26.11.15

Chokoreto Brownies, Camilan Enak dan Unik dengan Kemasan yang Cantik


Menjelang penyelenggaraan International Creative Cities Conference (ICCC) di Kota Solo bulan Oktober 2015 lalu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Drs. H. Nunung Sobari M.M mengatakan bahwa setelah Pekalongan, Bandung juga akan masuk ke dalam kategori kota kreatif. Tingginya kreativitas masyarakat Bandung, terutama kalangan generasi mudanya, tentu adalah sebab yang tak bisa ditutup-tutupi. Dan jelas, semua orang di Indonesia pasti mengetahuinya.

Saya juga sangat setuju. Bukan hanya karena saya orang Bandung, tetapi juga karena saya melihat sendiri seperti apa kreatifnya orang-orang Bandung. Dari segi fashion, kuliner, tempat wisata, hingga tata kotanya. Bahkan walikota Bandungnya pun sudah diketahui semua kalangan dikenal sebagai orang kreatif.

Di antara sekian banyak produk kreatif orang Bandung, tersebutlah ChokorĂȘto Brownies. Iya, camilan berbahan dasar cokelat ini lain daripada brownies yang sudah teman-teman kenal selama ini. Mau tahu apa bedanya? Coba teman-teman lihat brownies-brownies yang ada di bawah ini!

Gambar: Chokoreto Brownies (Ig)

21.11.15

Cara (Ngawur) Menaikkan Angka Klout Score


Pagi tadi, saya cukup kaget ketika buka blog di laptop. Ritual setiap pagi yang saya lakukan untuk mengecek komentar di blog sebelum blog walking ini, tiba-tiba teralihkan pada nilai klout score yang terpampang di sidebar blog. Walah, segitu? Ucap hati saya tidak percaya. Tapi setelah F5 berkali-kali, si browser ternyata gak error. Dan jadilah, pagi ini lebih cerah dari biasanya. #lebay

Eits... tunggu, saya kasih disclaimer dulu, ya. Judul di atas mungkin seperti angin segar. Padahal, hehehehe… cuma sekadar curhat. Di postingan ini, teman-teman gak bakalan dapet kejutan wow tentang kaitan klout score saya dengan job yang bejibun. Iya, untuk para buzzer, blogger, atau selebtwit ternama, klout score memang berbanding lurus dengan rate card dan suburnya kerjaan. Tapi buat saya, klout score hanyalah sebatas angka untuk gaya-gayaan. Ya… sambil berharap ada yang mau ngelirik si emak blogger yang apalah-apalah ini, boleh-boleh aja kan? Hihihi.... So, siapkan hati dan mental untuk kuciwa, ya. Postingan ini mah murni curhat dari si saya, yang gak sengaja, di sepanjang umurnya, bisa dapet klout score sebesar itu. Iyalah, gak lagi bikin GA, gak abis menang lomba, eh tiba-tiba datang jurig tumpak kuda (hantu naik kuda yang artinya rezeki yang tidak disangka-sangka). *Tutup muka sambil ngintip para pembaca yang klout score-nya jauh lebih fantastis*

18.11.15

Kacamata Oh Kacamata


"Mi, Ana pengen pake kacamata, yah!" ucap si sulung pagi itu.
"Tumben. Kemaren-kemaren kan gak mau," jawab saya setengah heran.
"Lihat tulisan di papan tulis gak kelihatan," ujarnya sambil meringis.
"Lho, bukannya udah sejak dulu?" tanya saya.
"Iya, tapi sekarang mah temen sebangkunya baru. Gak kenal. Malu kalo nanya-nanya," papar si sulung.

Seperti itulah percakapan saya dan si sulung, Reihana, pagi itu. Hari pertama sekolah setelah liburan kenaikan kelas 7 ke kelas 8. Iya, memang sudah sejak SD kelas 6 , Reihana mengeluhkan penglihatan matanya yang buram. Tapi karena gak mau diperiksa, malu berkacamata, dan saya gak tahu seberapa buram penglihatannya, Reihana gak pake kacamata. Dibujuk dengan rayuan apa pun, Reihana keukeuh gak mau. Dan baru pagi itu, saya denger dia minta kacamata. Sebabnya sederhana, penglihatannya yang buram membuat tulisan di papan tulis di sekolahnya gak kelihatan. Dia yang biasanya nanya-nanya ke teman sebangkunya, begitu kelas 8 gak bisa lagi. Teman sebangkunya baru dikenalnya. Dia malu dan segan untuk nanya-nanya tulisan yang ada di papan tulis.