10.8.22

#DengarAlamBernyanyi untuk Perlindungan Hutan Indonesia


Teman-teman, apa yang akan teman-teman lakukan jika punya tanah pribadi yang luas di dalam hutan? Kebanyakan dari kita pasti akan menjawab: menanami lahan tersebut dengan pohon atau tanaman-tanaman yang produktif, bukan? Selain bisa memberi kita penghasilan, kita pasti mikirnya : lahan di hutannya kan miliki kita. Ditanami pohon atau tanaman oleh kita. Pastinya juga hal tersebut tak akan merusak hutan. Dan sebaliknya, hutan bisa jadi lebih hijau dan asri.

Menjaga Keutuhan Vegetasi Hutan

Tidak demikian halnya dengan apa yang dilakukan Bu Oday Kodariyah. Seorang warga dari Kampung Manggu, Desa Cukang Genteng, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Apa yang beliau lakukan di lahan hutan yang dimilikinya, yang jumlahnya lumayan luas, berbeda dengan orang kebanyakan.

Bu Oday Kodariyah

Ya, beliau tidak menanami lahan hutan yang dimilikinya itu dengan pohon-pohon atau tanaman-tanaman yang bisa menghasilkan uang untuknya. Beliau juga tidak kepikiran untuk menjual lahan hutan yang dia punyai. Padahal Yang sudah menawar dan serius ingin membelinya banyak. Sebab memang, lahan hutan yang ada di kawasan Ciwidey memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sudah banyak bukan villa, hotel, penginapan, resort, dan berbagai destinasi wisata di kawasan Ciwidey?! 

Nah itu, yang berniat membeli lahan hutan Bu Oday kebanyakan merupakan pengusaha yang ingin membuat lokasi-lokasi seperti itu. Namun tetap, tekad Bu Oday tidak tergoyahkan oleh uang. Beliau keukeuh untuk memiliki lahan hutannya dan membiarkannya begitu saja. Malah sebaliknya, Bu Oday punya keinginan untuk menambah lagi lahan hutannya supaya lebih luas.

Apa sebenarnya yang membuat Bu Oday melakukan hal itu? Jawabannya sederhana. Bu Oday ingin menjaga keutuhan isi hutan. Khususnya vegetasi hutan. Sebab Bu Oday, yang juga merupakan praktisi tanaman obat nusantara, sangat tahu dengan benar bahwa tanaman-tanaman asli yang ada di hutan itu memiliki khasiat. Dan khasiatnya akan lebih bagus jika tanaman tersebut tumbuh secara liar di habitatnya. Dengan membiarkan lahan hutan apa adanya, secara langsung dan tidak langsung maka tanaman obat tradisional asli Indonesia, khususnya yang ada di lahan hutan yang dimilikinya, itu bisa lestari. 

Beberapa contoh tanaman obat Bu Oday

Bu Oday juga menanam tanaman obat. Jumlahnya bahkan mencapai 900 jenis tanaman obat. Namun beliau tidak menanamnya di hutan. Beliau menanam kesemua tanaman obat tersebut di kebunnya. Bu Oday juga sangat memegang teguh bahwa obat tradisional itu punya peran yang tidak akan tergoyahkan, di tengah perkembangan ilmu farmasi yang telah menghasilkan berbagai obat kimia. Ya, obat-obatan tradisional #IndonesiaBikinBangga.

Bu Oday di tempat pembibitan dan pengembangan kebun tanaman obatnya

Jangan salah, kebun yang dimilikinya ini juga lumayan luas. Letaknya ada di Bukit Sari Alam, tak jauh dari rumah beliau. Tak hanya ada kebun tanaman obat saja, di tempat tersebut juga ada herbarium, ada kafe bukit, ada tempat berkemah dan juga glamping, serta yang lainnya. 

