25.4.17

Digital Financial Literacy for Children, Belajar Financial untuk Anak dengan Cara yang Menyenangkan


Teman-teman, saya mau nanya nih, boleh, kan? Begini, teman-teman pernah heran dengan karakter tokoh Ma’il yang ada di serial TV Upin dan Ipin, gak? Saya sering. Bahkan selalu. Setiap kali nonton serial TV Upin dan Ipin bareng anak-anak, saya selalu wondering, kok bisa sih ada anak yang kecerdasan finansialnya sebegitu tinggi. Iya sih, itu cuma karakter ciptaan. Tapi bukan berarti di kehidupan sehari-hari anak seperti itu tidak ada, kan? Saya yakin pasti ada, di mana pun itu. Dan buat saya, anak seperti itu keren banget. Walopun gak sampe kayak Ma’il, saya berharap, anak-anak saya bisa seperti itu.

Tapi bagaimana mungkin bisa begitu, saya tak pernah mengajari anak-anak saya prinsip finansial. Jangankan untuk bisa mengambil kesempatan berdagang, mengajari anak-anak soal nilai uang saja, saya sering kebingungan. Gimana mulainya? Akhirnya, saya percaya saja deh sama pelajaran di sekolahnya. Kan ada tuh, di pelajaran IPS kalo gak salah, ada materi tentang uang, ekonomi, dan lain sebagainya. Toh sampai sebesar ini, saya survive berbekal pelajaran di sekolah, meski tak pandai untuk urusan finansial.

Tapi, Tantangan Zaman Tak Lagi Sama
Ini dia yang kemudian saya bandingkan. Di zaman saya kecil dulu, selain bermain, belajar di rumah, mengaji, dan belajar di sekolah, yang jadi selingan paling-paling gamewatch dan game dingdong. Tapi, itu pun cukup susah. Hanya orang kaya dan orang yang dekat kota saja yang dengan mudah menikmatinya. Saya yang orang kampung dan pas-pasan mah, jaraaaang banget. Setahun sekali bisa main itu juga enggak.

Nah sekarang, anak-anak yang hidup di zaman sekarang, acara tv, game online serta berbagai media sosial di internet sudah begitu marak. Siapa pun dan di mana pun, termasuk anak-anak di pelosok negeri pun, sudah sangat akrab dengan kecanggihan teknologi ini. Jadi jika dibiarkan, bablaslah sudah. Jangankan untuk materi mengenai ekonomi dan finansial, pelajaran utama seperti Matematika, Bahasa, dan Sains saja sudah susah. 

#DigitalFinancialLiteracy for Children
#CitiBank Indonesia melalui payung kegiatan kemasyarakatannya, yaitu #CitiPeka (#CitiPeduliBerkarya) memahami dengan benar keadaan yang terjadi saat ini. Bersama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) memperkenalkan program Digital Financial Literacy for Children bagi siswa kelas 3, 4, dan 5 di Indonesia. Program ini memiliki tujuan untuk mendorong para siswa agar mengerti literasi digital yang terkait dengan industri keuangan, terutama perbankan.

Jangan bayangkan kalau ini adalah suatu program rumit mengenai perbankan. Sebab minggu lalu, tepatnya 18 April 2017, saya berkesempatan melihat sendiri program itu. Ya, bertempat di SDPN Sabang, Jalan Sabang No. 2 Bandung, di dalam ruangan kelas, murid-murid kelas 5 SDPN Sabang melakukan aktivitas dari program itu dengan sangat menyenangkan. Apa yang mereka lakukan? Bermain games! 

Murid-murid SDPN Sabang yang antusias mengikuti acara Digital Financial Literacy for Children

Iyap, teman-teman tidak salah baca. Digital Financial Literacy for Children yang dibuat Citi Peka dengan Prestasi Junior Indonesia ini aplikasinya memang melalui program yang menyenangkan. Dengan dibekali gadget berupa tablet, anak-anak dipandu untuk melakukan permainan alias games. 

Ada 3 modul yang digunakan di dalam kegiatan ini. Temanya Keluarga Kami, Daerah Kami, dan Kota Kami. Pada masing-masing modul, penyisipan pelajaran sudah disesuaikan dengan Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia. Termasuk di dalamnya konten dan kegiatan perbankan, bisnis, karir, komunikasi, pembangunan ekonomi, uang, produsen dan konsumen, sumber daya, serta pasokan dan permintaan.

