Tampilkan postingan dengan label tumbuh kembang anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tumbuh kembang anak. Tampilkan semua postingan

28.1.19

Mengecek Sinergi Akal Fisik Sosial Anak Melalui Kalkulator AFS


Manteman, kalo ngelihat anak-anak kita bisa ngelakuin apa saja, terus kemudian mereka terlihat sehat dan aktif, kita pasti mengira bahwa anak-anak kita tumbuh kembangnya sudah optimal, bukan? Ya, saya juga begitu. Menyimpulkan anak-anak saya tumbuh kembangnya sudah optimal, dari kacamata saya sendiri. Dari apa yang saya lihat sehari-hari. Sejak anak-anak bangun tidur, hingga mereka tidur lagi.

16.4.17

Galau Tentang MPASI? Pilih yang Organik, Enak, dan Bergizi!


Sore itu saya ngikik. Sebuah status seorang teman di Facebook menggelitik saya. Mau tahu seperti apa? Nih, saya screen shot. Tapi namanya saya rahasiakan, ya. Beliau sudah ngasih izin, dengan syarat beliau katanya gak mau nongol di blogpost ini. Takut beken. Hehehehe….

23.1.16

Lagu Anak Indonesia, Riwayatmu Kini...


“Nia, budakna si eta mah pinter pisan,” ucap mama semangat.
“Pinter kumaha?” jawab saya.
“Eta, nyanyi Sambalado si Ayu Tingting meni nepi ka tamat,” ucap mama lagi.
“Waduh!”

Seperti itulah percakapan saya dan mama siang itu. Yang bukan orang sunda pun kayaknya ngerti dengan percakapan di atas. Ya, mama memuji anak tetangga depan rumah karena kepiawaiannya dalam menamatkan lagu Ayu Tingting, Sambalado. Senada dengan hal itu, di saat yang berbeda, para ibu-ibu lain begitu senang dan bangganya melihat anak-anaknya jogged dangdut ala penyanyi dangdut panggung di sebuah pesta ulang tahun seorang anak tetangga yang lain, manakala diputar lagu Da Aku Mah Apa Atuh, yang dipopulerkan oleh Cita Citata. Saya yang mendengar dan melihat dua kejadian itu, terus terang kaget. Apa yang membanggakannya? Bukankah itu justru membuat miris?

Iya, kedua contoh kejadian di atas menurut saya tidaklah membanggakan. Dan sebaliknya, itu membuat saya miris. Di contoh pertama, tentu hal ini karena lagu Sambalado kan lagu yang isinya tentang percintaan orang-orang yang sudah dewasa. Meskipun tak ada yang bisa dibilang 'bahaya', untuk anak usia 3 tahun, rasanya tak 'sehat' untuk nyanyi seperti itu. Adapun di contoh kejadian kedua, sudahlah anak-anak joged ala penyanyi panggung yang cenderung mengeksploitasi 'bagian perut ke bawah', lagu yang diputar yang ternyata dihafal anak-anak tersebut di luar kepala, adalah jenis lagu dewasa yang muatannya negatif. Iyalah negatif, masa anak-anak kecil sudah diperkenalkan dengan kata 'selingkuhan' dan 'pacar gelap'. Haduh haduh haduh... ngeri!