23.5.24

#KEBIntimate Series with Kartika Soeminar, Mengenal Narcissistic Personality Disorder (NPD) Lebih Jauh

Saya dan Mbak Kartika Soeminar

Manteman, sering denger istilah NPD, gak? Iya, Narcissistic Personality Disorder (NPD). Saya sih, kayaknya baru tahu dengan istilah tersebut mulai akhir Desember tahun lalu, tahun 2023. Saat itu, saya tahu dari IG stories seorang teman. Dia yang saat itu baru cerai dengan suaminya, banyak sekali menyinggung tentang NPD. Saya yang merasa asing, langsung saja searching di Google dan mencari tahu mengenai apa itu NPD. 

Menurut klikdokter.com, Narcissistic Personality Disorder atau yang biasa disebut dengan NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan kepercayaan diri yang tinggi, namun memiliki empati yang rendah.

#KEBIntimate Series with Kartika Soeminar

Sedikit tahu mengenai NPD membuat saya penasaran. Itu sebabnya, begitu saya tahu info adanya IG Live #KEBIntimate yang membahas tentang NPD, saya excited menyimaknya. Penasaran sekali dengan segala tentang itu. Apalagi narasumbernya merupakan #NPDsurvivor yang pernah hidup bersama dengan orang NPD selama 23 tahun, Mbak Kartika Soeminar.

Saya semakin excited begitu tahu #KEBIntimate yang membahas tentang NPD ini juga akan ada eventnya di tiap kota, di mana Bandung masuk ke dalam salah satu kota yang akan didatangi untuk membahas mengenai NPD ini.

Alhamdulillah, Sabtu, 18 Mei 2024 lalu, saya bersama dengan teman-teman dari Emak-emak Blogger Bandung lainnya berkesempatan ikut hadir di event KEB Intimate Session With Kartika Soeminar, Break The Silence: 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor, yang bertempat di Lawangwangi Creative Space, Jl. Dago Giri No.99, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.


Break The Silence: 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor

Acara #KEBIntimate hari itu diawali MakPon Mak Mira Sahid, yang saat itu menjadi MC, dengan perkenalan Mbak Kartika Soeminar. Seorang wanita pengusaha asal Jawa yang kini tinggal di Bali.

MakPon Mak Mira Sahid

Sungguh, siapa pun yang melihatnya, pasti tak akan pernah menyangka bahwa beliau yang begitu cantik, percaya diri, ramah, dan penuh kharisma tersebut, ternyata seorang survivor yang hidup dengan orang yang mengidap NPD selama 23 tahun. Menyimak semua penuturannya, dan sekilas video tentang beliau, sangatlah menyayat hati. 

Mbak Kartika pun menceritakan kisah hidupnya. Dia berkenalan dengan seorang pria berkewarganegaraan asing, yang kemudian menjadi cinta pertamanya, di mana saat itu dia berusia 24 tahun. Nah berbekal rasa cintanya tersebut, sekalipun Mbak Kartika masih berusia muda, dan dengan masa pacaran yang cukup singkat, yakni hanya tiga bulan saja, Mbak Kartika merasa yakin untuk menikah. Sebab di masa pacaran tersebut, pacarnya tersebut terlihat begitu mencintainya. Memberinya ini itu dan membanjirinya dengan cinta dan kasih saying yang membuat Mbak Kartika menjadi sangat percaya. 

Apa yang dibayangkan Mbak Kartika ternyata salah besar. Kehidupan yang dijalaninya setelah menikah justru menjadi ujian baru. Suami yang dikira Mbak Kartika akan sangat bisa membahagiakannya ternyata pengidap NPD. 

Tak hanya di awal-awal pernikahannya saja. Hingga 23 tahun usia pernikahan pun, suaminya tak kunjung berubah. Meskipun beliau tak mendapat kekerasan fisik atau KDRT, tetapi beliau mendapat kekerasan secara verbal yang menyiksa mental. Dan inilah yang membuat hidup Mbak Kartika saat itu terasa bagaikan di neraka. Beliau juga mengalami fase depresi kronis. 

