. Tak lupa, menjelang waktu berbuka juga kami sering mengajak anak-anak kami untuk ngabuburit dan berburu makanan takjil. Pokoknya, semua hal menyenangkan mengenai puasa, sebisa mungkin kami ceritakan dan kami ajak mereka langsung untuk terlibat. Pun demikian dengan saat membayar zakat fitrah dan idul fitri. 

Mulai Belajar Puasa

Di usia yang menginjak 4 tahun, saya dan bapaknya anak-anak mulai mengajak mereka untuk ikut berpuasa. Dengan adanya memori menyenangkan tentang berpuasa di tahun-tahun sebelumnya, mereka jadinya excited. Bahkan saat dibangunkan untuk makan sahur.

Tapi tentu, puasanya tidaklah langsung berjalan mulus. Mereka berpuasa secara bertahap. Ada hari berpuasa yang hingga jam 8 pagi, hingga jam 10 pagi,hingga jam 12 siang, hingga jam 3 sore, hingga akhirnya sampai di waktu beduk magrib tiba. Dan setiap anak juga punya kemampuan yang berbeda-beda. Yang paling kuat sih si sulung. Dia yang saat kecil begitu susah makan, gampang banget bisa tamat puasanya. Sebab ya itu tadi, dia susah makan. Lain halnya dengan 3 adiknya yang laki-laki semua. Mereka yang kesehariannya makan banyak, agak susah untuk bisa sampai di tahap puasa tamat sampai beduk magrib.

Secara umum, ke-4 anak saya tamat puasa hingga beduk magrib, dan tidak bocor satu haripun alias tamat selama sebulan penuh, itu mungkin sejak mereka berusia 6 tahunan. Kecuali si sulung yang dimulai hingga 5 tahunan.


Tips Mengajarkan Puasa Kepada Anak

Manteman ada yang masih punya anak kecil dan ingin mengajarkan mereka untuk berpuasa? Tips yang pernah saya lakukan kepada anak-anak saya berikut ini mungkin bisa dicoba.

1. Kenalkan nilai-nilai puasa

Ini hal pertama yang bisa teman-teman lakukan kepada anak-anak sebagai upaya mengajarkan mereka untuk berpuasa. Mengenalkan mereka tentang nilai-nilai puasa. Dari mulai mengenalkan definisi puasa, seperti apa puasa itu, kewajiban semua muslim untuk berpuasa, apa manfaat puasa, apa konsekuensi jika tidak berpuasa, dan lain-lainnya.

Pengenalan nilai-nilai puasa ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bisa dari sejak anak bisa bicara, bisa jalan, atau yang lainnya. Caranya tidak perlu dijelaskan secara lisan yang monoton seperti menguliahi. Mengenalkan mereka dengan cara bercerita, misalnya membaca buku atau menonton tayangan multimedia, tentu akan lebih disukai anak-anak.

2. Libatkan anak-anak di dalam berbagai aktivitas yang dilakukan saat kita berpuasa

Tips yang ini juga sebaiknya dilakukan sejak dini. Sebagai upaya menciptakan memori mereka tentang suasana puasa. Ajak mereka makan sahur; buka puasa bersama, ajak mereka tadarus, mengaji, tarawih, dan beribadah lainnya di bulan puasa; ajak mereka ngabuburit dan berburu takjil. Ciptakan aktivitas ini dengan suasana atau vibes yang menyenangkan. Dengan begitu, di memori anak tertanam kesan bahwa puasa itu memanglah menyenangkan, dan tak hanya sebagai pelaksanaan dari kewajiban umat muslim.

3. Ajak mereka untuk ikut berpuasa

Setelah anak tahu apa itu puasa dan sudah tahu betapa menyenangkannya puasa dan suasana bulan puasa, ajak anak-anak untuk berpuasa. Pastinya, kita harus lebih bisa bersabar juga jika anak misalnya tidak mau bangun sahur atau merengek-rengek minta tidak puasa. Apalagi jika itu merupakan puasa pertama yang mereka lakukan.

Dengan nada bicara yang lemah lembut, ajak mereka berpuasa sekuat yang mereka mampu. Jika kuatnya sampai jam 8 pagi, jam 10 pagi, jam 12 siang, atau jam 3 sore, kita bilang saja tidak apa-apa. Namanya juga belajar. Ya lebih bagus memang jika bisa tamat hingga beduk magrib tiba.