Bu Oday di depan Herbarium miliknya

Prasasti Herbarium Bu Oday yang diresmikan Bupati Bandung

Salah satu sudut di dalam herbarium Bu Oday

Ah ya, selain menjadi praktisi tanaman obat dan juga pelestari lingkungan, Bu Oday pun memiliki klinik. Sebuah klinik pengobatan yang obatnya menggunakan tanaman-tanaman obat. Tentu saja, obat tersebut diracik dari tanaman-tanaman obat yang ada di lahan hutan miliknya. Karena berbagai pengabdiannya, khususnya dalam melestarikan hutan, Bu Oday pun diganjar penghargaan Kalpataru, di tahun 2018 di kategori kategori Perintis Lingkungan, oleh Pemerintah Pusat.

Beberapa penghargaan yang diterima Bu Oday, termasuk Kalpataru


Belajar dari Sosok Bu Oday

Bu Oday memang sangat sangat keren. Apa yang beliau lakukan patut diacungi jempol. Dan tentu, kita semua harus meneladani apa yang dilakukannya, yakni melestarikan lingkungan hutan. Tapi, kita yang di kota jelas akan merasa abstrak dengan hal itu. Gimana caranya melestarikan hutan, kita kan tinggalnya di kota? 

Sebenarnya tidak susah juga. Kita juga bisa jadi keren. Lingkungan, entah itu di kota, di desa, di hutan, di laut, atau di mana pun itu saling berhubungan. Jika kita semena-mena di kota, maka hutan bisa kena imbasnya. Pun demikian jika kita semberandal terhadap hutan. Lingkungan di kota pasti akan terpengaruh. 

Contoh nyatanya misalnya saja pembalakan liar di hutan. Jika terus dilakukan, hutan akan gundul. Sudah pasti, dari mulai banjir, erosi, bahkan hingga perubahan iklim akan terjadi. Efeknya ini terjadinya di mana-mana, tak hanya di daerah yang dekat hutan saja. Nah di kota, contohnya adalah semakin banyaknya pengubahan lahan menjadi gedung dan semakin sedikitnya lahan hijau. Akibatnya, penyerapan air menjadi kurang. Banjir, kekurangan air bersih, polusi udara meningkat, dan cuaca yang panas pun terjadi. Efek ini pun tak hanya dirasakan di kota tersebut. Kota-kota di sekitarnya, bahkan hingga ke desa, jika keadaannya sudah parah.

Untuk itu, supaya alam bisa tetap ramah, supaya bumi bisa tetap nyaman, kita semua harus seperti Bu Oday. Tak perlu dengan cara yang sama dan besar seperti yang dilakukannya. Kita bisa melakukan hal-hal kecil yang kita bisa. Asalkan konsisten, mulai dari sekarang, hingga seterusnya, apa yang kita lakukan akan memberi arti. Apalagi jika yang melakukannya banyak. Efeknya bisa sangat besar.

Ini yang Bisa Kita Lakukan!

Dalam kaitannya dengan aksi menjaga hutan, karena secara umum lingkungan itu saling berkaitan, maka yang bisa kita lakukan tak harus yang langsung aksi ke hutan. Aksi terhadap bumi juga termasuk di dalamnya adalah hutan. Di mana pun kita bisa melakukannya. Berikut kiranya hal-hal yang bisa kita semua lakukan supaya hutan bisa lestari.

  1. Membuang sampah pada tempatnya. Sebab sampah yang berserakan, terutama sampah plastik, bisa mencermari lingkungan.
  2. Bijak menggunakan plastik. Sebisa mungkin mengurangi, minimalkan. Misalnya dengan selalu membawa botol air minum sendiri daripada beli minuman kemasan ketika ke luar rumah.
  3. Hemat energi, khususnya dalam penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Supaya proses eksplorasi dan juga proses pembuatan BBM yang banyak merusak hutan bisa berkurang.
  4. Menggunakan energi yang sumbernya terbarukan. Supaya proses eksplorasi dan juga proses pembuatan BBM yang banyak merusak hutan bisa berkurang. Bahkan jika bisa hingga nol kejadian.
  5. Hemat dalam menggunakan kertas dan tisu. Sebab kertas terbuat dari bubur kertas yang bahan bakunya adalah batang pohon. Bijak dalam menggunakan kertas meliputi 4R : Reduce (mengurangi), Reuse (memnggunakan kembali), dan juga Recycle (mendaur ulang).
  6. Tidak banyak, tidak sering, dan tidak selalu membeli barang-barang baru, terutama yang termasuk kebutuhan fashion. Melakukan thrifting (membeli barang preloved) akan lebih baik. Selain bisa lebih hemat, juga mengurangi sampah fashion yang membebani alam.
  7. Dan banyak lagi.