Mbak Kartika Soeminar

Beruntung Mbak Kartika dikelilingi orang-orang yang peduli. Keluarga dan teman-temannya sangat menyayanginya. Sehingga ketika seorang temannya yang kebetulan mengerti mengenai NPD, memberinya banyak insight tentang penyakit kejiwaan tersebut. Dan untuk mencari lebih jauh mengenai NPD ini, Mbak Kartika pun banyak membaca buku tentang segala halnya. Inilah yang menjadi titik balik bagi beliau, sehingga akhirnya berani untuk bangkit dan berontak sebagai upaya memutuskan lingkaran toksik yang dialaminya dari suaminya yang merupakan penderita NPD tersebut. 

Kampanye #BrokenButUnbroken

Kekaguman saya pada sosok Mbak Kartika tidak berhenti pada keberaniannya dalam hal bangkit untuk memutus siksaan mental dari suaminya yang merupakan penderita NPD. Lebih jauh dari itu, saya juga angkat topi pada aksi beliau di dalam membuat kampanye #BrokenButUnbroken.

Ya, ini merupakan sebuah kampanye yang dibuatnya bersama dengan Kumpulan Emak Blogger (KEB). Di kampanye tersebut, Mbak Kartika akan roadshow ke sejumlah kota besar untuk mengedukasi masyarakat, khususnya perempuan tentang pentingnya memahami gangguan kepribadian narsistik, yakni NPD, dan cara menghadapinya. 

Apa yang dilakukan Mbak Kartika ini sangatlah inspiratif. Beliau yang tahu benar seperti apa menderitanya menjadi korban pengidap NPD, sangat tidak ingin perempuan-perempuan lain mengalami hal yang sama. Dengan kata lain, Mbak Kartika sangat ingin agar perempuan-perempuan lain di luar sana, yang kini mungkin sedang menderita akibat lingkaran toksik pengidap NPD bisa berontak, bangkit, berbicara, memutuskan, dan move on. Sebab setiap perempuan berhak untuk hidup bahagia.

Ini Kata dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ (Dokter Spesialis Jiwa)

Acara kali itu tak hanya menghadirkan Mbak Kartika Soeminar. Turut hadir pula pembicara lainnya, yakni dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ yang akrab disapa dr Vivi. Beliau menerangkan semua hal mengenai NPD dari sisi medis dan kejiwaan. 

dr Vivi

Menurut dokter Vivi, NPD ini merupakan sebuah gangguan mental. Lebih tepatnya gangguan mental yang masuk ke dalam kelompok gangguan kepribadian. 

dr menyinggung, bahwa sebenarnya setiap orang memiliki sifat narsis. Akan tetapi sifat narsis ini memiliki spektrum yang luas. Untuk orang normal, level narsisnya mungkin biasa. Nah pengidap NPD, level narsisnya sangatlah ekstrim, sehingga jadinya masuk ke dalam golongan penyakit. 

dr Vivi kemudian menyebutkan faktor yang menyebabkan gangguan NPD. Faktor-faktor ini bisa dituliskan sebagai berikut. 

  • Faktor genetik. Yakni faktor yang didapat karena salah satu orang tuanya merupakan seorang pengidap NPD. Jadi kemungkinan besar, anaknya pun akan sangat bisa menjadi seorang pengidap NPD juga.
  • Faktor lingkungan. Yakni faktor yang didapat karena fungsi keluarga yang tidak berfungsi dengan baik (disfungsional). Misalnya saja akibat terlalu sering diberi pujian yang berlebihan dan tanpa batasan serta kurang tanggungjawab. Atau justru malah sebaliknya juga. Anak sering disalahkan serta diabaikan secara terus menerus dan konsisten.
  • Trauma emosional dan psikologis.
  • Model peran.
  • Kekurangan dalam pengaturan emosi.

