2.2.13

Zat-zat Kimia Cinta


            Saat seseorang jatuh cinta, banyak sekali zat-zat kimia yang berperan di dalam tubuh manusia tersebut. Zat-zat itu tidak hanya mengalir di dalam tubuhnya saja tetapi juga di otak sehingga mengaktifkan bagian-bagian tertentu dari otak untuk bekerja lebih optimal. Pada akhirnya, muncullah sensasi atau tindakan nyata yang dilakukan dari manusia yang jatuh cinta tersebut. Apa sajakah zat-zat kimia yang berperan saat manusia sedang jatuh cinta?
Kortisol
            Kita mungkin sering mendengar kata kortisol. Akan tetapi, tahukah kita apa sebenarnya kortisol itu? Kortisol adalah sebuah hormon steroid yang diproduksi di dalam korteks kelenjar adrenal. Kortisol mempunyai peran dalam mengatur tekanan darah, fungsi jantung, dan penggunaan lemak tubuh, protein, dan karbohidrat. Kortisol juga terlibat dalam metabolisme glukosa, pelepasan insulin, pemeliharaan gula darah, dan respon inflamasi. Tak hanya itu saja, kortisol juga membantu dalam menanggapi dan mengatasi ekstrem stres, trauma, dan lingkungan. Karena fungsi yang disebutkan terakhir, kortisol sering disebut sebagai hormon stres.
Saat sedang jatuh cinta, kortisol akan mengalami peningkatan (tetapi masih dalam tingkatan wajar). Itu sebabnya, ketika jatuh cinta, orang biasanya mempunyai tingkat stres yang tinggi; tingkat respon tubuh/kesigapan yang tinggi; namun mengesampingkan rasa sakit/menurunnya sensitivitas terhadap rasa sakit.
Sebaliknya, ketika seseorang sedang patah hati, kadar kortisol tubuh akan mengalami penurunan. Akibatnya, dia bisa mengalami stres berkepanjangan. Efek lebih lanjut dari itu, penurunan kortisol yang berada di luar jumlah normal, bisa menyebabkan penekanan fungsi tiroid; gangguan kognitif; tekanan darah meningkat; penurunan kepadatan tulang; dan ketidakseimbangan gula darah.
Dopamin
Dopamin adalah sebuah neurotransmitter (cairan kimia penyampai pesan sel saraf) yang disebut sebagai pemberi sensasi kenikmatan. Hal ini karena dopamin biasanya ke luar dan aktif saat tubuh sedang dalam keadaan senang.
Saat jatuh cinta, kadar dopamin tubuh akan meningkat dan aktif. Itu sebabnya, orang yang sedang jatuh cinta mengalami peningkatan kesenangan yang tinggi; memiliki motivasi yang tinggi; dan mengalami penurunan tingkat kesedihan.
Kekurangan dopamin dapat mengakibatkan Penyakit Parkinson. Bahkan para ahli percaya bahwa penyakit kecanduan terhadap apapun berkaitan erat dengan fungsi dopamin.
Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon yang juga bertindak sebagai neurotransmitter di otak.
Pada manusia, oksitosin
biasanya dihasilkan pada saat dua manusia saling berpegangan, saling menyentuh, atau pada saat berhubungan intim. Pada wanita, pelepasan oksitosin dalam jumlah besar terjadi beberapa saat setelah masa persalinan dan pada masa stimulasi puting susu oleh bayi. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi kelahiran dan menyusui bayi yang baru lahir.
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis yang ada di otak. Secara umum, oksitosin mempunyai fungsi dalam pengendalian gairah seksual; sistem koordinasi; memfasilitasi kelahiran bayi; memberikan rasa kepercayaan diri dan mengurangi rasa takut; mempengaruhi kemurahan hati dengan meningkatkan empati; pengontrolan toleransi terhadap obat adiktif meningkatkan perasaan cinta, empati, dan koneksi kepada orang lain; dan masih banyak lagi.
Vasopressin
Vasopresin juga merupakan golongan neurotransmitter. Vasopresin berperan besar dalam hal peningkatan gairah seksual; peningkatan daya tarik fisik; dan penurunan rasa gelisah. Oleh karena itu, pada saat orang jatuh cinta, tubuh orang tersebut akan mengalami peningkatan kadar vasopressin yang akhirnya membuat dia dikuasai oleh pengaruh zat kimia yang satu ini.
Serotonin
