26.11.22

Memelihara Cinta untuk Menciptakan Hubungan Suami Istri yang Harmonis


“Ma, nikah bikin bosen gak sih? Bosen atuh meureun hidup berpuluh-puluh tahun dengan orang yang sama?”

Seperti itulah kiranya pertanyaan saya kepada mama, puluhan tahun silam. Waktu itu, entah kenapa, kepikiran aja hal yang seperti itu. Tentang pernikahan, tentang hubungan antara suami dan istri, dan kelanggengan hubungan tersebut. 

Jujur, saya waktu itu sangat penasaran dengan apa yang saya tanyakan. Emangnya pernikahan itu gak membosankan? Sebab dari apa yang saat itu saya rasakan, hubungan antar-dua manusia berbeda jenis seperti itu adanya. Bikin bosen.

Ya, saya pernah kenal dan deket dengan seorang teman pria. Dia baik, dia gak neko-neko, dia juga perhatian sama saya. Tapi saya, lama kelamaan merasa bosan. Mungkin hanya hitungan 2 – 3 bulan saja, saya mundur dari hubungan tersebut. Dan meminta dia menjadi teman biasa layaknya teman-teman pria lainnya di kehidupan saya. Nah dari pengalaman itu, makanya saya bertanya tentang apa yang saya tulis di atas. 

Oh Ternyata…

Beberapa waktu lalu, tetiba sulung saya menanyakan hal yang mirip dengan apa yang saya tanyakan kepada mama saya. Ya, si sulung bertanya apakah saya bosen hidup dengan bapaknya?

Saya pun tersenyum. Gulungan memori di otak saya seperti berputar menayangkan satu per satu kenangan dengan suami. Dari mulai menikah, hamil, punya 1 anak, punya 2 anak, punya 3 anak, punya 4 anak, dan berbagai memori lainnya. Dengan mantap saya pun menjawab, “tidak!”

Ya memang seperti itu. Menikah dengan orang yang tepat tidaklah membosankan. Sebaliknya, dari hari ke hari, rasanya saya selalu jatuh cinta padanya. Semua kekurangannya, semua kelebihannya, saya menyukainya. Dan alhamdulillah, sebentar lagi kami akan merayakan usia pernikahan yang ke-22 tahun.

Apa yang Membuat Saya Jatuh Cinta?

Jika ditanya seperti itu, saya bingung mau menjawab apa. Bukan karena tak ada jawabannya, melainkan karena jawabannya terlalu banyak. Dari mulai hal-hal kecil yang dia lakukan, hingga hal-hal besar yang dia tunjukkan. Semua-muanya membuat saya jatuh cinta.

Jika teman-teman ingin tahu, waktu menerimanya untuk menikahi saya, bisa dibilang saya tidak mencintainya. Tepatnya, belum mencintainya. Saya menerimanya karena dia punya niat yang tulus untuk membina rumah tangga. Saya melihat sosok pria baik, sholeh, perhatian, dan penyayang pada dirinya. Saya sangat yakin bahwa dialah orang yang tepat untuk jadi imam dan ayah untuk anak-anak saya. Saya yakin dia akan membawa saya menjadi orang yang lebih baik. 

Dan benarlah apa kata orang-orang Jawa. “Witing tresno jalaran soko kulino", cinta datang dan tumbuh karena terbiasa. Dari kebaikan-kebaikannya, dari rasa sayangnya, dari perhatiannya, dari besarnya dia mencintai saya, timbullah cinta di hati saya. Sekarang, jika ada alat yang bisa mengukur rasa cinta, sepertinya cinta saya kepadanya besarnya sudah sama seperti rasa cinta dia kepada saya.

Kok bisa tahu kalo rasa cinta saya kepada dia begitu besar? Pernah denger lirik sebuah lagu jadul yang begini, “bila dibuai rindu, hatimu pasti tahu, ada cinta di sana.”? Hahaha, ya seperti itu. Saat dia tidak ada, saat dia jauh dari saya, jangankan dalam waktu lama, ditinggal dia kerja di waktu siang aja, saya selalu rindu. Serius!