Tak hanya faktor-faktor di atas. Gangguan NPD juga bisa timbul karena penyebab lain. Dan penyebab ini sifatnya ilmiah, Berikut ini di antaranya. 

  • Orang tua toksik dan narsistik. Yakni orang tua yang berperan sangat dominan. Termasuk di dalam mengambil setiap keputusan yang penting bagi anak. Di sini, anak-anak tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. Pendapat anak tidak pernah didengarkan.
  • Anak yang tidak dianggap. Yakni keadaan di mana anak hanya dianggap sebagai anak kecil, yang hidupnya diatur orang tua. Apa pun yang dikatakan, dirasakan, dan diinginkan anak tidaklah dianggap. Bahkan anak cenderung ditelantarkan dan terseingkirkan.
  • Trauma penolakan. Yakni keadaan di mana anak merasa ditolak. Jadinya di dalam hatinya merasa marah, benci, malu, bersalah, serta frustasi. Sehingga akhirnya muncul gangguan NPD yang menjadi tameng anak tersebut untuk membela diri.
  • Faktor keturunan. Anak merupakan peniru ulung. Ini yang sering tidak disadari. Semua perilaku orang tua itu banyak yang diwariskan kepada anak. Nah orang tua narsistik ini memberi contoh perilakunya tersebut kepada anak-anak mereka. Jadinya secara tidak sadar, sifat narsistik ini diikuti oleh anak-anaknya. Karena orang tua mereka begitu, hal tersebut dianggap sebuah kebenaran. 

Lalu bagaimana kita bisa mengenali seseorang itu narsistik di level biasa atau sudah di level NPD? dr Vivi mengungkapkannya sebagai berikut. 

  • Memiliki kesombongan dan keangkuhan yang berlebihan.
  • Memiliki fantasi terhadap kesuksesan, kekuasaan, kecantikan, dan kecerdasan.
  • Memiliki perasaan istimewa dan adanya kebutuhan akan pengakuan.
  • Selalu haus pujian dan butuh dikagumi.
  • Kurangnya rasa empati.
  • Bersifat eksploitatif.
  • Memiliki harga diri yang rendah dan rapuh.
  • Memiliki perilaku manipulatif (memutar balikkan fakta) dan mendominasi (ingin mengontrol orang sekitar).
  • Memiliki ketidakmampuan di dalam menerima kritik (antikritik) dan mudah di dalam meremehkan orang lain.
  • Memiliki masalah relasi interpersonal.
  • Memiliki ketidakstabilan emosi.

“Gejala halus dari narsistik adalah ketika kepercayaan diri seseorang melampaui batas dimana mereka secara konsisten menyiratkan bahwa mereka lebih unggul dari orang lain. Misalnya saat mengerjakan satu proyek kelompok, mereka memposisikan pendapat mereka sebagai sesuatu yang lebih berwawasan luas atau berharga.”

Seperti itulah penderita NPD menurut dr Vivi. Seseorang yang dari luar terlihat sebagai sosok yang charming, hangat, friendly, dan memiliki citra diri yang baik; akan tetapi terhadap terhadap orang terdekatnya, yang biasa disebut sebagai suplainya, bisa sangat manipulatif, sering memutarbalikkan fakta, selalu membuat korbannya merasa bersalah, sering meragukan diri sendiri, serta memposisikan dirinya sebagai korban. Padahal sebaliknya, dialah yang menjadi pelakunya. 

Tapi jangan salah juga, sifat NPD ini ada 2 jenis. Ada yang terlihat dan ada yang tersembunyi. Sifat NPD yang terlihat berupa ekspresif dan terlihat, karakteristiknya tampak, serta perilakunya juga menonjol. Adapun sifat NPD yang tersembunyi itu sifatnya lebih tertutup dan tersembunyi, lalu tampak rendah hati, sifat manipulatifnya yang halus, dan juga lebih sulit diidentifikasi.

