30.1.13

Gerardus Mercator de Rupelmonde (1512 – 1594), Bapak Atlas Dunia


Di zaman seperti sekarang, sangat mudah bagi kita untuk melihat peta negara-negara di dunia. Cukup membuka atlas, ataupun melihat bola dunia (globe), dengan cepat kita bisa menunjuk negara beserta tata letaknya di belahan bumi ini. Adalah Gerardus Mercator (1512 – 1594) seorang ahli geografi yang paling berjasa dalam pembuatan peta atau yang biasa kita sebut sebagai atlas.
            Gerardus Mercator lahir pada 5 Maret 1512 di Rupelmonde, Flanders (sekarang Belgia). Orang tuanya,  pasangan Hubert dan Emerentia Kremer merupakan kaum miskin yang mengandalkan hidup dari penghasilannya sebagai pembuat sepatu. Sampai umurnya 5 tahun, Gerard kecil hidup miskin di Gangelt. Setelah itu, di tahun 1518, mereka memulai hidup baru di Rupelmonde.
Gisbert Kremer
            Meskipun hidup mereka sangat sederhana, atas dorongan dan bantuan Gisbert Kremer, paman Gerard yang merupakan pendeta di Rupelmonde dan berpendidikan di Louvain Univercity, Gerard bisa mengecap pendidikan di bangku sekolah. Dan benar saja, Gerard menjadi sangat pintar, bahasa latin dia kuasai saat umurnya baru 7 tahun.
            Ayah Gerard, Hubert Kremer meninggal pada tahun 1527. sejak saat itu Gisbert, paman Gerard menjadi ayah bagi Gerard. Gisbert sangat ingin Gerard bisa berpendidikan tinggi. Itu sebabnya, Gisbert mengirim Gerard sekolah di Netherland (Belanda). Semasa Gerard disana, ibunya, Emerentia Kremer meninggal dunia. Di tahun itu juga, Gerard mengganti namanya dari Gerardus  Kremer menjadi Gerardus Mercator de Rupelmonde (Kremer dalam bahasa Jerman berarti Merchant, yang dalam bahasa Belanda berarti Mercator).
            Pada 29 Agustus 1530, Gerard terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Louvain jurusan sastra dan filsafat. Hanya berselang dua tahun, Gerard lulus dari sana dengan gelar Master.  Selama kuliah, Gerard sangat tertarik akan pandangan-pandangan Aristoteles, itu sebabnya dia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sejak itu, Gerard bepergian ke berbagai tempat. Dari pendidikan agama yang diperolehnya serta pandangan-pandangan aristoteles yang terpatri hatinya, Gerard menjadi begitu tertarik pada ilmu Geografi.
            Di tahun 1534 dia kembali ke Louvain dan belajar matematika. Meskipun tidak memiliki latar ilmu ini, Gerard dengan cepat menguasai matematika. Berkat  bantuan Gemma Frisius, Gerard dapat mengaplikasikan matematika dengan cosmography (ilmu falak), astronomi, serta geografi. Selain belajar, Gerard juga mengajar para mahasiswa.
peta pertama
            Bersama Gemma Frisius dan Van der Heyden, Gerard membuat peta bumi (globe) di tahun 1536. Dengan pengaplikasian hitungan matematika serta data-data dari para pelayar dunia, tata letak negara-negara yang tercatat saat itu dicetak dan dipahat pada bongkahan tembaga. Kaisar Charles V sangat menyukai hasil kerja ini. Karya ini membuat ilmu matematika dapat terilustrasikan, serta menjadi tantangan para penjelajah untuk mencari tempat-tempat baru yang belum ditemukan sebelumnya. Tentu saja bola dunia ini mengalami perubahan seiring kemajuan yang didapat dari penemuan negara-negara yang saat itu masih berupa kerajaan-kerajaan yang belum dikenal.
            Gerard menikahi Barbara Schelleken di bulan September 1536. Pada 31 Agustus 1537 lahirlah putera pertama mereka (di akhir hayatnya, Gerard menjadi ayah dari 6 anak), Arnold Mercator. Di tahun itu pula Gerard dan koleganya terdahulu membuat peta bintang.
            Peta yang diproduksi Gerard di tahun 1540, diberi nama The Map of Flanders, dibuat untuk tujuan politik, karena pada saat itu terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan kota-kota independen dan kota-kota yang dilindungi (koloni).
