23.5.14

MyTelkomsel : Sobat Praktis Emak-emak Ekonomis yang Hobi Eksis dan Narsis

Siapa bilang jika eksis di dunia maya itu hanya milik anak-anak muda atau kaum intelek yang duduk di kursi kantoran saja? Emak-emak yang kerjanya di rumah untuk mengurus kebutuhan anak-anak dan suami juga bisa melakukannya, lho. Contohnya saya. Di sela-sela kesibukan rumah tangga beserta tetekbengeknya, saya selalu mampu meluangkan waktu untuk update berbagai hal di internet melalui gadget. Seperti mencari resep masakan, membaca artikel kesehatan dan keluarga, nulis blog, hingga eksis (plus narsis) di jejaring sosial, sudah jadi hal wajib yang saya lakukan setiap hari.

Bagi emak-emak seperti saya, berinternet ria dengan nyaman di depan PC atau laptop, sudah tentu menjadi hal mewah yang sangat jarang dilakukan. Gimana enggak, sebab selesai dengan urusan rumah yang satu pasti muncul kesibukan lain. Beres menyuapi si sulung, tiba-tiba saja si bungsu menangis. Begitu dan begitu terus. Untunglah, berkat smartphone, apa pun yang sedang saya lakukan, di mana pun dan bersama siapa pun itu, tak bisa menjauhkan saya dari internet. 

Tapi...
Untuk memenuhi kebutuhan berselancar tanpa batas, paket internet unlimited merupakan pilihan yang wajib saya lakukan. Jika tidak, tentu aktivitas di dunia maya saya itu bisa terhambat jadinya.

22.5.14

Hepi Beursdey #BabyZ Sayang!

 

Horeee… #BabyZ hari ini tepat berusia 2 tahun. Kalo inget masa-masa hamil dan melahirkan, rasanya gak terasa waktu udah berjalan 2 tahun. Kayak baru kemaren aja gitu. Mual-mual, pegel-pegel, eungap, susah tidur, sakitnya melahirkan, dan tentu saja begadang hampir tiap malem untuk ngASI. Subhanallah banget deh! Bener-bener, pengorbanan yang penuh dengan darah dan air mata itu begitu tidak terasa *halah lebay*.

Ah iya, ngomong-ngomong soal ngASI, tepat di usia 2 tahun ini, #BabyZ udah lepas ASI sejak 2 bulan yang lalu, lho. Awalnya sih latihan supaya nanti pas 2 tahun gak kaget lepas dari ASI. Eh ternyata, dengan sekali oles air bratawali di ‘jerigen’ mimiknya, #BabyZ udah langsung kapok. Gak mau nenen lagi. Hehehehe…

Kasian sih sebenernya. Di awal-awal minggu pertama disapih, #BabyZ lemes banget. Mana susah tidur pula. Tapi untunglah, berkat abinya yang mau ikut gendong di kala rewel dan ngantuk, terutama di malam hari, #BabyZ akhirnya terbiasa juga. Dan sekarang, tidur pun sudah gampang. Tinggal bawa mobil-mobilan ke kasur plus ditemenin emaknya yang pura-pura tidur duluan (yang akhirnya malah jadi tidur beneran), #BabyZ pun bisa tidur pulas sampai pagi. Tidur siang pun begitu. Gak terlalu susah sepeti saat baru disapih.

18.5.14

Waspadai TB Resisten Obat

Pengobatan TB standar itu berjalan selama 6 bulan. Selama waktu pengobatan itu, penderita harus mengonsumsi obatnya secara patuh dan teratur menurut jadwal yang disarankan dokter. Jika tidak dilakukan, misalnya lupa atau pun sengaja karena malas dengan efek samping yang diberikan, atau mungkin karena sudah merasa sembuh, maka penyakit TB kemungkinan besar tidak akan terobati secara tuntas. Dan sebaliknya, kuman TB tersebut malah bisa menjadi bertambah kuat. Sehingga akhirnya, dia resisten (kebal) terhadap obat yang diberikan.

Keadaan itu persis terjadi pada seorang tetangga di kampung saya. Namanya Bu Lalah. Karena dia merasa terganggu dengan rasa mual setelah meminum obat anti TB (OAT), maka begitu tubuhnya merasa baikan, dia meninggalkan kewajibannya dalam meminum OAT tersebut.

Beberapa minggu ke depannya, Bu Lalah memang masih segar bugar. Tubuhnya nampak seperti orang biasa yang ‘sehat-sehat’ saja. Akan tetapi, setelah menginjak hitungan bulan, tepatnya bulan kedua setelah lepas dari obat, kesehatan Bu Lalah menurun dan kembali mengalami gejala yang sama seperti saat divonis menderita TB oleh dokter. Dia batuk-batuk, demam di malam hari, hilang nafsu makan, dan juga turun berat badan. Dia pun panik dan langsung dibawa keluarganya ke dokter tempat dia biasa memeriksakan kesehatannya.