17.6.16

In Harmony Clinic, Mencegah Selalu Lebih Baik daripada Mengobati


Orang bilang, semakin banyak anak dan semakin bertambah lama usia menjadi orang tua, seseorang akan semakin tenang di dalam menyikapi keadaan anak. Terutama di saat anak sakit. Tapi tidak demikian halnya dengan saya. Iya, saya ini orang yang panikan. Setiap kali anak saya sakit, pasti aja panik. Sakit apa pun itu. Gak cuma saat anak pertama saja. Bahkan sampai sekarang hingga anak keempat, kejadian itu selalu berulang. Anak sakit, saya pasti panik.

Saya tahu, sebagai ibu dengan anak yang banyak, saya seharusnya gak panikan seperti itu. Pengalaman mengurus mereka selama 14 tahun, apalagi ketika mereka sakit, seharusnya mampu membuat saya tenang. Tapi ya gimana, mungkin seperti itulah sifat saya. Sekuat tenaga saya berniat dan mencoba menghilangkannya, begitu kejadian, panik itu pasti selalu muncul.

Panik Itu Bukan Tanpa Sebab
Sebenernya, kepanikan-kepanikan yang melanda saya itu bukanlah tanpa sebab. Hal itu terjadi karena setiap anak saya sakit, sakitnya pasti lebih ‘bandel’ daripada sakit yang sama yang melanda kakaknya, sebelumnya. Misalnya saja sakit yang sering dianggap sepele, yaitu sakit flu atau influenza beberapa waktu lalu yang menimpa De Rayyan, anak keempat saya. Jika dibandingkan dengan saat kakaknya, De Zaudan (anak ketiga), di umur yang sama, flu De Rayyan bisa dikatakan lebih parah. Padahal kan, baik dulu saat De Zaudan maupun beberapa waktu yang lalu saat De Zaudan, penyebab flunya sama, yaitu virus influenza. Kok bisa ya kuman yang sama tapi membuat penyakit yang berbeda tingkat ‘parahnya’?

Awalnya, dulu saya hanya tahu bahwa penyakit yang memberikan dampak tingkat ‘parah’ yang berbeda itu terjadi karena perbedaan tingkat kekebalan tubuh penderitanya saja. De Zaudan lebih kebal daripada De Rayyan. Jadinya saat flu beberapa waktu lalu itu, De Rayyan sakitnya lebih parah. Begitu juga dengan penyakit lainnya. Tapi ternyata tak cuma itu. Ada hal lain juga yang membuat penyakit sekarang menjadi lebih ‘bandel’ jika dibandingkan dengan penyakit yang sama beberapa tahun yang lalu.

Yupp! Hal lain yang membuat penyakit zaman sekarang lebih bandel daripada penyakit zaman dulu, selain karena tingkat kekebalan tubuh yang berbeda, itu ternyata adalah kuman-kuman penyebab penyakit tersebut yang berevolusi dari waktu ke waktu. Bener banget, kuman-kuman juga seperti makhluk hidup yang lainnya. Bertambah pintar dan bertambah kuat seiring dengan waktu yang berjalan. Perubahan iklim dan zat-zat kimia merupakan contoh dari sekian banyak pemicu yang membuat kuman-kuman tersebut berevolusi.

Kejadian yang menimpa De Rayyan dan De Zaudan di atas bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, sering juga penyakit-penyakit ‘bandel’ lain yang jika dibandingkan dengan saat penyakit tersebut menyerang kakak-kakaknya, bisa dibilang lebih parah. Dari mulai demam, batuk, diare, bahkan hingga asma. Semoga saja, penyakit-penyakit ‘bandel’ tersebut adalah yang terakhir. Dan ke depannya tak ada lagi ‘si bandel’ itu.

Agar penyakit ‘bandel’ ini gak lagi menimpa anak-anak, saya menerapkan beberapa cara pencegahan. Iyalah, cara biasa yang sebelumnya kan terbukti tidak efektif. Anak-anak sering banget sakit. Dan setelah cara pencegahan ini diterapkan, Alhamdulillah, anak-anak sudah jarang sakit. Terutama penyakit flu.

Mau tahu apa saja cara pencegahan saya dalam melindungi seluruh anggota keluarga? Nih… saya kasih bocorannya.