Hal terakhir yang dipaparkan dr Vivi adalah cara menghadapi penderita NPD. Berikut ini paparannya.

  • Tetap tenang dan terkendali.
  • Buat batasan, tetap teguh, dan kuat dalam batasan.
  • Bicara dengan tenang, jelas, terbuka, dan jujur.
  • Hindari menyerang, menyalahkan, mengkritik.
  • Fokus pada fakta dan solusi.
  • Jaga keamanan, kesehatan fisik, dan mental kita.
  • Pilih pertempuran kita dengan cara tetap bijaksana dan hindari konfrontasi yang tidak perlu.
  • Pahami batasan diri kita, ingatlah bahwa kita nggak bisa mengontrol atau menyelamatkan seorang pengidap NPD.

Paparan demi paparan yang diungkapkan dr Vivi banyak yang mengejutkan. Ternyata, saya banyak gak tahu perihal NPD ini. Pantas saja, Mbak Kartika sangat ingin membuat kampanye mengenai NPD ini, sebab memang masyarakat awam banyak yang belum tahu tentang NPD. Apalagi cara untuk menghadapi para pengidapnya. 

Ah ya, dr Vivi juga mengungkapkan beberapa fakta menarik mengenai penderita NPD. Berikut ini rangkumannya.

  • Pengidap NPD tidak merasa dirinya mengidap NPD. Jadinya mereka tidak akan perah mau datang ke professional untuk mengobatinya. Jikapun ada penderita NPD yang berobat, itu karena gangguan yang lainnya. 
  • NPD ini termasuk gangguan mental yang kompleks dan sulit disembuhkan sepenuhnya. Namunpun begitu, dengan terapi yang intensif dan konsisten, perubahan bisa terjadi secara signifikan. 
  • Terapi yang diberikan pada penderita NPD bersifat psikoterapi yang meliputi psikoanalisis, psikoterapi, psikodinamis, cognitive behavioral therapy, dan juga dialectical behavioral teraphy.
  • Dari pertanyaan di acara kemaren lalu itu, ada satu lagi hal yang bisa dibilang sebagai fakta. dr Vivi menyebutkan bahwa sifat perfeksionis bukanlah sebuah ciri dari NPD. Sebab jika dalam sebuah lingkungan kerja, orang perfeksionis itu biasanya menginginkan hasil kerja tim yang bagus. Nah kalo NPD, dia justru merasa hebat sendiri. 

Wow!

Apa yang saya dapat dari acara KEB Intimate Session With Kartika Soeminar, #BreakTheSilence: 23 Years of #Narcissistic Abuse Survivor yang lalu sangat menambah wawasan banget. Apa yang saya ketahui tentang NPD sebelumnya, hanyalah secuil saja. Bersyukur banget saya bisa ikut di event yang menceritakan #KartikaSoeminarStory dan pembahasan lebih dalam tentang NPD tersebut.

Untuk teman-teman yang nantinya kotanya akan disinggahi roadshow acara serupa, ayo manfaatkan kesempatan yang akan datang. Dijamin insightful banget. Dan pastinya akan membuat kita jadi lebih aware dengan gangguan mental yang Bernama NPD ini. Dan pastinya, ini akan membuat kita aware juga pada kemungkinan adanya pihak yang manjadi korban NPD, seperti Mbak Kartika.

Semoga deh, dengan semakin luasnya sosialisasi mengenai #NPDAwareness ini, siapa pun bisa aware, bisa speak up, dan terlebih para perempuan yang sedang berada dalam lingkaran ketoksikan pengidap NPD bisa segera keluar. Bisa segera sembuh. Dan bisa segera bangkit. Sebab semua orang patut untuk hidup bahagia.

