23.1.14

Tontonan Edukatif untuk Peningkatan Kemampuan Otak Anak

“Sa ulus… sa ulus… sa ulus!”

Teriakan Radit yang tiba-tiba dari tidurnya itu mengagetkan saya. Bagaimana tidak, waktu itu, jam baru menunjukkan pukul lima pagi. Segera saya hampiri. Dengan masih tampak kelimpungan, Radit yang kala itu baru berusia 3 tahun, sepertinya mencari-cari sesuatu.

Sebagai ibunya, saya tentu tahu apa yang dicari Radit. Sa ulus. Ya, dua kata itu adalah sebutan Radit pada mainan baru yang dibelikan ayahnya. Dinosaurus. Karena Radit masih cadel dan menyebutnya dengan cepat, jadilah dinosaurus dipanggilnya sa ulus. Dengan segera, lima buah dinosaurus plastik berbagai bentuk yang dimaksudnya, saya berikan pada Radit.

Dinosaurus mainan Radit

Apa yang terjadi di atas bukan hanya sekali dua kali saja. Semenjak dibelikan mainan itu, Radit seperti menjadi anak yang baru. Setiap hari, ke mana pun dia pergi, mainan dinosaurus itu selalu dibawanya. Tak hanya untuk dimainkannya sendiri. Kakaknya, teman-temannya, bahkan saya dan juga suami sering dimintanya untuk ikut bermain dengan dinosaurus-dinosaurus itu. 

Suatu kali, dia meminta saya untuk bercerita dengan menggunakan dinosaurus-dinosaurusnya sebagai tokoh-tokohnya. Di lain kesempatan, dia sendiri yang mengarang ceritanya dan menyuruh saya untuk mendengarkannya. Dongeng-dongeng heroik, cerita-cerita di film, hingga kehidupan sehari-hari yang dilaluinya, sepertinya menjadi sumber inspirasi baginya.

25.12.13

E-learning, Solusi Belajar Tambahan yang Tepat di Zaman yang Serba Cepat

Kemajuan  dunia modern membuat segala sektor kehidupan bergerak sangat cepat. Begitu juga dengan arus informasi. Tak hanya dalam hitungan hari. Pergerakan detik demi detik, kini mampu tersampaikan tanpa batas, dari ujung dunia yang satu ke ujung dunia yang lain. Tak ayal, perkembangan dunia digital ini menjadi tak hanya menjadi sekadar gaya hidup, tetapi juga kebutuhan bagi semua kalangan. 

Dunia pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang terkena dampak ini. Karena hal ini, dengan mudah, kita dapat menyaksikan pergantian buku-buku ajar dan buku-buku pegangan siswa serta guru yang direvisi dari tahun ke tahun. Sebabnya tentu bukan hanya untuk menyempurnakan edisi sebelumnya agar lebih update, kesesuaian dengan kurikulum yang terus mengalami perubahan, juga merupakan salah satu penyebabnya.

Fenomena tersebut sangat membuat dilemma. Di satu sisi, perubahan untuk penyempurnaan, memberikan tujuan yang baik, yaitu kesesuaian dengan keadaaan. Akan tetapi di sisi lain, ketidakmatangan kurikulum karena belum apa-apa sudah diganti serta mubazirnya buku-buku dan alat penunjang pengajaran di tahun-tahun sebelumnya yang tidak bisa dipakai lagi, membuat pemborosan uang yang jumlahnya tidak sedikit. Tak pelak, bergonta-gantinya kurikulum beserta alat penunjang belajar mengajar ini menimbulkan pro dan kontra di sana-sini.

22.12.13

IBU, Cinta Tanpa Akhir

Malam itu begitu sempurna. Bintang dan Rembulan bersinar dengan cerahnya. Secerah hatiku yang dipenuhi sinar kehidupan dan harapan yang akan dimulai esok pagi. Ya, semenjak pagi hingga malam beranjak, hari rasanya memang begitu bersahabat. Tak ada setitik pun air langit yang jatuh ke bumi. Sepertinya mereka sangat mengerti. Hari itu, malam itu, dan esok hari adalah milikku. Hari yang akan sangat bersejarah untuk aku, dan kehidupanku.

Air langit memang tidak jatuh di sepanjang hari itu. Dia ternyata pindah ke ujung mata mamaku. Awalnya, hadirnya tak bisa aku rasakan. Tapi sembab matanya, perubahan warna matanya, hingga isak dari hidungnya jelas kentara pada sosok perempuan yang sudah melahirkanku itu.

“Mama, nangis?” tanyaku heran.
“Enggak,” jawabnya pelan sambil menebarkan seulas senyum yang dipaksakan.
“Kenapa nangis?” tanyaku lagi.
“Enggak nangis, ah!” Mama menghindar tatapan mataku.
“Mama… kenapa?” tanyaku memberondong.