Memelihara Cinta

Ini yang bisa dibilang jadi resep kami yang selalu jatuh cinta setiap harinya. Anak muda jaman now mungkin nyebut hal ini sebagai sesuatu yang cringe. Gapapa deh dibilang gitu, kenyataannya memang demikian. Boleh jadi hal tersebut cringe, tapi inilah cara kami memelihara cinta.

1. Selalu memanggil ‘sayang’

Hehe iya, setiap saat setiap waktu, kami selalu bilang sayang. Entah itu manggil secara langsung atau pun di chat, kami selalu seperti itu. Anak-anak dulu sering nyindir-nyindir, malu katanya udah tua dan udah punya anak-anak yang dewasa, tapi manggilnya begitu. Kami cuek aja. Akhirnya anak-anak jadi terbiasa. Palingan anak-anak manggil kami sebagai pasangan bucin. Wkwkwkwk…

2. Selalu bilang, I love You

Hihihi ini juga gak kalah cringe. Tapi terserah deh, memang begitu juga kenyataannya. Ungkapan I love You udah kayak imbuhan aja buat kami. Kami menyebutkannya di berbagai kesempatan. Misalnya setelah selesai ngasih makan, setelah diberi sesuatu, ketika hendak pergi, dan yang lainnya. Untuk yang satu ini, saya kadang kepikiran kalau itu adalah momen terakhir saya bersama dia. Jadinya saya ingin dia tahu kalau saya memang cinta dia. 

3. Sering ‘ciuman’

Hahahaha, aduh malu. Maksudnya begini, ini bukan ciuman yang french kiss gitu ya. Ini ciuman dalam arti saling ketemu bibir, walau pun cuma sedetik saja. Kami melakukannya sering. Gak kehitung kayaknya jumlahnya dalam sehari. Kami bahkan tak segan melakukannya di depan anak-anak. Dulu anak-anak ngelihatnya sebagai hal yang aneh. Tapi kini mereka sudah terbiasa. 

4. Perhatian ke hal-hal kecil

Ini sih jelas ya, semua pasangan suami istri harus saling perhatian. Termasuk ke hal-hal yang kecil. Saya sih bukan sekarang saja. Sifat perempuan kan memang begitu, ya. Selalu memperhatikan sesuatu secara detail hingga ke hal-hal yang kecil. Nah ternyata, sekarang suami juga begitu. Ke saya pun dia kini sudah lebih perhatian ke hal-hal yang kecil. Misalnya saja makanan kesukaan saya, apa-apa yang saya sukai dan tidak, dan yang lainnya. 

5. Hot urusan di ranjang

Aduh malu! Hehehe gapapalah, karena begitulah adanya. Menurut saya, hubungan suami istri yang harmonis tidak akan bisa tercipta jika urusan di ranjang tidak berjalan dengan baik. Dulu, saya dan suami gak saling terbuka untuk urusan ini. Hanya melakukannya sebagai rutinitas yang ‘wajib’ untuk dilakukan. Mungkin karena malu dan segan. Tapi seiring waktu, kami jadi lebih terbuka. Gak hanya salah satu pihak saja yang ingin bagaimana, kami berdua sudah bisa mengungkapkan apa yang masing-masing dari kami inginkan.


Masalah Hubunngan Suami Istri

Ngomongin soal hubungan pasutri, percaya atau enggak, itu bisa jadi kunci di dalam keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Seperti yang saya bilang, jika hubungan pasutri bisa memuaskan kedua belah pihak, hari-hari yang berat pun akan terasa jauh lebih ringan. Sebaliknya, jika ada salah satu yang tak terpuaskan, atau malah keduanya, ini bisa jadi bibit ketidakharmonisan. Yang jika dibiarkan, hal ini bisa jadi bom waktu yang kapan-kapan meledak dan memporakporandakan rumah tangga.

