26.4.18

Teliti dan Jeli Memilih Jajanan Anak Masa Kini


Teman-teman, masih inget gak sama kejadian beberapa bulan lalu saat gencar-gencarnya berita sidak jajanan anak yang berbahaya? Pasti inget dong, soalnya viral banget, kan, ya. Nah saat itu, di warung-warung deket rumah dan di beberapa grup What’s App (WA) yang saya ikuti, kabar itu hebohnya berlipat-lipat. Gak cuma untuk jajanan yang jelas-jelas dikonfirmasi BPOM. Bahkan jajanan yang banyak disukai anak-anak yang tidak diberitakan pun, ikut terseret. Kalo gak hati-hati dan lalu turut menyebarkannya, lantas kemudian tercium sama produsennya, ngeri deh. Bisa-bisa, seisi grup WA disomasi sama pihak yang terkait.

Alhamdulillah, saya gak ikut-ikutan. Keriuhan berita hoax yang akhir-akhir ini beredar, membuat saya berpikir puluhan kali untuk menerimanya. Apalagi untuk share sana-sini. Gak mudah bagi saya untuk percaya kebenaran suatu kabar. Terlebih untuk sesuatu yang tidak dikonfirmasi pihak berwenang. Saking cueknya saya sama kabar-kabar itu, saat anak-anak saya masih mengonsumsinya, tetangga atau saudara-saudara nyinyir dan nyindir pun, tak pernah saya hiraukan.

Teliti dan Jeli Memilih Jajanan Anak Masa Kini
Ini yang saya lakukan. Sebelom memutuskan untuk menghentikan atau meneruskan saya dan keluarga mengonsumsi sesuatu, saya cek dan ricek dulu kebenarannya. Iya, awalnya sih, saya juga kepengen kayak orang-orang. Stop konsumsi barang tersebut, dan milih barang yang jelas-jelas aman. Untuk barang yang bisa dicari penggantinya, iya, saya lakukan itu. Tapi ketika barang tersebut cukup dibutuhkan atau misalnya sangat disukai anak-anak, saya tidak bisa begitu. Saya perlu penjelasan yang masuk akal untuk bisa benar-benar berhenti. Apalagi untuk jajanan kesukaan anak-anak. Tahu sendiri kan ya seperti apa anak-anak zaman now? Harus ada alasan logis agar bisa diterima.

Apa sajakah hal yang saya perhatikan saat memilih suatu produk jajanan untuk dikonsumsi? Berikut ini poin-poin yang biasanya memastikan dan menenangkan saya.

1. Label halal
Sebagai muslim, poin ini tentu adalah poin yang pertama kali dilihat. Jajanan harus memiliki label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kenapa demikian, sebab label halal MUI menjadi jaminan bahwa jajanan tersebut, mulai dari bahan-bahannya, prosesnya, hingga pengemasannya sudah memenuhi standard kehalalan. Halal (boleh dikonsumsi muslim) dan thoyib (baik). Dan jelas, ini menggambarkan bahwa produsennya memang peduli/memerhatikan nilai-nilai kehalalan produknya.

Label halal dan nomor registrasi BPOM

2. Terdaftar atau tidaknya di BPOM RI
Berikutnya yang saya percaya sebagai pihak pemberi jaminan keamanan jajanan bagi kita itu adalah BPOM RI. Mau itu produk dalam negeri atau pun produk impor, harus ada nomor registrasi yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Dan nomor ini tentu saja tersurat secara jelas di kemasan produknya. Seperti halnya label halal MUI, nomor registrasi dari BPOM juga menjamin bahwa produk sudah sesuai standard yang ditetapkan. Mulai dari bahan-bahannya, proses pembuatannya, hingga ke pengemasannya.

3. Masa kedaluwarsa
Oke, suatu jajanan sudah punya label halal dan nomor registrasi dari BPOM, tapi, apa itu sudah berarti bisa dikonsumsi? Belum tentu. Kita harus melihat masa kedaluwarsanya. Yaitu masa di mana produk tersebut masih aman dikonsumsi atau tidak.