Teman-teman punya pengalaman dengan pengidap NPD? Diskusi yuk. Siapa tahu jadi nambah wawasan lebih banyak lagi dan membantu siapa pun di luar sana untuk bangkit dari ketoksikan penderita NPD. Yuk sharing, yuk!

Emak-emak Blogger Bandung

Foto bersama Emak-emak Blogger Bandung, Mbak Kartika Soeminar, MakPon Mira Sahid, dan dr Vivi


25 komentar:

  1. Asyik banget ya Kak bisa ikut acara offline KEB, apalagi ketemu ama mbak Kartika Soeminar yg jelasin pengalamannya.

    Mengenai NPD, aku kaget lho karena ada 2 orang yg kukenal adalah NPD. Dan susahh karena mereka gak sadar n gak mau terapi/ke psikolog/psikiater.


    Alhamdulillah mbak Kartika bisa lepas dari orang NPD. Mentalnya kuat banget karena bisa bertahan sampai sekarang.

    BalasHapus
  2. Saluutttt banget dgn mba Kartika 💯❤️ luar biasaaa sangat kuaattt dan punya semangat utk menguatkan perempuan-perempuan lain di luar sana, yang kini mungkin sedang menderita akibat lingkaran toksik pengidap NPD bisa berontak, bangkit, berbicara, memutuskan, dan move on. Sebab setiap perempuan berhak untuk hidup bahagia.

    BalasHapus
  3. Mbaaaaa, aku ngalamin ini pas di pernikahan pertama. Samaa case-nya, si mantan itu ga kdrt fisik, tp lebih pakai Kata2. Pokoknya sebisa mungkin aku dibuat down dan merasa kecil di depan dia.

    Kalo jalan Ama dia aja, aku dilarang liat ke depan, hrs nunduk. Pas naik motor pernah tuh aku lihat ke samping sebentar , ketauan Ama dia. Pas udh sampe rumah, dia langsung nuduh membabi buta, aku liat cowo yg sedang lewat di samping motor..kliatan dr spion katanya.

    Aku juga awal2 cendrung diam. Sampe akhirnya keterima kuliah di Malaysia, dia ngizinin Krn ga berani Ama papaku. Tapi makin menjadi. Tiap jam nelpon, dan aku hrs jawab telp nya di dering pertama. Kalo ga, dia bakal nuduh aku selingkuh dll. Dan selalu ditekanin kalo dia itu cowo keren yg digilai banyak orang ,preeeet lah.

    Sampe akhirnya ketahuan memang dia yg selingkuh selama ini. SMS nya nyasar ke aku waktu itu. Bukannya malu, malah ngamuk, katanya salah aku, Krn bikin dia kesepian, dan kata2nya makin kasar bgt. Di situ sih mataku kebuka, langsung aja minta lawyer papa urus semua divorce matter , Krn aku udh ga mau hidup Ama cowo gila begitu.

    Yg cowo model begini hrs di cut . Sbnrnya udh kliatan tanda2nya kok dr pacaran. Aku aja yg pura2 buta.

    Mulai dari perhatiannya over, tapi tetep aja dia menyelipkan hal2 seperti memuja dirinya banget. Itu udah red flag sbnrnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. salut dengan pengamalaman mb fanny..ternya suvivor NPD juga ya mbaa...gak bisa banyangin sampai spt itu perlakuannya ya..bisa langsung memutar balikkan fakta dengan mudahnya padahal jelas2 kita tidak melakukan kesalahan...bisa membuat kita jadi merasa spt yang dia tuduhkan kan bisa menuruti semua perkataannya...
      PAs masa2 pacaran biasanya dibutakan cinta ya mba merasa dia perhatian tapi sebenarnya toxic
      Apalagi mb kartika ini sudah sampai 23th pernikahan juga..usia yg cukup lama utk sebuah pernikahan entah apa saja yg sudah dialaminya,,,
      Acara KEB ini bener2 bermanfaat sekali...

