2.2.13

Ginkgo biloba, Tak Hanya Meningkatkan Daya Ingat


Kita tahu, penambahan usia, kebiasaan hidup, serta zat-zat kimia memberi dampak yang sangat kompleks bagi tubuh kita. Efek itu bisa berupa proses penuaan, timbulnya penyakit, bahkan hingga kematian. Kita juga tentu familiar dengan istilah radikal bebas. Ya, bagaimana tidak, molekul yang kehilangan satu atau lebih elektronnya ini sangat labil dan agresif untuk ‘merampok’ elektron milik molekul lain dengan cara mengikatkan diri dengan molekul yang dituju.
            Serbuan radikal bebas secara terus menerus inilah yang akhirnya menyebabkan efek-efek pada tubuh kita seperti proses penuaan hingga penyakit serius. Salah satu contohnya yaitu kerusakan pembuluh darah yang memicu penyakit lain seperti arterosklerosis, stroke, demensia (kepikunan) dan hipertensi. Dan jika menyerang sel otak, akan mempercepat kerusakan dan proses penuaan pada otak yang berakibat kepikunan dini. Otak terdiri atas 100 miliar sel neuron. Jumlah itu menyusut 50 000 – 100 000 sel setiap hari sejak usia 30 tahun. Akibatnya terjadi penurunan fungsi otak secara wajar (gampang lupa) maupun  penurunan fungsi kognitif yang tak wajar (lupa akan hal yang baru saja terjadi) atau pikun.
            Kebiasaan hidup sehat seperti berolah raga teratur, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang serta hidup terbebas dari polutan zat-zat kimia, tetap menjadi cara untuk menghindari serangan molekul radikal bebas.
            Akan tetapi beberapa tahun terakhir kita sering mendengar tentang beberapa tanaman yang ditengarai mempunyai khasiat sebagai antioksidan, yaitu zat yang mempunyai kemampuan menolak molekul radikal bebas.
Dari sekian banyak tanaman itu, tersebutlah Ginkgo biloba yang tahun-tahun belakangan ini begitu akrab di telinga kita. Dalam suatu ensiklopedia dikatakan bahwa Ginkgo biloba yang biasa disebut dengan maidenhair tree adalah sejenis tanaman hias. Tanaman ini sudah hidup sejak 190 juta tahun bahkan 250 juta tahun yang lalu dengan tinggi bisa mencapai 36 meter.
Di Amerika utara dan Eropa, tanaman ini biasa dijadikan tanaman hias pinggir jala, sedangkan di Jepang dan China, tanaman ini telah dijadikan tanaman hias pada candi-candi sejak beberapa abad yang lalu.
Ginko biloba saat ini sudah tersebar keseluruh dunia yang memiliki suhu cenderung dingin. Pohon Ginkgo banyak diminnati karena selain indah, bentuknya juga tahan terhadap hama. Penyakit, dan mengurangi polusi udara. Berbeda dengan genus Ginkgo yang lainnya yang biasanya selalu evergreen atau selalu berdaun hijau, pohon Ginkgo biloba selalu berubah kekuningan bahkan meskipun di Indonesia tidak memiliki musim gugur, pohon imiran ini tetapi menggugurkan daunnya ketika musim kemarau.
Ekstrak alami tanaman ini mengandung asam organik yaitu asam kinurenat dan asam folat, kemudian flavone glyosides (senyawa flavonoid dan terpen) yang berkhasiat menghambat kerusakan membran sel neuron, menghambat pembentukan radikal bebas nitrit oksida, melebarkan pembuluh darah, serta menghambat pembetukan PAF (platelet Activating Factor) yaitu suatu butir darah merah kental yang menghambat aliran darah ke otak dan daerah periferi lainnya. Dengan penghambatan pembentukan PAF tersebut, aliran darah menjadi lebih lancar dan kebutuhan sel otak serta sel-sel tubuh lainnya terhadap oksigen lebih mudah terpenuhi sehingga otak dan tubuh menjadi lebih segar.