Tanggal kedaluwarsa produk

Untuk yang masa kedaluwarsa ini, saya juga cukup ketat. Kebetulan, dulu waktu kuliah, saya ngambil subjurusan mikrobiologi. Sedikitnya saya tahu bahwa jajanan yang masih berada di dalam masa kedaluwarsa itu aman dikonsumsi, karena bahan-bahan di dalamnya belum terkontaminasi mikroorganisme (bakteri, jamur, dan parasit lain) dan atau belum menghasilkan zat lain yang berbahaya (misal gas tertentu yang dihasilkan proses fermentasi). Ada pun jika suatu jajanan sudah lewat masa kedaluwarsanya, meskipun penampilannya masih terlihat bagus, jelas saya tak akan mengonsumsinya. Apalagi anak-anak saya. Saya tak akan mengambil risiko sedikit pun.

4. Bahan-bahan
Yang satu ini juga sering saya perhatikan. Bahan-bahan alias ingredients suatu jajanan. Ya, walopun MUI dan BPOM sudah memberi label dan nomor registrasinya, tetap saja saya ingin memastikannya. Yang saya lihat biasanya adalah pemanis alami atau buatan, zat pengawet makanan, pengemulsi, zat penggurih, zat pewarna, bahan-bahan utama, dan yang lain-lainnya. Jika ada bahan yang asing bin gak familiar, saya biasanya googling. Selain untuk memastikan, searching lebih jauh menambah banyak pengetahuan.

Bahan-bahan

5. Informasi nilai gizi
Dulu saya abai sama poin yang satu ini. Akan tetapi karena sering baca kalo jajanan ternyata banyak kalorinya, dan bisa menjadi salah satu sumber penyebab obesitas dan penyebab beberapa penyakit (misalnya diabetes), saya jadi peduli. Dari sini jadinya saya bisa ngatur seberapa banyak jajanan ini dikonsumsi setiap harinya.

Informasi nilai gizi

6. Lihat produsennya
Ini mungkin sedikit aneh, ya. Tapi begitulah adanya. Saya kalo beli dan milih jajanan, saya lihat nama produsennya yang tercetak di kemasannya. Kemudian juga alamat produsennya yang juga sama-sama tertulis di sana. Jika produsennya familiar, saya tak ragu untuk memilihnya. Jika produsennya baru saya tahu, saya biasanya searching di internet. Ke-familiar-an nama ini bisa berarti ke-bonafid-an di mata saya. Dan bonafid, erat kaitannya dengan jaminan keamanan produknya.

Name dan alamat produsen

7. Buka website, medsos, atau search beritanya di internet
Poin yang ini berkaitan dengan poin nomor 6. Ya, produsen yang bonafid itu biasanya memiliki website produk-produk yang dihasilkannya. Selain sebagai strategi marketing, hal ini juga tentu dimaksudkan produsen sebagai product knowledge bagi konsumennya. Jika belum punya website-nya, yang saya tengok adalah akun-akun medsosnya. Hari gini, selain untuk strategi marketing layaknya website, medsos juga merupakan bentuk kepedulian produsen terhadap konsumennya. Semakin peduli produsen terhadap konsumennya bisa dicirikan dengan selalu apdetnya dan tanggapnya respon akun-akun medsos tersebut.

8. Iklannya di media massa
Ini juga mungkin aneh. Tapi begitulah, saya seringnya beli produk yang iklannya muncul di media massa. Baik itu di tv, di radio, atau di media cetak. Buat saya, itu adalah bentuk kesungguhan produsen di dalam memasarkan produknya. Iyalah, beriklan kan bayar mahal. Hanya produk berkualitas dan amanlah yang sudah pasti mengeluarkan biaya untuk marketing. Kalo gak aman dan gak berkualitas mah, ngapain juga ngeluarin biaya gede. Itu bahkan bisa jadi ajang ‘bunuh diri’ buat mereka. Sebab mereka kan sudah jelas tidak terdaftar di BPOM dan mungkin gak punya label halal MUI juga. Bisa langsung diberantas dong!

Ngatur ke Anak-anaknya Gimana?
Ini yang kemudian menjadi persoalan. Saya sudah memilih berdasarkan poin-poin di atas, kalo anak-anaknya beli jajanan sembarangan kan gak ada gunanya. Jadinya ya, mau gak mau, serumit apa pun menjelaskan hal di atas, saya kudu menyampaikannya kepada anak-anak.