      Hapus
    2. Aku baru paham sekarang mengenai NPD.
      Dan beneran semengerikan itu yaa..

      Aku pikir orang yang penuh percaya diri itu bagus.
      Means, cowok kan yaa.. percaya diri itu kaya modal awal buat berusaha lebih gigih.

      Tapi kalo over PD bahkan ke pasangan sampe gak mau ada kalah kalahnya sedikitpun, ini sakit banget siihh..

      Kadang kita suka juga kan.. kalo merasa ditinggiin sama pasangan karena uda melakukan hal-hal baik.

      Hapus
    3. Waduh, ternyata memang tanda-tandanya udah kelihatan dari pacaran ya mbak Fanny tetapi diabaikan, mungkin bepikir ga begitu ntar pasti berubah. NPD ini kayak terselubung yach, yang merasakan ya si korban. Super percaya diri dan mesti dituruti semua kata2 dan keinginannya. Alhamdulillaah mbak udah lepas darinya dan kini berbahagia dengan suami tercinta dan dicintai tulus.

      Hapus
  4. Seru banget acaranya mba, isi sharingnya juga bagus-bagus.

    Mental issue memang jadi hot topic banget di beberapa waktu terakhir. Dan NPD juga salah satu yang pernah saya dengar. Agak lucu juga ya, ini tuh penyakit mental yang penderitanya ga merasa bahwa dia menderita itu.

    Ga kayak ADHD atau OCD dimana penderitanya tuh ngerasain banget, karena emang lumayan ganggu ke kehidupan.

    BalasHapus
  5. Ngeri juga ya membayangkan kalau punya pasangan yang NPD dan tidak punya teman maupun keluarga yang dapat memberikan dukungan mental. Krn orang2 yang NPD ini pinter manipulasi dan membuat pasangannya yang malah jadi depresi. Semoga kita2 dijauhkan deh dari orang2 seperti ini :(

    BalasHapus
  6. NPD memang merupakan topik yang menarik dan penting untuk dibahas, karena masih banyak orang yang belum memahami dengan baik tentang gangguan kepribadian ini. Jika memang kita merasa pada diri atau seseorang yang kita kenal mungkin memiliki NPD, penting untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater supaya ada jalan keluar

    BalasHapus
  7. Bahaya banget NPD ini. Dengan mengikuti sesi KEBIntimate bersama mba Kartika pastinya dapet banyak ilmu. Aku salut sekali sama mba Kartika yang sekuat itu bertahan menghadapi NPD yang merupakan pasangan hidupnya. 23 tahun bukanlah waktu yang sebentar, tekanannya kebayang sih. Dengan kita kenali gejala NPD, setidaknya kita bisa membentengi diri ya buat ga terjebak ke dalam lingkaran orang NPD.

    BalasHapus
  8. ternyata Narsis ga asal narsis ya, ada tingkatannya, aku kira narsis ya cuman sekedar kayak show off yang levelnya masih biasa aja
    ternyata di case ini bisa parah banget efeknya, bahkan temen deket, atau keluarga sendiri bisa jadi korban, sedih liatnya

    BalasHapus
  9. Acaranya seru ya teh, di tengah kesadaran mental health yang semakin tinggi. Ada acara seperti ini jadi relate banget, ternyata ada juga NPD ya. Yang kalau ga didiagnosis kayanya ga sadar dimiliki oleh seseorang. Semoga next ada acara seperti ini lagi bisa ikut nih aku, pasti lebih seru, lebih mendalam dan bisa nanya langsung.

    BalasHapus
  10. Kayaknya penderita NPD sulit sekali sadar diri ya, maka orang yang jadi suplainya yang harus memiliki kesadaran untuk membebaskan diri. Yang sulit jika dalam posisi anak terhadap ortu yang NPD.