Ikut Kampanye Mencintai Hutan

Itu tadi beberapa contoh aksi yang bisa dibilang langsung, yang bisa kita lakukan dalam upaya melindungi dan melestarikan alam, termasuk hutan. Nah selain itu, kita juga bisa melakukan aksi lain yang sifatnya tidak langsung, yang tak kalah penting untuk alam dan juga hutan. 

Yes, aksi itu adalah berpartisipasi aktif di dalam kampanye perlindungan hutan. Banyak juga kan aksi yang dilakukan para pencinta alam dan hutan untuk ini? Ada yang bentuknya donasi, baik itu uang atau pun barang yang bisa digunakan untuk alam dan hutan. Ada yang bentuknya turun ke alam, misalnya membersihkan sungai. Dan ada pula program penyadaran masyarakat, misalnya saja Heart Hour.

Ikut Melindungi dan Mencintai Hutan dengan ‘#DengarAlamBernyanyi’

Untuk program penyadaran masyarakat, sekarang ada cara baru dan kreatif dalam kampanye mencintai hutan. Program ini berupa mendengarkan, menyanyikan, dan juga menyebarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi yang dibawakan oleh Laleilmanino bersama Chicco Jerikho, HIVI!, dan Sheila Dara Aisha. Lagu ini mengajak kita semua untuk kembali melihat bumi yang kondisinya saat ini sudah semakin rusak karena perubahan iklim

Kenapa program ini bentuknya dengan cara mendengarkan lagu, menurut saya sih karena kita semua sangat suka dengan lagu. Dengan semakin seringnya kita ikut menyanyi dan juga mendengarkan, hingga mungkin lagu ini viral, otomatis isinya akan selalu diucapkan berulang-ulang. Jika ucapan diulang-ulang, maka maknanya bisa diresapi. Jika maknanya sudah diresapi, nantinya kita akan melakukan aksi.

Teman-teman sudah tahu dengan lagu yang dimaksud? Ya benar, lagu Dengar Alam Bernyanyi. Kita bisa mendengarkannya di Spotify dan Apple Music. Atau teman-teman juga bisa mendengarkan lagu sekaligus melihat videonya di Youtube. Klik saja langsung video di bawah ini.

Jangan salah, dengan banyaknya kita mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi di platform musik, baik itu Spotify dan Apple Music, dan juga video Youtube, akan semakin banyak pula royalti yang didapatkan. Nah royalti yang didapatnya nanti akan  digunakan untuk berbagai program perlindungan hutan Indonesia. Keren sekali, bukan?

Yuk Berpartisipasi #UntukmuBumiku!

Manfaat hutan dan juga kekayaan hutan kita sangat nyata dan tak terbantahkan. #HutanKitaSultan, segalanya ada. Sumber pangan, sumber sandang, dan sumber papan. Ada banyak bahkan di dalamnya yang tak dimiliki negara lain. Sudah sepantasnya kita melindungi hutan kita. 

Caranya ya seperti yang sudah kita ceritakan bersama. Termasuk dengan mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi. Mari kita bersama menjadi #TeamUpforImpact. Demi hutan kita, demi generasi masa depan kita, dan demi alam Indonesia yang kita cintai ini.

Semoga saja, langkah kecil yang kita lakukan, bisa memberi dampak yang besar untuk semuanya. Untuk hutan, untuk alam Indonesia, dan untuk kehidupan yang aman, nyaman, dan sejahtera di bumi ini. Semoga saja!

Hutan kita kaya, hutan kita indah

Bermain ke hutan itu seru. Ayo lindungi hutan!

