29.5.16

Bisnis Busana Muslim Online, Bisnis yang Penuh Kreasi dan Inovasi


Tanggal 10 Januari tahun 2000 merupakan hari yang bersejarah di hidup saya. Setelah mengalami pergulatan batin yang panjang serta berbagai pemikiran mengenai ini dan itu, akhirnya, di hari itu, untuk pertama kalinya saya ‘mendeklarasikan’ diri untuk menggunakan jilbab. Sebenarnya bukan kali pertama. Sebelumnya, di hari-hari tertentu, saya juga menutup seluruh aurat tubuh saya di luar rumah. Tapi karena di hari itu saya mantap untuk menggunakan jilbab seterusnya, jadilah hari itu milestone di dalam tahap kehidupan saya.

Salah satu hal yang menjadi halangan saya dalam menunda memakai jilbab adalah busana. Benar, saya yang saat itu tomboy banget merasa sangat tidak cocok menggunakan jilbab. Iyalah, semua teman-teman saya yang berjilbab saat itu sangat anggun-anggun. Jelas, jika saya harus memakai pakaian seperti mereka, saya pasti akan sangat tersiksa. Biasa sehari-hari pakai celana jins, mana mungkin betah kalau tiba-tiba harus memakai rok. Biasa pakai t-shirt, mana mungkin nyaman kalau tiba-tiba juga harus pakai blouse manis. Akan sangat terasa menderita, bukan? Beruntung, kakak laki-laki saya yang hanya terpaut 2 tahun umurnya dari saya memiliki koleksi kemeja berlengan panjang. Jadilah, kemeja lengan panjang, celana jins yang biasa saya pakai, ditambah kerudung pinjaman dari kakak perempuan saya, akhirnya memantapkan saya untuk berjilbab.

27.5.16

Cara Memilih Perusahaan Asuransi Kesehatan yang Tepat


Dengan semakin banyaknya perusahaan asuransi  yang memberikan layanan asuransi kesehatan, sedikit banyak membuat banyak orang merasa bingung bagaimana memilih perusahaan asuransi yang tepat dan pastinya memberikan pelayanan kesehatan seperti yang diinginkan. Sebetulnya tidak sulit untuk memilih perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kesehatan yang tepat untuk Anda, asalkan Anda mengetahui beberapa hal berikut ini.

#TropicaPeduli, Berdonasi Tanpa Menunggu Nanti


Manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan yang berbeda-beda. Ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang mampu, ada yang tidak mampu. Ada yang sehat, dan ada pula yang sakit. Selalu, keadaan yang lebih baik dipasangkan dengan keadaan yang kurang baik. Sejak dunia diciptakan hingga mungkin sampai kehidupan berakhir. Tujuannya tentu bukan untuk membuat kehidupan tidak adil bagi mereka yang kurang beruntung. Tetapi justru untuk membuat si orang-orang beruntung, peduli dan mengasihi mereka yang kurang beruntung. Sehingga terciptalah hidup yang harmonis di antara perbedaan-perbedaan itu.

Iya, kita mungkin sering beranggapan bahwa kita bukanlah orang kaya. Sehingga banyak dari kita merasa belum 'terpanggil' untuk menolong sesama. Padahal jika dilihat, sekurang-kurangnya kita, pasti ada orang lain yang lebih kurang dari kita. Jika demikian adanya, timbullah pertanyaan, “pernahkah kita membantu orang lain yang kurang beruntung tersebut?” Tak perlu menjawabnya. Saya yakin, semua dari kita, bahkan yang merasa masih sangat kurang pun pasti pernah menolong orang yang membutuhkan. Sekecil apa pun itu. Baik secara moril maupun materil. Dan kita pasti tahu rasanya, membantu orang yang membutuhkan itu sangat melegakan.