29.1.21

Belajar Nilai-nilai Pancasila Lagi, Yuk!

Belajar-Nilai-nilai-Pancasila-Lagi-Yuk

Teman-teman, masih inget dengan kejadian beberapa waktu yang lalu, gak? Itu tuh, tentang WNA di Bali yang dideportasi gara-gara menyalahgunakan visa wisata untuk bermukim di negara kita, dan juga membuat e-book yang isinya mengajak WNA lainnya untuk tinggal di Indonesia seperti mereka, di masa pandemi ini. Pasti pada ngikutin, ya. Rame banget soalnya di media sosial. Trending topic malah di Twitter.

Saya sendiri, waktu baca kasusnya di Twitter, saat itu ikut kebawa emosi. Duh, kok rasanya nyebelin banget ya ada orang luar yang semena-mena di negara kita. Menyalahgunakan visa wisata untuk bermukim, bekerja tanpa menghiraukan pajak, ngajak WNA lainnya untuk ikut jalan mereka hidup di Indonesia, apalagi di masa pandemi, sungguh bikin kepengen berkata kasar. Kok ya hukum negara kita mereka injak-injak?! Keterlaluan! 

Rasa Persatuan dan Kesatuan Netizen

Alhamdulillah akhirnya kita bisa bernapas lega. Terlepas dari apa pun itu pelanggaran yang dilakukan, Kristen Gray dan temannya, akhirnya dideportasi ke negara asalnya, Amerika Serikat. Semoga ya, ke depannya, permasalahan seperti ini tidak terulang lagi. Walaupun di dalam hati, saya yakin, kasus serupa pasti banyak. Dan yang muncul seperti ini, itu cuma segelintir saja. Fenomena gunung es! 

Ada hal yang menjadi perhatian saya saat kasus itu mencuat. Di Twitter dan media sosial lain secara khusus, bahkan di jagat maya secara umum, netizen bersuara satu. Menentang keras si bule yang bertindak seenak jidatnya itu. Netizen yang biasanya berkubu-kubu, saat itu bersatu. Kaum galau, kubu Kpop-Kdrama, grup politik, akun giveaway, tukang jualan, bahkan hingga akun-akun p*rn*, itu satu suara. Dan ini sungguh membanggakan. Kerasa banget deh kalo nilai-nilai Pancasila sila ke-3 di antara warga negara itu ternyata masih sangat besar. Kita bisa bersatu!

Andai Rasa Persatuan Itu Selalu Ada

Semua orang pasti berpikir demikian. Andaikan rasa persatuan dan kesatuan itu selalu ada. Tak hanya saat ada ancaman dari warga negara atau negara luar saja. Tetapi setiap saat. Pasti gak akan ada lagi yang namanya twitwar atau gontok-gontokan. Pasti gak akan ada lagi pertentangan-pertentangan antar-kelompok. Gak akan ada lagi kasus-kasus SARA yang muncul. Negara kita pasti bisa aman. Terbebas dari masalah yang memecah rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Ya, permasalahan pasti selalu ada, tetapi tidak mengancam rasa persatuan dan kesatuan.

Bisa dibayangkan jika pengamalan pancasila sila ke-3, yaitu rasa persatuan dan kesatuan, di atas segala macam perbedaan di negara kita itu erat. Setiap warga negara pasti akan merasa aman. Baik itu kaum yang mayoritas, atau pun yang minoritas. Jika pun ada golongan yang hendak memecah belah, jika persatuannya erat, pasti tidak akan sampai membahayakan. Tidak ada ada deh yang namanya kerusuhan.

Belajar Lagi Pada Pancasila Sebagai Dasar Negara

Ah ya, anak-anak sudah masuk sekolah lagi. Walaupun dilakukan secara PJJ (Pendidikan Jarak Jauh). Inget kasus imigran yang dideportasi itu, dan juga ikut menemani anak saya sekolah secara PJJ, terutama saat belajar pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) membuat saya malu. 

Iya, anak saya yang kelas 2 SD aja tahu banget contoh-contoh perbuatan yang sesuai dengan sila-sila Pancasila, dan juga perbuatan yang tidak sesuainya. Lha kita, para orang-orang dewasa di jagat maya dan dunia nyata, seringkali lupa dengan itu. Mungkin lebih tepatnya abai dan melupakan itu. Kita cuek dengan nilai-nilai yang ada di tiap sila Pancasila. Dan dalam hal ini, saat kita ribut pada hal-hal yang memecah rasa persatuan, jelas ini perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila sila ke-3.