Misalnya saja seperti masalah impotensi pada pria. Sebuah permasalahan yang akan membuat pria minder, dan istri tidak terpuaskan. Nah akhirnya, karena tidak ada komunikasi yang baik di antara keduanya, bisa jadi si pria melakukan hal yang berisiko. Seperti membeli obat kuat penambah stamina yang asal saja belinya. Toh kan sekarang, produk-produk semacam ini relatif gampang didapatkan. Dari mulai kios-kios obat kuat hingga toko-toko online. Padahal keamanannya belum tentu terjamin.

Obat penambah stamina pria itu idealnya dijual tidak secara sembarangan. Mengonsumsi obat disfungsi ereksi, apalagi jika si prianya punya penyakit tertentu, bisa meningkatkan risiko yang serius. Misalnya saja penyakit jantung, liver, ginjal, hipotensi, hipertensi, kelainan darah, dan kelainan bentuk alat seksualnya. Obat kuat juga sangat tidak dianjurkan dikonsumsi ketika si pria sedang mengonsumsi obat-obatan jenis tertentu. Jika pun tidak memberikan efek langsung, pemakaian obat kuat dalam jangka waktu yang panjang akan sangat bisa berdampak negatif bagi kesehatan penggunanya. 

Untuk para pria yang punya masalah seperti itu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi obat kuat, ada baiknya untuk lebih memilih berkonsultasi lebih dulu pada penyedia jasa sexual care yang terpercaya. Sudah pasti, jasa semacam itu sangat berbeda dengan kios-kios obat yang ada di pinggir jalan. 

Menambah wawasan dari mengakses web terpercaya seperti diricare.com akan lebih baik daripada langsung beli obat yang tidak jelas keamanannya. Di sana siapa pun bisa memesan jasa sexual care online yang terpercaya. Tenaga profesionalnya banyak dan terlatih.  Diricare melayani konsultasi online dan juga pembelian obat-obatan kesehatan pria yang sudah teregistrasi BPOM dan FDA. Jika teman-teman atau siapa pun yang sibuk atau mungkin ada rasa segan untuk konsultasi dahulu dan belanja langsung, diricare bisa menjadi pilihan. 

Well…

Pernikahan adalah ibadah seumur hidup. Akan sangat rugi jika hal tersebut dijalankan hanya atas dasar kewajiban saja. Menciptakan hubungan yang harmonis di dalam suatu pernikahan tentu jauh lebih baik. Sebab menjalankan semuanya menjadi tanpa beban. Dan lebih jauh dari itu. Kita juga jadi bisa menikmatinya sepenuh hati. 

Oke, itu dia resep saya dan suami di dalam menciptakan hubungan suami istri yang harmonis. Walopun tidak sempurna, sebab percekcokan masih tetap ada, tapi setidaknya hubungan kami tetap kuat. Insya Allah hingga kakek nenek dan hingga maut memisahkan kami. 

Teman-teman punya resep yang lainnya? Hayuk atuh kita sharing!


24 komentar:

  1. Wow, cie...cie...romantis amat yach teh Nia dan suami tercinta :D Oh, begitu tips memelihara cinta yang selama ini dilakukan sehari-hari? Boleh nih diikuti hihihi... Iya ya ciuman kena bibir sebentar aja itu menghangatkan suasana. Ga apa2 di depan anak2 supaya mereka tahu bahwa mama papanya saling menyayangi dan menjaga hingga akhir hayat nanti aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya yg baca ikutan malu, dan lega juga ternyata saya bukan bucin tapi ini normal di hubungan suami istri. Saya jg sering cium pipi suami, iseng2 kayak kejutan gitu di depan anak2. Dan yg bereaksi malah anak2 cowok saya yg pada heboh, "Iiih kok cium2 ayah sih, " Wkwkwkw. Menjaga hubungan suami istri dg keromantisan adalah perlu, apalagi hubungan fisik kan jg bisa menguatkan komitmen pernikahan