4. Sajikan makanan dan minuman buka puasa/sahur yang mereka suka

Makanan kesukaan tentu bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Dengan menyajikan makanan atau minuman favorit yang sangat disukai anak-anak kita, jadinya mereka akan bisa semangat untuk berpuasa. Jadinya mereka bisa menahan lapar dan haus karena akan makan dan minum kesukaannya saat waktu berbuka tiba. Pun demikian saat sahur. Mereka juga bisa jadi semangat untuk makan sahur karena makanannya adalah makanan kesukaan mereka.

5. Kasih reward supaya mereka semangat berpuasa

Ini dulu cara saya, adik, dan kakak-kakak saya berpuasa yang diajarkan mamah dan bapak. Mereka ngasih reward jika saya, adik, dan kakak-kakak saya bisa tamat hingga beduk magrib. Buat saya, saat itu cara ini cukup efektif. Sebab ketika kepengen batal puasa sebelum beduk magrib tiba, iming-iming reward terbayang di depan mata. Jadinya merasa sayang aja jika reward-nya batal diterima.

Iming-imignya tidak perlu yang wah. Memuji mereka dengan tulus, memberi uang jajan lebih, membelikan benda atau mainan yang diinginkan, atau misalnya jalan-jalan ke mana, juga bisa. Tapi yang mungkin mesti diingat, sistem reward ini tidak bisa selamanya diterapkan. 

Pemberian reward hanya dilakukan saat anak-anak masih kecil saja. Saat mereka masih banyak merengek untuk batal puasa. Seiring dengan bertambahnya usia, dan juga semakin seringnya ikut berpuasa, reward ini tidak perlu lagi. Apalagi jika anak-anak sudah bersekolah. Melihat teman-temannya yang tamat puasa pastinya akan membuat mereka malu untuk tidak tamat puasanya. Otomatis, mereka akan berusaha sekuat mungkin untuk bisa tamat puasa.

Punya Tips yang Lainnya?

Itu dia beberapa tips yang saya lakukan di dalam mengajarkan anak untuk berpuasa. Setiap tipsnya tidak selalu harus di waktu yang sama. Bisa jadi malah di tahun yang berbeda. Waktu mengajarkan ke tiap anak juga berbeda-beda. Tergantung pada kondisi masing-masing anak. Tapi meskipun begitu, target saya hampir sama, yakni membuat anak-anak saya bisa tamat puasa, syukur-syukur bisa sebulan penuh, itu ketika mereka menginjak usia 6 tahun. Atau saat mereka sudah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Teman-teman punya tips lain di dalam mengajarkan anak-anak berpuasa? Yuk sharing yuk supaya teman-teman lain yang mungkin sedang kebingungan ngajarin anaknya untuk berpuasa, bisa dapat ide baru. Atau malah nantinya teman-teman yang dapat masukan dari teman lain yang ikut sharing. Mengajarkan anak-anak untuk bisa berpuasa tamat sebulan penuh tentu merupakan kewajiban kita sebagai orang tua. Jadi sudah seharusnya kita semua melakukan itu. 

Oke deh manteman, sampe di sini cerita kali ini. Semoga bermanfaat!

Buka puasa bersama di luar


19 komentar:

  1. Aku dulu anak2 awalnya pake reward. Klo berhasil dapat tambahan uang jajan 300 rb. Nah semangat tuh. Lama2 akhirnya tanpa reward terbiasa puasa.

    BalasHapus
  2. Iya pas SD diajarkan berpuasa tidak terlalu susah karena sekolahnya kan sekolah Islam paling di rumah merengek lapar dialihkan dengan main monopoli, baca buku dan lainnya hihi

    BalasHapus
  3. Menyajikan makanan dan minuman yang disukai anak-anak, ini juga salah satu trik saya mbak. Biasanya saya tanya, nanti mau makan sahur sama apa? Kalau buka puasa sih anak-anak nggak pilih-pilih, soalnya kan emang laper ya, jadi makanan apapun enak.

    BalasHapus
  4. Ooh gak langsung puasa bedug tapi awalnya jam 8 pagi, 10 pagi, dan seterusnya ya? Udah bagus banget itu Kak anak2nya bisa puasa full di usia 6 tahun, kuat2 semua.

    BalasHapus
  5. Pengenalan puasanya memang sejak dini. Tapi, progresnya bisa berbeda-beda. Kayak anak-anak saya, nih, yang bungsu agak lama mulai bisa kuat sampai Maghrib. Reward tetap saya kasih biar mereka semangat

    BalasHapus
  6. Rewardnya sesekali buka puasa di luar. Ini sebenarnya reward buatku juga, ga perlu masak, hahah... alhamdulillah anakku yang SD bisa berpuasa sampai maghrib dan minim drama

    BalasHapus
  7. Alhamdhulilah anakku yg kecil mulai nyoba puasa tahun kemarin. Masih setengah hari dan aku ga maksa dia udah mau puasa aja udh seneng aku. Aku kasih reward juga sbg apresiasi alhamdhulikah takun ni tanpa disuruh udah jalans endiri bahkan udah bisa puasa full sehari tanpa mengeluh

    BalasHapus
  8. Zaman game online seperti sekarang, ada yang kasih reward diamond (FF) atau robux (roblox) ga ya?