Untuk 2 anak saya yang masih kecil (3 dan 6 tahun), karena semua jajanan yang masuk ke perut mereka, saya tahu apa saja dan sudah saya teliti dengan baik, saya jadinya tak banyak mengalami kesusahan. Kalau pun ada jajanan yang tidak sesuai dengan poin-poin yang saya pegang tadi, dan kemudian ada hal yang bertentangan, saya akan mencoba menjelaskannya dengan cara sederhana. Seperti menghubungkannya dengan konsep halal-haram serta bahaya karena bisa bikin tubuh menjadi sakit.

Dua anak yang sudah besar nih yang sering banyak ngelesnya. Ketika di dalam rumah, saya tahu makanan apa saja yang masuk. Saya sudah memastikan keamanannya. Sedangkan untuk makanan di luar rumahnya, saya tidak tidak tahu. Akan tetapi karena sejak mereka kecil selalu ditanamkan semua hal tentang poin-poin di atas, sepertinya mereka mengerti. Dan kejadian seperti keracunan, sakit perut, muntah-muntah, hingga bentol kemerahan karena alergi yang menimpa mereka, menjadi tambahan pengetahuan mereka akan bahaya mengonsumsi jajanan sembarangan.

Tentang Pindy Permen Susu
Saat heboh jajanan berbahaya beberapa waktu lalu itu, yang paling banyak kena razia dan dinyatakan berbahaya alias tidak aman dikonsumsi adalah jajanan yang berupa permen, terutama permen susu. Nah di warung-warung deket rumah saya, dan di beberapa grup WA yang saya ikuti, yang kena cap berbahaya itu tak hanya permen susu yang disebutkan oleh BPOM. Semua produk permen susu ‘dituduh’ demikian. Termasuk Pindy Permen Susu.

Tapi waktu itu saya anteng aja melihat anak-anak yang masih ngemut Permen Pindy. Absennya merk ini di daftar jajajan berbahaya hasil investigasi BPOM, jelas menenangkan saya. Kenapa saya harus melarang anak-anak mengonsumsinya? Permen Pindy kan aman. Mana enak dan bermanfaat pula. Iyalah, Permen Pindy kan terbuat dari susu. You know-lah manfaat susu. Buat kesehatan tubuh, tulang, darah, dan gigi.


Lho, risiko obesitas, diabetes, dan gigi berlubangnya gimana? Itu sih tinggal pengaturan konsumsinya saja. Untuk bisa mencegah obesitas, kita bisa melihat penampakan fisik tubuh anak. Terlihat dengan jelas kan mana yang berisiko obesitas dan mana yang tidak?

Ada pun risiko diabetes bisa dicegah dengan mengetahui kadar gula si anak. Gapapa sesekali anak dicek gula darahnya. Apalagi yang punya risiko lebih besar dari keluarga yang memang punya riwayat diabetes. Slogan ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’ masih tetep relevan kok di zaman now. Nah jika sudah tahu kadar gula darah anak, bisa diatur kuantitas makan permennya.

Lalu gigi bolong? Hehehehe… ya rajin sikat gigi aja atuh. Yang bikin gigi berlubang kan gula yang tertimbun lama di gigi, yang kemudian menjadi sarang mikroorganisme. Kalo rajin dibersihin mah, gak akan sempet si mikroorganisme untuk bersarang dan membuat gigi jadi berlubang. Malah sebaliknya. Makan permen susu mungkin bisa bikin gigi kuat. Kandungan kalsium susunya, kan bagus untuk gigi.

Masih Khawatir Anak Ngemut Pindy Permen Susu?
Saya sih tidak, gak tahu ibu-ibu yang lain. Semua syarat jajanan aman yang saya sebut di atas, dipenuhi Pindy Permen Susu. Gak percaya? Sok aja dilihat sendiri. Foto-foto pelengkap dari tiap poin yang saya tulis, saya ambil dari Pindy Permen Susu, lho. Heheheheh…

Kalo mau lebih lengkapnya tentang fakta-fakta susu, bisa banget follow akun IG @permenpindy_id. Ada banyak banget informasi berharga yang bisa kita dapet di sana. Saya juga udah follow! :D

Oke deh teman-teman, segitu curhatan saya kali ini. Meskipun poin-poin jajanan aman yang saya tulis sangat subyektif, yaitu menurut pendapat saya pribadi, tapi saya sangat ingin agar teman-teman melakukan hal serupa. Terlebih di dalam menyikapi suatu kabar jajanan sehat atau berbahaya. Poin-poinnya boleh jadi berbeda dari saya. Tapi yang jelas, saya percaya, akan ada kesamaannya. Sebab yang kita cari adalah jajanan yang aman buat anak-anak kita bukan? Jangan sampai deh kita kemakan kabar yang mungkin saja hoax. Yang bisa saja kabar itu justru merugikan kita atau pihak lain. Yuk teliti dan jeli memilih jajanan anak masa kini!