    BalasHapus
  11. Wah yang percaya diri berlebihan seperti ini ada penyakitnya toh. beneran baru tau saya. Jadi inget pernah dekat sama orang yang ciri-cirinya sama persis dengan yang mba paparkan, gak berapa lama langsung auto kabur deh. Capek banget gitu ngadepinnya. Misal contoh nih, bilang ke saya. Duuh males banget bawa mobil Pajero adanya yang HRV aja. buahahahaha. Kebayang setiap hari juga selalu kasih liat merk barang-barangnya juga, pamer gitu. Capek deh

    BalasHapus
  12. temanya seru banget mba Nia, bahas tentang NPD pasti jadi banyak tahu soal NPD ya mba, semoga kita ga masuk dalam kategori itu ya. kalau melihat ciri-cirinya saya menemukan banyak seperti itu

    BalasHapus
  13. Aku sempat nonton IG live yang sejam itu dan nyesek rasanya, pengen tahu lebih dalam lagi tentang NPD menanti acara ini di Semarang..

    BalasHapus
  14. Dari acara kemarin akupun baru ngeuh kalo NPD semengerikan itu. Trus aku makin ngeri pas dr Vivi bilang ada karakter NPD yang tersembunyi, bikin bingung mendeteksinya. Semoga kita dijauhkan dari orang-orang demikian dan semoga kita pun bukan bagian dari NPD, aamiin..

    BalasHapus
  15. Kebayang hidup 23 tahun dengan pengidap NPD...duh neraka sehari-harinya! SAlut buat Mbak Kartika Soeminar yang enggak hanya mampu melawan, bangkit dan menjadi kuat bahkan berbagi pengalaman agar banyak perempuan tak bernasib sama

    BalasHapus
  16. Pemahaman yang jelas tentang NPD sangatlah penting, terutama bagi mereka yang memiliki hubungan dengan individu yang menunjukkan ciri-ciri NPD. Webinar ini membuka mata kita tentang bagaimana NPD dapat mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan hubungan interpersonal seseorang.

    BalasHapus
  17. Ternyata semengerikan itu ya NPD ini. Walaupun tidak melakukan KDRT fisik pada pasangan, tetapi KDRT verbal juga tak kalah bahaya nya, bisa membuat orang lain trauma dan depresi. Sayangnya rata-rata pengidap NPD tak merasa dirinya mengidap NPD, sehingga kita pun agak susah mengingatkan jika bertemu orang seperti ini

    BalasHapus
  18. NPD ini dampaknya luar biasa sekali ya ke orang-orang disekitarnya, dan tidak seperti penyakit lain yang dirasakan penderitanya kalau NPD malah tidak dirasakan si penderita jadi agak sulit untuk proses penyembuhannya. Butuh support dan kesabaran seluas samudera bagi orang diseklelilingnya karena pastinya menguras mental banget.

    BalasHapus
  19. Seorang teman yang merupakan master di bidang konseling, belum lama ini terdiagnosis NPD. Betul, selama ini dia nggak sadar. Baru ketahuan waktu dia sakit yang lain. Itu membuatku berpikir, berapa banyak kasus NPD yang nggak ketahuan ya?

    BalasHapus
  20. Wah asiknya bisa ikut KEBintimete series, jadi bisa menambah pengetahuan tentang penyakit kejiwaan NPD, btw salut sama mba Kartika ya bisa kuat menghadapi org dengan gangguan NPD....

    BalasHapus
  21. senang sekali di masa sekarang ini edukasi kesehatan mental digalakkan sehingga lebih banyak yang sadar, aku juga baru tau NPD ini dan jadi berpikir untuk memeriksakan diri untuk memastikan aku dan istri tidak teridap hal ini

    BalasHapus
  22. senang sekali di masa sekarang ini edukasi kesehatan mental digalakkan sehingga lebih banyak yang sadar, aku juga baru tau NPD ini dan jadi berpikir untuk memeriksakan diri untuk memastikan aku dan istri tidak teridap hal ini

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)