    BalasHapus
  9. MashaAllaa~
    Persis, teh.. Anakku yang pertama juga picky gitu kaan.. Jadi kalau diajakin puasa, malah mashaAllaa.. seneng. Jadi, bersyukur banget Allah beri kemudahan. Semoga mengajarkan anak-anak puasa sejak dini membuat mereka semakin dekat dengan RabbNya. Aamiin~

    BalasHapus
  10. Anakku mulai puasa waktu dia usia 6 tahun, tapi waktu umur 5 tahun sudah mulai kita ajarin tapi masih setengah hari gitu. Kalau sekarang sudah 10 tahun dan anaknya lebih excited menanti bulan Ramadan.

    BalasHapus
  11. Terima kasih banyak untuk tipsnya ya Teh. Bikin menu makanan dan minuman yang disukai anak-anak saat buka puasa ini memang benar-benar manjur. Anak-anak seakan menunggu reward mereka setelah puasa seharian. Kalau Ramadan datang anak-anak selalu menunggu rewardnya nih. Terutama kalau bisa ikut puasa Ramadan sehari penuh. Aku jadi galau antara sedih, senang dan geli sama kelakuan mereka.

    BalasHapus
  12. Pengalaman 3 anakku beda-beda, yang anak pertama sedikit susah, ngeluh terus dulu masa SD wkwkkw. Kalau yang no dua dan empat juara banget deh, mau sahur atau gak karena telat dan ga enak badan, tetap puasa. Awalnya memang setengah hari, lama-laam full dan aku gak kasih target usia..selama mereka belum baleq masih aku bebasin bukan zuhur..meski pada perjalanannya mereka bisa full

    BalasHapus
  13. Karena belum punya anak, aku share pengalaman puasa waktu kecil yang kalau puasanya tamat dikasih reward baju baru atau uang di akhir Ramadan. Gitu aja udah bikin semangat puasanya. Tapi pas kelas 6 SD aku sedih karena tiba-tiba haid jadi puasanya bolong nggak dapet reward lagi deh wkwk.

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah di sini juga puasa semua, tapi terus terang aku ma ayahnya gak pernah janjiin reward apapun, tapi pas lebaran ya paling diajak makan di luar atau gmn lha, cuma gak pernah sebut2.
    Mungkin kami terbantu krn ustadzah di TPA kasi pemahaman soal puasa krn kajian buat anak2 lumayan rutin.
    Tapi setuju sebaiknya dikenalkan alon2 yaa, dulu anak2 juga mulainya dari puasa sekuatnya dulu, sampai akhirnya bisa full.

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah di sini juga puasa semua, tapi terus terang aku ma ayahnya gak pernah janjiin reward apapun, tapi pas lebaran ya paling diajak makan di luar atau gmn lha, cuma gak pernah sebut2.
    Mungkin kami terbantu krn ustadzah di TPA kasi pemahaman soal puasa krn kajian buat anak2 lumayan rutin.
    Tapi setuju sebaiknya dikenalkan alon2 yaa, dulu anak2 juga mulainya dari puasa sekuatnya dulu, sampai akhirnya bisa full.

    BalasHapus
  16. Aku gak pernah janji kasih reward apa apa
    Namun kalau misal lebaran punya uang, dia bisa checkout produk DIY yang dia suka
    Tapi kalau ga ada uang yaa sabar nabungnya

    BalasHapus
  17. Klo masih kecil memang terkadang perlu juga kasih reward. Bener... yang pas masih heboh merengek-rengek minta batal itu hehehee... Anak saya mungkin sekitar umur 6 sampai 8 tahun deh kayaknya baru bisa full puasanya. Saya syukuri banget karena banyak teman-temannya yang sampai usia lebih dari itu belum berpuasa penuh.

    BalasHapus
  18. Anonim09.55

    aku waktu kecil diajarin puasa jg sm ortu. awalnya 1/2 hari, lama2 dinaikin levelnya

    BalasHapus
  19. Dulu aku juga diajari puasa dengan sistem yang kurang lebih kayak gitu Mak. Dikasih reward kalau bisa 30 hari full puasa. Alhamdulillah berhasil dan malah nggak perlu reward2 duniawi lagi di puasa berikutnyaa hahaha

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)