1.6.14

Ko-Infeksi TB-HIV : Tantangan Pengendalian TB yang Sangat Berat

Semua orang tahu bahwa penyakit HIV/AIDS adalah penyakit yang sangat mengerikan. Bagaimana tidak, penyakit yang disebabkan virus ini bisa membuat pasiennya 'mati' secara perlahan-lahan. Bukan hanya karena virus yang menggerogotinya tubuhnya itu ganas dan memang belum bisa ditemukan obatnya secara jelas, ‘hukuman sosial’ yang diderita pasien bahkan seringkali lebih membebaninya. Akibatnya, fisik dan mental pasien HIV/AIDS menjadi semakin lemah.

Virus yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh. Human Immunodeficiency Virus ini membuat ketahanan tubuh penderitanya menurun drastis. Sehingga apa pun kuman yang menyerang tubuh penderita HIV/AIDS menjadi berisiko tinggi dan mungkin menjadi mematikan. Bahkan untuk kuman yang dianggap ringan oleh orang-orang normal.

Kuman tuberkulosis adalah salah satu contoh kuman yang sangat mematikan bagi penderita HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS bisa dengan cepat menjadi penderita TB aktif begitu dia menderita TB laten. Di tahun 2012, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat bahwa dari perkiraan 1,3 juta orang yang meninggal karena tuberkulosis, di antaranya terdapat 320 ribu orang yang juga merupakan penderita HIV positif (Global Report WHO 2013). Dan tentu, di tahun-tahun berikutnya, jumlah ini bisa terus meningkat karena ‘kerjasama’ dua penyakit ini di dalam satu tubuh pasien menjadi sangat sangat serius. Penderitanya disebut sebagai pasien ko-infeksi TB-HIV, yaitu pasien TB dengan HIV dan ODHA dengan TB.

30.5.14

Speedy Instan : Koneksi Internet Cepat, Stabil, dan Mampu Diandalkan

Di era digital seperti sekarang, internet nirkabel bukanlah barang yang baru. Terutama bagi orang-orang modern alias orang-orang gaul. Ke mana pun mereka pergi, gadget yang dimiliki pasti selalu dipakai untuk internetan dengan menggunakan fasilitas ini. Baik hotspot/wifi gratisan hingga yang berbayar. Dari yang hanya sekadar untuk eksis dan narsis, sampai untuk keperluan pekerjaan. Semua jelas membuat jalan-jalan semakin menyenangkan.

Tak terkecuali dengan aku. Meski bukan orang (yang terlalu) gaul, setiap kali ke luar rumah, aku selalu menggunakan fasilitas hotspot/wifi ini. Dengan alasan hemat, aku lebih memilih hotspot/wifi gratisan. Gak masalah jika koneksinya lemot dan gak stabil. Toh yang aku lakukan hanya sebatas update status Facebook, Twitter, ngecek e-mail, atau browsing gak jelas ke sana ke mari.

Kemarin (Kamis, 30 Mei 2014), aku, suami, dan anak ketigaku pergi ke Bandung Electronik Center (BEC). Kami ke sana bukan untuk beli gadget baru. Tetapi untuk mencari game yang diminta anak keduaku. Yupp! Dua hari sebelumnya, dia memang berulang tahun dan minta game baru sebagai hadiahnya.