  • Hal pertama yang dilakukan tentu adalah melindungi tubuh anggota keluarga dari dalam. Perlindungan ini didapat dari makanan sehat dan bergizi. Karbohidrat, vitamin, lemak, protein, air, dan mineral sebisa mungkin dikonsumsi secara pas. So, tubuh yang sehat dengan sistem kekebalan yang tinggi sangat mungkin diperoleh dari makanan bergizi ini.
  • Hal kedua yang dilakukan dalam melindungi anggota keluarga adalah memperhatikan kebersihan lingkungan, terutama lingkungan rumah. Rumah yang bersih, halaman yang bersih, dan semua barang-barang yang bersih, sangat meminimalkan anggota keluarga dari serangan kuman-kuman penyakit.
  • Hal ketiga yang dilakukan dalam melindungi anggota keluarga adalah memperhatikan kebersihan tubuh. Untuk kebersihan tubuh ini, diperhatikan mulai dari pakaian yang selalu bersih, tangan yang bersih, serta tubuh yang bersih secara keseluruhan. Mandi dua kali sehari, rajin mencuci tangan menggunakan sabun, rutin mencuci rambut dengan sampo, dan berbagai aktivitas membersihkan tubuh lainnya wajib dilakukan secara rutin.

Penyempurna Pencegahan
Ketiga cara pencegahan yang saya lakukan memang terbukti mengurangi munculnya penyakit pada tubuh keluarga saya (dalam hal ini penyakit flu). Tapi hal ini tidak lantas membuat tubuh terbebas dari penyakit flu. Dan tetap, saat tubuh dalam kondisi lemah, misalnya karena pengaruh cuaca atau yang lainnya, penyakit itu bisa muncul. Apalagi pada anak-anak saya yang kadangkala jajanan di sekolahnya tidak terkontrol, tertular teman-temannya, atau bahkan lupa cuci tangan saat hendak makan, penyakit flu sangat mungkin menjangkiti mereka.

Untuk pencegahan flu karena penyebab yang satu ini, saya sepertinya harus mulai mempertimbangkan vaksinasi influenza. Betul, sebab hanya dengan vaksinasi influenzalah tubuh bisa kebal sebenar-benarnya terhadap virus influenza. Cuaca, keadaan lingkungan, dan berbagai faktor pemicu penyakit yang tidak bisa kita kontrol tak akan mampu membuat daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terjangkit influenza. Dan sebaliknya, vaksinasi influenza ini mampu memangkas kemungkinan terjangkitnya tubuh oleh virus influenza hingga 70% sampai 90%. Wow, luar biasa, bukan?

In Harmony Clinic, Mencegah Selalu Lebih Baik
Seperti pepatah klasik, “mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.” Jadi sebelum kuman penyakit masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit, melakukan tindakan pencegahan mutlak kita lakukan. 

Dulu, jujur saya tidak tertarik untuk vaksinasi influenza. Buat saya, pencegahan melalui makanan sehat dan lingkungan yang bersih sudah cukup. Tapi pengalaman ternyata tidak membuktikannya. Vaksinasi yang memang bertujuan memberi kekebalan tubuh justru adalah tameng yang paling kuat. Dan untuk penyakit flu atau influenza, vaksinasi influenzalah kuncinya.

Sejalan dengan hal tersebut, rupanya In Harmony Clinic juga mengemban visi dan misi yang sama. Mengedukasi masyarakat agar senantiasa melakukan aksi pencegahan sebelum aksi pengobatan. Hal ini bisa dilihat dari pelayanan yang diberikan In Harmony Clinic, dari mulai menyediakan layanan medical check up, vaksinasi, charity, hingga ke pengobatan alternatif herbal yang tentu sudah teruji.

Nah!
Semakin banyak pengetahuan tentang penyakit, cara pencegahan, dan cara pengobatannya membuat saya semakin yakin, pencegahan memang adalah tindakan terbaik daripada mengobati. Kenapa demikian? Saya sih lebih kepada simpelnya cara pencegahan itu sendiri. Yakni dengan banyak bertanya kepada para ahlinya (dalam hal ini ahli medis) dan juga dengan vaksinasi. Sedangkan pengobatan, buat saya itu cukup ribet. Ya membutuhkan waktu, ya menguras tenaga, ya menghabiskan uang, dan tentu membuat tubuh penderita sakit. Mending juga kalau penyakitnya ringan. Kalau penyakitnya berat? Nauzubillah ya, jangan sampai itu terjadi. Yang pasti-pasti aja deh. Sebab mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

4 komentar:

  1. sepakat Mba Nia, mencegah memang selalu lebih baik dan pasti lebih murah daripada mengobati :)

    sama seperti Mba Nia, sayapun selalu panikan saat anak saya sakit, mungkin seperti itulah perasaan seorang ibu :)

    BalasHapus
  2. Preventif emang lebih baik dari kuratif, ya, Teh. Cuma bawaannya suka males hehehe. Baru kerasa pentinnya sehat kalau udah terasa keluhan ini itu.

    BalasHapus
  3. Kalau di keluargaku, suami yang sering kena flu, mba. Akhirnya suntik vitamin C deh

    BalasHapus
  4. emang kalo udah kena flu badan lgsg greges rasanya ya, gak bisa dianggap enteng, apalagi sdh ada vaksinnya juga. Good luck ya mbak :-)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)