25 komentar:

  1. Salut sama Bu Iday yang turut menjaga keutuhan isi hutan dengan berbagai cara terbaik yang dimiikinya. Herbariumnya oke banget, bisa bermanfaat bagi kesehatan kita. Patut dacungi jempol tentunya. Nah, kita pun harus menjaga hutan, dimulai dari hal terkecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Melestarikan alam lingkungan dengan tidak melalukan pembalakan hutan dll. Dengar Alam Bernyanyi, lagu yang easy listening, aku suka sekali :)

    BalasHapus
  2. masya Allah teh, bu Oday menginspirasi banget ya. Klo aku punya lahan, iyaa aku bakal tanam2 jg yg bermanfaat, trus diwakafin buat skul..di tengah hutan. Wah teh itu seru amat sih ramean halan2, aku mau ikut dong :))..

    BalasHapus
  3. Melestarikan hutan itu kewajiban kita semua sebagai manusia ya Teh. Kalo kita yang hidup di kota mungkin bisa melakukannya dengan cara sederhana, buang sampah di tempatnya, memilah sampah, menanam dan lain sebagainya. Atau bisa juga seperti bu Oday ini ya

    BalasHapus
  4. Aww seru bangeett foto jalan-jalan ke hutannya... Iya setuju buat back to hutan untuk melestarikan paru-paru yang jadi sumber kehidupan untuk banyak umat manusia ini...

    BalasHapus
  5. Salut dengan bu Oday yang tak tergoda untuk memanfaatkan lahannya untuk kepentingan pribadi, padahal kalau dia mau melepas, pastinya para pengusaha itu bakal mau membeli dengan harga tinggi ya.

    BalasHapus
  6. Keren banget, Bu Oday. Aku pengen juga bisa nanam-nanam gitu, tapi tanamanku pada mati wkwk. Emang kita harus ikut melestarikan hutan ya. Salut sama orang-orang seperti Bu Oday ini.

    BalasHapus
  7. Ngak gampang jadi bu Oday ya, yang harus bertahan dengan idealisnya, walau sudah dirayu dengan limpahan materi. Sampai dapat penghargaan kalpataru. Aku sendiri mungkin nggak sanggup.

    BalasHapus
  8. Hai teh Nia,
    Kebetulan aku sudah melaksanakan 5 pont yang disebutkan untuk melestarikan hutan. Kalau bukan kita siapa lagi ya

    BalasHapus
  9. Salut sama keteguhan hati bu Oday yang bertahan untuk tidak menjual lahan yang ia miliki dan mempertahankannya untuk menjaga lingkungan. Semoga makin besar kepedulian kita semua untuk bisa melestarikan hutan di sekitar kita yaaah

    BalasHapus
  10. Banyak banget ya jenis tanamana obat yang ditanam. Bahkan sampai 900 jenis. Senangnya jika berada disana. Semoga makin banyak juga ya yang melakukan seperti ini. Termasuk aku juga

    BalasHapus
  11. Masya Allah tabarakallah Bu Oday keren banget jadi pengen berkunjung ke tempat beliau.

    Semoga banyak Bu Oday lain di negeri ini apalagi yg berharta tapi tidak tamak memperkaya diri sendiri tidak mengindahkan lingkungan.

    Lagu dengarlah alam bernyanyi aku sukaa banget bunn, jadi sountrack reels aku di beberapa video.

    BalasHapus
  12. Keren banget nih pemikiran bu oday banyak banget sekarang orang yang memiliki tanah yang bernilai ekonomi tinggi dijual untuk dijadikan tempat penginapan tapi bu oday tidak seperti itu. Salut dengan beliau yang memiliki pemikiran untuk melestarikan lingkungan hutan.

    BalasHapus
  13. Bener banget, hutan kita itu kaya, sultan banget ya apa aja ada. Sedih ketika ada yang menebang pohon semaunya sendiri. Tentang bu Oday, aku tahu beliau waktu dapat Kalpataru. Kalo berkunjung ke herbarium beliau mesti reservasi dulu, kah? Mau banget ke tempat bu Oday, perempuan inspiratif yang tak tergoyahkan tawaran uang dari pengusaha untuk beli tanahnya

    BalasHapus
  14. Belajar banyak sekali dari Sosok Bu Oday.
    Dari langkah kecilnya bisa menginspirasi kita semua untuk sayangi hutan dengan apa yang bisa kita lakukan.
    Termasuk mendengar lagu Dengar Alam Bernyanyi. Semoga bisa menggerakkan hati pendengar untuk terus berbuat baik terhadap alam.