            Dalam proses pembuatan peta dunia yang lebih lanjut, banyak sekali halangan yang didapat Gerard. Ketidakakuratan, kesalahan informasi, pro dan kontra hingga klaim atas siapa penjelajah daerah-daerah di dalam peta membuatnya kewalahan. Pada akhirnya, di tahun 1541, Gerard mengeluarkan peta dunia yang pertama memakai garis lintang
masuk dipenjara
            Tiga tahun berselang, Gerard ditahan di penjara istana Rupelmonde, dengan tuduhan mendapat data dan informasi yang mencurigakan dalam membuat peta. Selama 7 bulan, Gerard mendekam disana, dan di bulan september tahun 1544 akhirnya dia dibebaskan.
            Sekembalinya dari penjara, Gerard bekerja ekstra keras karena keadaan ekonomi keluarga sangat minim. Beruntunglah dia berkenalan dengan John dee yang mau bekerja sama dengan Gerard. Dengan bantuan John, Gerard mampu menyelesaikan bola dunia dilengkapi posisi bintang-bintang dilangit dengan menggunakan model alam semesta yang dibuat Coppernicus pada tahun 1551.
            Sebuah bengkel kerja mengenai Carthographic dibuka Gerard di Duisburg setahun kemudian. Dan faktanya sebuah universitas yang mampu mengantisipasi kebutuhan dalam pembuatan peta, buku, globe dan instrumen matematika di kota itu telah direncanakan (Universitas itu berdiri di tahun 1562, dan menjadikan Gerard seorang pakar Geografi sekaligus pengajar disana).
            Di kota itu juga, di bulan Oktober 1554, Gerard menyelesaikan proyek pembuatan peta Eropa terbaru. Peta yang cukup besar dengan ukuran 1,6 meter X 1,3 meter dan menggunakan rancangan proyeksi Johannes Stabius. Peta inilah yang merubah hidupnya. Semua berubah drastis,  kehidupan ekonomi hingga status sosial Gerard melambung. Berbagai pesanan akan peta serupa datang silih berganti.
bersahaja dan dermawan
            Keadaannya yang jauh berubah itu, tak membuat Gerard lupa diri. Pengalaman masa kecilnya yang hidup susah membuat dia tetap hidup sederhana, bahkan sebagian harta yang didapatnya selalu dia sumbangkan untuk kaum miskin. Tak jarang di rumahnya, Gerard membuat jamuan khusus untuk orang-orang marginal itu.
            Di tahun 1569, Gerard membuat peta dunia yang bisa dipasang di dinding dan disebut memakai namanya, The Mercator Projection. Peta ini sudah lengkap seperti peta yang kita lihat sekarang, dimana sudah memakai garis lintang dan garis bujur. Selain itu, Gerard juga mengeluarkan buku kumpulan peta-peta buatannya yang disebutnya sebagai Atlas. Beliau menamainya demikian untuk menghormati raja Mauritania, Atlas, yang terkenal sebagai ahli filsafat, matematika, dan astronomi. Kumpulan peta (Atlas)  ini banyak mengalami perbaikan tahun demi tahun.
Gerardus wafat
            Gerard mengalami stroke pada 5 Mei 1590 yang mengakibatkan tubuh bagian kirinya lumpuh. Keadaan ini membuat Gerard sangat frustrasi, karena kini dia tak dapat lagi bekerja maksimal. Apalagi ditambah matanya yang menjadi buta di tahun1592. Keadaan bertambah parah ketika Gerard mengalami stroke yang kedua. Beliau kehilangan kemampuan berbicara. Tak lama berselang, stroke yang ketiga membuat dia menutup mata untuk selama-lamanya diawal tahun 1594. Sebuah karya terakhir Gerard yang tak selesai, berhasil diterbitkan anaknya di tahun 1595.
            Waktu demi waktu, peta Gerard mengalami banyak pambaharuan. Para ahli geografi saling melengkapi dan menambahkan banyak hal baru seiring penemuan-penemuan dan teknologi yang juga mengalami kemajuan. Namun semua setuju, bapak pembuat peta dunia yang menjadi pionir lahirnya Atlas yang kita kenal sekarang adalah seorang Gerardus Mercator de Rupelmonde.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)