Yuk jajan Pindy Permen Susu

20 komentar:

  1. Aku tuh pilih2 banget ngasih permen untuk anak2. Banyak syaratnya :D Permen Pindy gini masih bolehlah. Yang penting gak banyak2 dan abis itu langsung gosok gigi

    BalasHapus
  2. Dulu mah aku tim beli karena iklan teh kabitaan tea jalmina wkwkk skrg mah uda jarang nonton tau produk teh ya dari iklan blohher hahaha...

    jadi ppengen beli buat neyna permen pindy inj

    BalasHapus
  3. Asyiik ya ada jajanan anak yang terjamin gizi dan kehalalannya, kitanya jadi merasa aman dan nyaman saat mengosumsinya :)

    BalasHapus
  4. Kalau kata orang bijak mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi setuju banget mbak kalau sebelum kita mengkonsumsi sesuatu, kita harus mengantisipasinya terlebih dahulu dengan mencari informasi yang berkaitan dengan produk tersebut.

    Oya, ngeliat foto pindy susu membuat saya jadi kepengen beli deh xD

    BalasHapus
  5. wah, jadi orang tua jaman sekarang benar benar harus aktif meriset snack anak sebelum memberikannya, apa lagi biasanya banyak snack yang komposisinya menggunakan nama asing/ilmiah.

    BalasHapus
  6. Ini permen susu favorite aku dan Marwah hahah, enyak. Empuk.

    BalasHapus
  7. Pilih jajanan memang harus hati-hati. Apalagi buat anak-anak yang bisa dikatakan sistem kemenakannya belum sematang orang dewasa yah mbak.

    BalasHapus
  8. Iya nih, jajanan masa kini kadang bikin gimana gitu, aku dr dlu seringnya bekelin si kk, trus kalo mo jajan mesti pilih2 juga. Btw ini permen pindy susu kesukaan si kaka banget,

    BalasHapus
  9. Banyaknya jajanan berbahaya membuat kita harus ekstra hati2 memilih jajanan untuk si kecil yah, makasih infonya kakak

    BalasHapus
  10. setuju mba, untuk anak jangan asal sembarangan kasih makanan/minuman nanti klo sakit malah repot deh

    BalasHapus
  11. aman ya mba buat anaj-anak. jadi gak takut kalau mau ngasih permen ke anak- anak.. mau cari ahhh

    BalasHapus
  12. Bukan hanya anak-anak Teh Nia yang suka, saya juga suka bangat sama Pindy Permen Susu ini Teh Nia, nagih hehehe

    BalasHapus
  13. Wah anak-anak harus di kasih tahu juga nih ya tentang permen yang di konsumsi halal juga tanggal kadarluarsanya biar terlatih dari kecil aware terhadap jajanan yang mereka konsumsi

    BalasHapus
  14. Enak ini permen susu, dulu sempet nggak percaya juga dengan berita hoax yang beredar ..

    BalasHapus
  15. Orang tua sebagai benteng anak anakharus teliti memeriksa semua asupan makanan yang berasal dari luar rumah. merebaknya penggunaan zat kimia jadi poin penting untuk protektif terhadap jajajanan ya moms

    BalasHapus
  16. Jangankan anak-anak, emaknya juga suka makan permen ini Teh, hehe.

    BalasHapus
  17. Kita sebagai orangtua penting banget mbak untuk bisa teliti sebelum membeli produk, apalagi zaman now yg serba canggih pun kita bisa cek produk tsb yang akan dibeli baik atau nggak dikonsumsi

    BalasHapus
  18. Segala sesuatu jika tidak dikonsumsi secara berlebihan nggak terlalu bermasalah ya Mbaa.. Meskipun ngemut permen pindy yang penting dijaga dengan rajin sikat gigi dan minum air putih yaa..

    BalasHapus
  19. kadang sih kita sudah berusaha memberikan camilan sehat , eh anak suka terpengaruh dengan jajanan temannya di sekolah

    BalasHapus
  20. anak - anak di rumah juga suka permen ini

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)