Sebagai contoh, sewaktu saya masuk ke ruangan kelas 5, saya mendapati murid-murid bermain games Keluarga Kami. Dengan dipandu kakak dari Prestasi Junior Indonesia, dan juga beberapa bankir muda yang tergabung di dalam Citi Volunteers, mereka dikenalkan dengan definisi keluarga, siapa-siapa saja yang merupakan anggota keluarga, serta peran masing-masing di dalam keluarga. Nah kemudian, setelah mereka tahu itu, mereka masuk ke dalam permainannya. Dan di akhir games, ada score yang didapat murid-murid. Score ini tentu saja berdasarkan pada tepat tidaknya pilihan mereka di dalam memilih ini itu yang ada di dalam games tersebut. 

Murid-murid SDPN Sabang yang sedang bermain games melalui tablet

Tak hanya itu saja. Di sesi berikutnya, mereka dikenalkan dengan uang, pekerjaan, serta definisi kebutuhan dan keinginan. Games yang terkait ini misalnya saja murid-murid diajak untuk memilih mana kebutuhan dan mana keinginan.

Sungguh, melihat antusias mereka bermain games ini, saya cukup terenyuh. Ternyata benar, belajar yang asyik itu adalah melalui permainan alias games. Dan semoga saja, tujuan Citi Peka bersama Prestasi Junior Indonesia di dalam mengenalkan Literasi Finansial melalui metode digital bisa tercapai dengan mudah. Toh anak-anak di usia ini memang sudah begitu akrab dengan dengan dunia digital.

Tentang Digital Financial Literacy
Program Digital Financial Literacy merupakan program yang berkelanjutan. Hingga bulan Juli 2017, program ini akan melibatkan 2244 siswa, di 7 sekolah, yang mencakup 4 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Mengenai program Digital Financial Literacy for Children ini, Elvera N. Makki, Country Head Corporate Affairs Citi Indonesia memaparkannya sebagai berikut.

“Derasnya arus informasi melalui gadget dan smartphone yang dapat dengan mudah diakses melalui koneksi internet semakin sulit untuk dibendung. Termasuk bagi anak-anak yang sudah terpapar dengan penggunaan gawai. Apakah untuk bermain games mau pun menonton berbagai video. Program Digital Financial Literacy for Children diluncurkan untuk memanfaatkan tren penggunaan gawai ke arah positif dengan memasukkan modul-modul edukasi keuangan dan pendekatan interaktif yang aman, komperehensif, dan menyenangkan bagi anak-anak.”

Rob Gardiner, Management Advisor Prestasi Junior Indonesia pun menambahkan, “kami berterima kasih dan senang sekali atas jalinan kemitraan bersama Citi Indonesia dalam membangun dasar pemahaman literasi keuangan, terutama di era digital bagi siswa Sekolah Dasar. Ke depannya diharapkan mereka menjadi generasi yang mampu menggerakkan industri keuangan Indonesia menjadi lebih maju.”

Rob Gardiner dan Kak Ananta yang sedang berinteraksi dengan murid yang ikut program Digital Financial Literacy for Children di SDPN Sabang, Bandung

Harapan lain akan program ini juga disampaikan oleh Batara Sianturi, CEO Citi Indonesia. Beliau berkata, “melalui program Digital Financial Literacy for Children, kami berharap para siswa dapat menjadi Duta Keuangan bagi keluarga mereka dengan menyampaikan semua informasi yang didapat melalui kegiatan ini kepada seluruh anggota keluarga. Sehingga generasi muda dapat turut serta dalam era digital dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan kemudahan serta berbagai manfaat.”

Yang Keren Lainnya
Melihat sendiri bagaimana seriusnya #CitiIndonesia di program Digital Financial Literacy minggu lalu itu, saya mengacungkan 2 jempol. Keren! Lembaga-lembaga swasta kan biasanya hanya selalu fokus pada profit mereka. Atau setidaknya manfaat bagi konsumennya saja. Tapi ini, Digital Financial Literacy for Children ini, dilakukan di sekolah umum. Bukan di sekolah khusus para konsumennya. Dan tujuannya juga untuk menciptakan duta keuangan, yang tentu saja manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang. Bahkan mungkin negara kita di masa yang akan datang.