Serotonin merupakan neurotransmitter yang paling terkenal dari semua 100 neurotransmitter yang sudah ditemukan para ahli hingga hari ini. Serotonin dibuat dari asam amino triptofan. Fungsinya ternyata saling mengimbangi dengan neurotransmitter dopamine. Jadi jika kadar serotonin naik, kadar dopamine akan turun. Begitu juga sebaliknya. Hal yang sedikit berbeda adalah fungsinya. Ya, di sini serotonin mempunyai fungsi yang lebih banyak daripada dopamine.
Secara umum, fungsi-fungsi serotonin tersebut di antaranya adalah mengatur tidur; meningkatkan suasana hati; mengatur nafsu makan; mengontrol kemarahan dan agresi; mengatur suhu tubuh; meningkatkan kondisi emosional; serta berperan dalam hal gairah seksual.
Kadar serotonin yang rendah dapat memicu tubuh untuk depresi, cemas, paranoid, skizofrenia, gangguan kecemasan sosial, gangguan obsesif-kompulsif, agresi, migrain, kecenderungan bulimia, kecanduan seksual, keinginan perjudian, kelebihan berat badan, libido rendah, disfungsi ereksi, perilaku antisosial, dan lain sebagainya.
Estrogen
Estrogen merupakan hormone seksual yang berperan dalam pengembangan sifat-sifat dan karakteristik seksual sekunder pada wanita. Sifat dan karakteristik sekunder ini yang dikontrol estrogen ini misalnya saja seperti proses reproduksi, pembesaran payudara, pembesaran pinggul dan lain-lain. Karena hal itulah, estrogen sering disebut sebagai hormon wanita. Meskipun estrogen juga diproduksi pria dalam jumlah yang kecil. Estrogen dihasilkan di dalam ovarium.
Pada wanita, estrogen mempunyai fungsi yang penting, seperti pengembangan saluran reproduksi; perkembangan payudara, distribusi lemak di bagian tubuh yang berbeda (paha, pinggul dan bokong); memberikan fasilitas konsepsi (menunjang kehamilan); meningkatkan kepadatan tulang; menunjang kesehatan jantung; pelumasan vagina pada saat berhubungan seksual; mengoptimalkan fungsi otak; dan lain-lain.
Kekurangan estrogen dapat mengakibatkan menurunnya gairah seksual; cemas dan mudah panik; mudah marah; sakit kepala dan serangan migren; kelelahan; sering infeksi vagina; dan masih banyak lagi.
Testosteron
Testosteron adalah hormon steroid yang dikeluarkan testis. Hormon ini merupakan hormon seks utama pria. Walaupun pada wanita, hormon ini juga ada dalam jumlah yang kecil dan dihasilkan oleh ovarium. Fungsi utamanya berperan dalam perkembangan seksual sekunder pria. Misalnya saja seperti tumbuhnya jakun; perubahan dada yang menjadi bidang; dan lain-lain.
Tubuh yang kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan kelemahan otot atau gangguan seksual, seperti disfungsi ereksi. Pada saat jatuh cinta, kadar testosteron yang naik akan mengakibatkan orang tersebut mengalami peningkatan gairah seksual; peningkatan daya tarik fisik; dan penurunan rasa gelisah.
Adrenalin
Adrenalin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Fungsi utama hormon ini adalah merangsang denyut jantung dan melebarkan saluran udara. Adrenalin secara alami diproduksi saat tubuh berada dalam situasi stres tinggi atau saat fisik berada dalam kondisi yang menyenangkan. Misalnya saat jatuh cinta.
Efek yang terjadi saat jatuh cinta adalah naiknya kadar adrenalin. Itu sebabnya, saat jatuh cinta, orang tersebut akan mengalami rasa termotivasi; penurunan rasa takut; dan rasa senang yang tinggi.
Feniletilamin
            Feniletilamin (Phenylethylamine = PEA) merupakan golongan alkaloid yang termasuk neurotransmitter. Zat kimia yang satu ini berperan besar dalam hal menciptakan perasaan positif. Tak hanya ditemukan secara alami di dalam tubuh, feniletilamin juga bisa ditemukan pada makanan. Misalnya pada cokelat.
            Karena fungsi dari feniletilamin inilah, mungkin asal-usul mengapa orang yang jatuh cinta sering memberi cokelat. Selain untuk menenangkan perasaan dan membuat berpikir positif, hal ini ternyata karena cokelat sejak lama dipercaya sebagai aprodisiak yang bisa meningkatkan gairan cinta. Dan ini tentu karena cokelat mempunyai kadar feniletilamin yang tinggi.
           
@niaharyanto
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)