      Hapus
  2. masyaallah, bahagia dan harmonis selalu ya dengan suamik, dan iya aku setuju untuk membeli obat memang harus ke website yang terpercaya

    BalasHapus
  3. Nah iya..mungkin banyak yang risih di depan anak-anak menunjukkan kemesraan, padahal itu pendidikan juga buat mereka bagaimana nanti berhubungan dengan pasangannya. Karena anak kan mencontoh dari orangtua. Jadi akan begitu seterusnya kalau keteladanan kita perlihatkan
    Suka lihatnya, langgeng selalu Mba Nia dan suami, semoga samawa sebumi sesurga-Nya

    BalasHapus
  4. Yup pernikahan adalah ibadah yang paling lama, jadi kedua belah pihak memang harus memelihara cinta biar nggak sampai ada kebosanan. termasuk dalam urusan ranjang.

    Iya ih, saya pun suka mengernyitkan dahi kalau ada kios kecil, lokasinya Agak kumuh, terus ada tulisan di kacanya "jual obat stamina pria". Suka mikir, obat macam aja yang tempat jualannya aja nggak bersih gitu

    BalasHapus
  5. Asyik asyiikk.. teh, aku bacanya mau minta izin ketawa dulu ah 🤣🤣 ih tapi tuh di rumah anak2 sih udah jijai sama tingkahnya paksu ke aku. Buciiin uy. Udah bisa protes, emaknya jgn dipeluk2,apalagi Ugo 😅 nangeees.
    Perlu ditiru tipsnyaaa nih 22 tahun masya Allah tabarakallah teh. Till jannah ya. Tapi sblm nikah nggak pernah mikir dan nanya ttg nikah apa boring ntarnya...

    BalasHapus
  6. Ya ampun tehh soswit amat sih. Aku dulu juga mikirnya gitu, kira2 bakal bosen ga ya hidup dengan orang yg sama selama bertahun2? sekarang malah beda pertanyaannya. Apakah saya siap ditinggal orang itu selamanya? itu yang ngga berani jawab.
    Eh ya, aku juga sering ciuman kilat di depan anak2 eh malah di cie cie in wkwkwkwkkw.

    BalasHapus
  7. Awalnya menikah mungkin belum benar benar jatuh cinta ya mba. Tapi dengan berjalannya waktu semakin besar cinta pada suami ya, mba. Bahagia selalu mba bersama suami tercinta

    BalasHapus
  8. MasyaAllah udah 20 tahun lebih. Perlu banget menjaga hubungan suami istri. Bukan hanya gugur kewajiban ngurus keluarga tapi menjaga api cinta terus menyala. Hahayyy ...

    Newbie mau praktik.

    BalasHapus
  9. So sweet banget teh..
    Tapi memang pernikahan membuat nyaman dalam hati setiap manusia sehingga melakukan apapun menjadi ibadah ya..

    Langgeng, sakinnah mwaddah selalu ya, teh..
    Seneng banget belajar dari artikel teh Nia.

    BalasHapus
  10. Waaah...samaaan ternyata kita teh..aku dulu pernah mikir, menikah itu apa ga bosen? Hahaha..Kalau ditanya sekarang, aku bakalan jawab, bosen itu manusiawi. Tapi kan ga semua perasaan yg muncul harus diikuti. Bahkan, harus dicari cara untuk menyiasati. Termasuk menyiasati bosen dalam pernikahan. Aku juga suka soksweet sama pasangan, trus anakku yg mulai ABG suka keki kalau lihat ayah ibunya sok sweet hehehe. Masalah ranjang juga salah satu yg harus bener-bener diperhatikan yaaa... Kalau ada masalah, jangan sembarangan minum obat ini itu. Idealnya konsultasi dulu di klinik kredibel kayak diricare

    BalasHapus
  11. Setujuu bangett...perkawinan ibadah seumur hidup dan pasutri harus terbuka satu sama lain. Apa yg disuka apa yg tdk disukai terutama dalam hubungan badan.