Yang keren lainnya gak hanya itu. Citi Peduli dan Berkarya ternyata gak cuma di SD saja. Tetapi juga sekolah menengah atas, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tapi bentuknya berbeda, yaitu support dalam bidang kewirausahaan dan bisnis. Misalnya saja pembimbingan dalam membuat wirausaha dan bisnis dengan sistem saham. Nah di sini, para siswa bertanggung jawab kepada para pemegang saham. Yang membanggakan, wirausaha dan bisnis para siswa SMK binaan Citi Peka ini pun beberapa kali memenangkan kompetisi nasional. 

Oh ya, menurut Rob Gardiner, Digital Financial Literacy for Children yang dilakukan Citi Indonesia itu leading lho jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Bisa dibilang, negara kita adalah pionir di dalam hal ini. So, bukan mustahil jika nantinya, negara-negara tetangga pun mengikuti jejak kita, yaitu membuat program Digital Financial Literacy for Children juga.

Well...
Sebagai orang luar dan sebagai orang tua, jujur, saya salut dengan program Digital Financial Literacy for Children ini. Iyalah, saya aja sering bingung gimana caranya mengajarkan anak untuk melek finansial. Contoh kecilnya misalnya saja menanamkan pemahaman mengenai kebutuhan dan keinginan. Ada kalanya saya menuruti keinginan anak untuk membeli barang tertentu. Padahal gak urgent-urgent amat. Alasannya sih biar si anak gak rewel. Nah dengan program Digital Financial Literacy for Children, saya rasa, jiwa melek finansial akan terbentuk dari dalam diri anak secara mandiri. So nantinya, mereka akan mengerti dan mampu memilah sendiri, mana kebutuhan dan mana keinginan.

Komik penunjang Digital Financial Literacy for Children

Sekecil apa pun suatu usaha, kita patut mengapresiasinya. Begitu pun terhadap program Digital Financial Literacy for Children yang sudah mengedukasi ribuan anak SD di Indonesia ini. Semoga saja, tujuan mulia ini memberikan hasil dan manfaat yang besar bagi anak-anak khususnya. Dan negara secara umum. Saya sih berharap demikian. Iya, tahun ini mungkin baru sampai di 4 kota besar saja. Siapa tahu, tahun-tahun berikutnya bisa menjangkau kota yang lebih banyak lagi. Iya, siapa tahu, kan? Yuk mari kita aminkan. :)

Wefie di depan gerbang SDPN Sabang setelah mengikuti acara Digital Financial Literacy for Children

11 komentar:

  1. wih asiknya, sayang aku gagal ikut karena sesuatu hal yang mendadak #eh malah curhat# hihi, tapi bener ya mengenalkan sejak dini financial ke anak emang bagus ya

    BalasHapus
  2. Pendidikan finansial melatih anak sejak dini untuk memanfaatkan uang dengan bijak. Keren banget!

    BalasHapus
  3. melek finansial untuk seusia anakku yg blm genap 3 tahun, aku ajakin tiap pagi dia ngasih makan koin ke celengan bebek ato klo naik angkot dia yg bayarin ke abang supirnya ... penting anak melek finansial dari kecil, biar pas umurnya gedean menghargai uang

    BalasHapus
  4. Syukurlah sekarang gadget bisa dimanfaatkan buat sesuatu yang lebih positif ya Teh, enggak hanya main game aja. hehe. Btw itu akunya lagi setengah merem :D :D wkwkwk

    BalasHapus
  5. Pionir? Ih keren bgt ya...

    BalasHapus
  6. Bagusss banget acaranyaa yaa mbaak. Jd sejak kecil mereka punyaa sedikit pandangan ttg kebutuhan dan keinginan. Lebih bijak mengatur keuangaan gtuu. .

    BalasHapus
  7. ternyata anak kecil juga penting untuk diajari masalah keuangan yaa Mbaa biar gedenya jadi orang yang pandai mengatur keluar masuk uang yang dimilikinya :)

    BalasHapus
  8. Belajar dengan cara yang menyenangkan memang cocok bagi anak anak seperti melalui games. Saya yang pernah ngajar anak-anak tau betapa sulitnya jadi guru bagi anak kecil. Btw keren programnya, mengajarkan financial ke anak

    BalasHapus
  9. Tidak ada salahnya malah bagus memperkenalkan dunia teknologi kepada anak! ini bagus menanamkan sikap positif dunia teknologi terutama internet. sehingga anak2 bakal mengerti mana yang baik dan buruk.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)