Dalam suatu laporan dikatakan bahwa Ginkgo biloba dapat meningkatkan jumlah saraf transmisi dan jumlah sisi reseptor pada saraf transmisi. Fraksi ekstrak Ginkgo biloba terdiri atas flavonoid quercetin, kaemferol dan isorhamnetin serta terpenoid ginkgolides dan bilobalides. Aktivitas antioksidan Ginkgo biloba lebih baik daripada antioksidan yang dikandung biji gandum dan alfalfa yang digunakan sebagai penjaga aktivitas radikal bebas dan kerusakan yang disebabkan oleh reaksi oksidatifnya.
Berbagai penelitian untuk meneliti khasiat ekstrak alami Ginkgo biloba telah banyak dilakukan dan hasilnya pun sangat menggembirakan, seperti temuan Universitas California yang menyatakan bahwa ekstrak Ginkgo biloba dapat mengatasai masalah seksual pada 84 % pria yang mengkonsumsi obat anti depresan seperti Prozac, dimana dosis yang dianjurkan adalah 80 mg tiga kali sehari.
Penelitian lain yang juga telah lolos uji klinis yaitu pengujian terhadap suatu ekstrak Ginkgo biloba produksi perusahaan farmasi Perancis Beaufour Ipsen yang diberi nama Egb-761. ekstrak ini, efek, kemanjuran dan keamanan klinisnya telah dibuktikan secara luas.
Seperti tanaman aslinya, akstrak alami Ginkgo biloba ini mempunyai efek memperbaiki aliran darah, meningkatkan peredaran darah ke atak, efek antioksidan, meningkatkan metabolisme sel otak (neuron) dan fungsi neurotransmisi (aliran sinyal sel saraf). Singkatnya memiliki efek neuroprotektif dan mampu meningkatkan fungsi serta kinerja neuron secara alami.
Salah satu preparat yang diujicobakan kemanjurannya adalah ekstrak Ginkgo biloba yang konstituen aktif utamanya adalah Ginkgo flavonoid (24%) dan terpene-lactone (6%). Walau belum sepenuhnya diketahui, aksi ekstrak Ginkgo biloba terhadap sel-sel saraf merupakan hasil dari efek sinergis multipel berbagai zat yang terdapat dalam ekstrak tersebut.
Telah dibuktikan pula bahwa Ginkgolide merupakan antagonis yang poten terhadap faktor aktivasi trombosit sehingga dapat berefek langsung terhadap fungsi saraf dan pengaturan proses inflamasi. Pada sisi lain, flavonoid diketahui mempunyai sifat antioksidan yang turut menurunkan tekanan oksidasi serta peroksidasi dari membran saraf. Kedua mekanisme tersebut mungkin memainkan peranan penting pada patofisiologi dari penyakit alzheimer.
Alasan-alasan ini yang kemudian menjadi landasan Pierre L. Le Bars dan koleganya untuk meneliti efek ekstrak Ginkgo biloba pada kelainan demensia (kepikunan). Pasien yang diujikan berusia diatas 45 tahun dengan diagnosis alzheimer tanpa komplikasi atau demensia multi-infark.
Pada minggu ke 12, 26 dan 52 dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pengaruh EGb kepada pasien. Pengukuran terhadap efek EGb dilakukan melalui 3 cara, yaitu pengukuran perubahan kognitif pasien alzheimer, kemudian perubahan aktifitas sehari-hari dan kehidupan sosial serta pengukuran kemajuan kondisi klinis pasien.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak Ginkgo biloba menghasilkan efek positif pada pasien-paien dengan kelainan demensia, sehingga dapat dipertimbangkan pemberian ekstrak ini sebagai terapi adjuvan atau terapi alternatif dari preparat antikolinesterase. Walaupun harus dilakukan penelitian lebih lanjut tentang  hubungan dosis-respon dari ekstrak ini.
Tah hanya dalam bentuk obat dan suplemen, ternyata akhir-akhir ini, ekstrak Ginkgo biloba sudah dikembangkan sebagai bahan tambahan makanan dan minuman yng hasilnya dikatakan baik. Bahkan Chen dan kawan-kawan dari Universitas Guang Xi, mencoba membuat jus yang terbuat dari buah-buahan dengan tambahan ekstrak Ginkgo biloba yang berkhasiat sebagai makanan kesehatan terutama cocok untuk penderita jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)