    BalasHapus
  15. Salut banget sama bu Odey, semoga menjadi inspirasi bagi banyak orang. kalau dilihat sekarang banyak banget pengusaha yang membangun tempat wisata di daerah hutan ya mbak. Mulai dari cafe sampai tempat bermain

    BalasHapus
  16. Sedih ya lihat perubahan iklim sekarang ini, inilah mengapa pentingnya kita terus melestarikan dan menjaga alam disekitar kita. Agar mereka tetap terjaga dan tidak bersedih ya, semoga dengan adanya "dengar alam bernyanyi untuk hutan" bisa mengetuk hati kita semua untuk terus menjaga.

    BalasHapus
  17. Aahh, baca ini jadi inget Bu Oday, salut sama beliau dengan aksinya menjaga keutuhan isi hutan, khuususnya vegetasi hutan.
    Pas banget, apalagi sambil dengar alam bernyanyi, rasanya gimana gitu.

    Semoga kita pun makin penuh kesadrn untuk selalu menjaga dan melestarikan alam, minimal dengan melakukan aksi2 yang kecil

    BalasHapus
  18. waaah...kereeen sekali Ibu Oday, pantas lah diganjar Kalpataru. Semoga Ibu Oday semakin diberkahi kelimpahan karena kecintaan beliau pada alam. Terima kasih Ibu Oday...

    Btw aku suka banget lagu dengar alam bernyanyi ini. Easy listening. Plus awalnya surprised karena ada bang Chicco ikut nyanyi.. Kan selama ini taunya dia maen pilem yak...

    BalasHapus
  19. Huweeeehh gak banyak yang mau tinggal di hutan, ibu ini salah satu yang berjasa mengawasi hutan ya mbak :D
    Tak heran beliau mendapatkan Kalpataru. Rasa2nya aku dah lama banget gk denger soal penghargaan ini.
    Butuh banyak sosok seperti beliau yang mau mendedikasikan dirinya utk turut menjaga kelestarian hutan.

    BalasHapus
  20. Aku sudah dengarkan lagu ini full dari awal sampai akhir. Nadanya enak didengar, temponya pas. Nyaman didengarkan. Rasanya, ayo giatkan menyebarkan lagu ini ke orsng lain supaya makin banyak yg peduli dg hutan kita

    BalasHapus
  21. Salut sama kegigihan bu Oday mempertahankan hutan miliknya untuk menanam tanaman Toga yang sekarang udah jarang digalakkan. Padahal zaman saya kecil menanam tanaman toga itu disosialisasikan.
    Aku juga seneng denger lagi Dengar Alam Bernyanyi, anak-anak suka lihat video clipnya mewakili isi hati alam sekarang.

    BalasHapus
  22. Masya Allah berkah buat Bu Oday yang konsisten melestarikan hutan. Ternyata sebaiknya begitu ya membiarkan tumbuhan liar di hutan, malah ada tanaman obat herbal.
    Btw, kebun, klinik, sampai tempat glamping itu dikelola Bu Oday juga?

    BalasHapus
  23. Two thumbs up buat bu Oday, semoga ibu selalu diberikan kesehatan. Btw ini lagunya enakeun ya teh, easy listening.

    BalasHapus
  24. wah lagunya bagus banget :D semoga para pendengar bisa semakin mencintai lingkungan ya

    BalasHapus
  25. waw keren banget Bu Oday punya hutan loh! bagus sih gak dijual jadi bisa jadi sarana edukasi juga yaa..

    glamping di tempat Bu Oday gitu jdnya yaa, kece sih pastinya, anak2 hepi nih belajar di sana. salut bgt sama beliau

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)