    Tidak masalah kalau kita sbg istri lebih berperan supaya tidak bosan baik dalam kata2 perbuatan romantis dkk

    BalasHapus
  12. barakallah mak, semoga sakinah mawaddah warahmah. senyum-senyum aku baca artikelnya wkwkwkwk. tapi bener sih cinta itu dipelihara

    BalasHapus
  13. Kalau aku dan pak suami misal melakukan beberapa hal diatas pasti langsung bilang "pasti ada maunya nih" hahahahaa... Tapi memang namanya hubungan terutama suami istri harus menciptakan kehangatan dan cinta di rumah ya.

    BalasHapus
  14. Nikah bukan karena tren, disuruh cepet, atau lainnya. Sepanjang pernikahan pun kudu dihidupkan, jangan sampai ilang rasa cintanya ya, Mbak. Jadi mau selama apa pun sama orang tersebut, gak akan bosan

    BalasHapus
  15. Gak perlu khawatir ya kalau berbelanja di diricare karena produknya terjamin aman, sudah teregistrasi BPOM dan FDA. Sekarang ini kan orang-orang gampang banget jualan obat, di berbagai marketplace pun ada. Belum yang bertebaran di akun-akun media sosial.

    BalasHapus
  16. Witing tresno jalaran soko ora ono sing liyo ya bak, krn ketemunya lu lagi2 haha :D
    Wuaaahh aku kudu belajar nih dari pengalaman mbak Nia berumahtangga yang lbjh lama dari aku, emang yang namanya suami istri kudu terus memupuk cinta supaya sealu langgeng kyk masa2 masih penganten baru dulu yaaa. Makasih tipsnya :D

    BalasHapus
  17. Seneng kalo baca kisah keluarga yang akur dan romantis. Barokallah ya Mak, semoga keluarganya langgeng dalam kebahagiaan dunia akhirat.

    BalasHapus
  18. Huwooooh.. aku belom punya resep nih teh wkwk. Tapi postingannya nambah insight banget khususnya buat aku yang belum menikah. Semoga selalu harmonis dan langgeng sampai akhir hayat buat Teh Nia dan suami yaa. Aamiin.

    BalasHapus
  19. Woowww ternyata Mbak Nia mesra juga ya sama suami. Bisa dicontoh nih pola menunjukkan kasih sayangnya. Anak sulungku pernah loh langsung bereaksi saat melihat aku manggil sayang gitu ke suami hahahaa... itu kayak anak-anak Mbak Nia yang bilang kami ini pasutri bucin.

    BalasHapus
  20. Aaaawwww ini dia nih pasangan yang insya Allah akan langgeng aaamiiiiin
    aku setuju, urusan ranjang - sapa mesra - becanda - dan sesekali ciuman itu akan menghangatkan juga

    kebetulan aku boboknya kadang ga setempat tidur, jadi kalo setempat tidur kesempatan buat cayang cayangan

    BalasHapus
  21. Bener lho ni Mba. Aku juga ngerasain, perubahan soal "ini" dampaknya bagus ke suami. Suami tu udah gak mudah sensian kalo urusan itu tercukupi dengan baik. Katanya memang para lelaki, syahwat yg gak tersalurkan dengan baik akan ngaruh ke fisik (ada penjelasan ilmiahnya koq) makanya dalam agama kita kan soal ini ada pembahasan khususnya ya Mba

    BalasHapus
  22. Aku jadi kepikiran kalau anakku kelak bakalan ngasih pertanyaan yang sama. Nah, cara memelihara cinta antara suami istri ada beberapa yang sama. Langgeng dan bahagia terus ya mbak

    BalasHapus
  23. Waa terungkap sudah ni kesayangan mba Nia hahaha, duh tipsnya bikin aku mawas diri. Karena habis lahiran aku malah kurang merawat cinta. jadi diingatkan makasih mbaaa

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)