2.2.13

Aneka Khasiat dan Manfaat Jamur



 Di zaman sekarang ini, tak perlu menunggu musim hujan untuk mendapatkan jamur. Kapanpun dan dimanapun kita bisa mengolah dan menyantap jamur. Berbeda dengan dulu, jamur didapat dengan cara memungut langsung dari alam tanpa budidaya.
            Jamur tak hanya disukai orang-orang semoderen sekarang, raja-raja Mesir dan Yunani kuno di abad sebelum masehi konon menyukainya. Rasanya yang lezat menjadikan jamur disebut sebagai makanan para dewa seperti halnya coklat.
            Makan untuk enak dan kenyang bukan lagi alasan utama masyarakat mutakhir dalam mengisi perut. Khasiat, manfaat dan gizi yang dikandung bahan makanan, kini menjadi prioritas pilihan. Tujuannya tentu saja untuk kesehatan tubuh. Tak heran berbagai jenis jamur menjadi bagian dari menu favorit.
Kandungan gizi jamur
Dari hasil penelitian, jamur yang biasa kita makan, rata-rata mengandung 14-35 % protein. Dibadingkan dengan beras (7, 38 %) dan gandum (13,2 %), jamur berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur ada 9 jenis dari total 20 jenis yang kita kenal yaitu Lysin, methionin, tryphtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Sedangkan besar kalori yang dikandung jamur adalah 100 kj/100 gram dengan 72 % lemak tak jenuh (unsaturated). Jamur juga kaya akan vitamin diantaranya B1 (thiamin), B2 (riboflavin), niasin dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca, Na, Mg, Mn, Zn dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, kandungannya 7,4- 24,6 % sehingga cocok untuk para pelaku diet.
            Menurut hasil riset di Massachusset University, Riboflavin, asam nicotinat, panthotenat dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak.

Pleurotus ostreatus

            Senada dengan penelitian tersebut, secara spesifik, Beta Glucan Health Center mengatakan bahwa jamur tiram yang bernama latin Pleurotus Ostreatus atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Oyster Mushroom mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol serta bertindak sebagai anti oksidan.
            Jamur tiram, di Jepang disebut sebahai Hiratake, mengandung protein 19-30 %, karbohidrat 50-60 %, asam amino, vit B1, B2, B3, B5, B7, Vitamin C, Mineral Calsium, Besi, Mg, Fosfor, K,P, S, Zn. Menurut penelitian, kandungan logam  yang ada pada jamur masih jauh di bawah ambang abtas yang ditetapkan Undang-Undang Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954, sehingga aman untuk dikonsumsi.
            Dari penelitian yang dilakukan Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus, dimana 100 % sayuran, mengandung protein tinggi, kaya vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori, bagus untuk liver, pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan, antiviral (anti virus), anti kanker, mudah dimasak dan dicerna dengan rasa yang enak pula.
Dari penelitian lain yang dilakukan Dept. sains Kementrian Industri Thailand, didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 %, karbohidrat 50,59 %, serat 1,56 %, lemak 0,17 %. Per 100 gram jamur tiram segar, mengandung 45,65 kj kalori; 8,9 mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B1; 0,75 mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C. selain itu jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia. Dibandingkan dengan daging ayam yang kadungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram dan vitamin Cnya 0,0 gram maka kandungan gizi jamur masih lebih komplet. Sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Hasil dari penelitian Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang Natural Product with Hypolipemic and Antioxidant Effect, telah dilakukan studi pada sebuah grup dengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1, usia setengah umur dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama 1 bulan mereka mengkonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulannya, secara statistik sangat menjanjikan yakni kolesterol dan serum turun 12,6 % dan trigliserol turun 27,2 %. Jamur tiram disini dikatakan mempunyai efek antioksidan dengan turunnya peroksidasi di dalam eritrosit.

Beta D Glucans

Sejak tahun 1960, para peneliti jamur telah melakukan riset berbagai khasiat jamur, dan beberapa tahun terakhir diketahui adanya polisakarida khususnya Beta – D – Glucan yang mempunyai efek positif sebagai anti tumor, anti kanker, anti virus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, anti jamur, anti bakteri dan dapat meningkatkan system imun. Pada jamur tiram produk ini disebut sebgai plovastin yang dipasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
Beta-D-glucans yang ada pada jamur tiram bisa juga diisolasi untuk digunakan dan dicampur pada krim, salep, suspensi atau bedak untuk perawatan wajah. Formulasi ini sudah digunakan pada perusahaan kosmetik, (Estee Lauder, Clinique), dimana konsentrasinya 0,5-2 %. Mekanismenya sendiri adalah dengan cara mengikat air sehingga kulit menjadi lembab dan sebagai anti inflamasi. Percobaan terhadap 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik, 18,2 % sembuh total.

Ganoderma

            Sedangkan menurut para peneliti di Jepang dan China, jamur Ganoderma (spesies applanatum dan Lucidum), ekstrak rebusan keduanya bermanfaat untuk system kekebalan tubuh. Keduanya mengandung senyawa polisakarida Beta – D- Glcans dengan rantai panjang , sekita 8 buah yang berkhasiat sebagai anti tumor, serta mengandung asam polioksigenasi tetrasiklik triterpen yang disebut asam apllanoksalat A-H yang menunjukan aktivitas terhadap Epstein-Barr virus Early Antigen (EBV-EA) yakni virus aktif yang terbentuk dari sel ragi yang dirangsang bahan pengaktif sel (tetra dekanoiforbol-0-13-asetat). Jamur Ganoderma juga sangat baik untuk mengobati alergi, asma, hepatitis, hepatitis B laten, TBC, rasa nyeri, menurunkan panas, memperbaiki pencernaan, mencairkan dahak dan secara umum baik untuk paru-paru.
            Selain banyaknya zat berguna di dalam jamur, kita juga harus hati-hati dalam mengkonsumsinya. Tak semua jamur bermanfaat, ada juga yang beracun, bahkan ada juga jamur yang kini dilarang untuk dibudidayakan dan dikonsumsi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satunya yaitu jamur yang biasa dipakai untuk ritual suku Indian, orang India dan China yang ternyata merupakan jamur bergolongan Psilocybe.
             Jamur berbahaya
Jamur Psilocybe mengandung zat yang disebut sebagai psilosibin yaitu senyawa kimia yang menyebabkan orang yang memakannya mengalami halusinasi atau kita biasa menyebutnya fly.
            Senyawa beracun lain yang umumnya ada pada jamur liar adalah kholin, Falin, Atropin dan asam helvet yang kesemuanya mematikan hanya dengan dosis kecil. Sedangkan contoh Amanita, Lepoita, Russula, Collybia dan Boletus. jamur yang bercun itu antara lain jamur Jadi berhati-hatilah dalam mengkonsumsi jamur.


@niaharyanto
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, November 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)