Suatu kali, saat sedang nonton berita di tv, anak saya yang SD kelas 2 itu nyeletuk. “Mah, kok itu orang-orang pada berantem. Emangnya gak belajar Pancasila?” Wow, saya tertohok dengernya. Anak saya yang baru 8 tahun aja tahu kalo berantem itu gak sesuai dengan nilai Pancasila sila ke-3. Lha kita kok cuek! 

Duh, iya ya, kita kebanyakan sudah lupa dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sudah mulai pudar deh nilai-nilai Pancasila di kehidupan nyata kita. Tepatnya di kehidupan kita di dalam negara kita sendiri. Toh kan, ketika ada ‘ancaman’ yang datangnya dari luar mah, kita bisa bersatu. Yang jadi pertanyaan, kenapa kita gak bisa bersatu juga saat ada ancaman yang datangnya dari dalam negeri kita juga? Kita semua perlu belajar lagi nilai-nilai Pancasila!

4 Pilar MPR

Ngomong-ngomong tentang Pancasila, saya jadi keingetan acara Ngobrol Bareng MPR RI di The Trans Luxury Hotel, Bandung pada akhir tahun 2020 lalu. Iya, MPR RI, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Dalam kesempatan itu, kami para netizen Bandung dan juga para awak media, serta perwakilan netizen MPR dan anggota MPR berbicara mengenai 4 Pilar MPR RI. Ada yang masih inget dengan 4 Pilar MPR RI ini? Waktu itu saya lupa. Lho. Tapi saat dibahas, jadi inget lagi. 

Empat Pilar MPR RI itu adalah Pancasila, Undang-undang Dasar Negara RepubIik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan juga Bhinneka Tunggal Ika. Nah tuh, dalam 4 pilar MPR RI, Pancasila itu jadi pilai nomor 1. Jadi jelas, di dalam kehidupan bernegara, sudah seharusnya nilai-nilai Pancasila itu diamalkan.

Pantas saja negara kita sering gontok-gontokan, karena ternyata, di antara kita masih banyak yang gak tahu nilai-nilai positif dari 4 Pilar MPR RI ini. Cuma 82,76 juta orang aja lho yang tahu. Padahal kan, jumlah warga negara Republik Indonesia itu sangat banyak. Ada 271.349.889 jiwa, menurut artikel di Harian Kompas ini.

Harus Terus Disosialisasikan

Ya, nilai-nilai Pancasila, dan 4 pilar MPR RI lainnya itu memang harus terus disosialisasikan. Tahu sendiri kan negara kita seperti apa. Luas membentang dari Sabang hingga Merauke. Sangat susah jika hanya orang-orang tertentu saja, dan dalam hal ini, MPR saja yang menyosialisasikannya. Butuh banyak pihak yang harus ikut mendukung sosialisasi positif ini.

Semua warga negara yang tahu dan paham, harusnya bisa ikut andil di dalam menyosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa kita ini. Supaya kehidupan bisa selalu aman, damain, tentram, dan harmonis di dalam berbagai keanekaragaman yang ada.

Ya, kita semua harusnya ikut berperan. Gak hanya anak-anak sekolah saja yang belajar Pancasila. Kita orang-orang dewasa juga harus belajar lagi. Biar persatuan di antara kita, tak hanya erat saat ada kasus kayak kasus Kristen Gray saja. Tapi juga dalam keseharian. Gak asyik juga kan ngelihat kerusuhan, pertentangan, dan pertikaian yang terjadi di dalam keseharian?

Yuk ah, kita belajar PKn lagi. Belajar Pancasila lagi. Belajar 4 pilar MPR lagi. Tak perlu berpikir pada hal-hal yang besar. Hal-hal kecil, yang dimulai dari diri kita, dan dimulai saat ini juga, akan memberi andil. Selalu posting hal-hal baik, yang tak menimbulkan efek kontra di dunia maya, adalah contohnya. Semoga saja, sekecil apa pun usaha kita, bisa memberi dampak yang nyata. Setidaknya, hal ini bisa menjadi contoh ke anak-anak kita. 

Foto-foto acara Ngobrol Bareng MPR RI di The Trans Luxury Hotel, Bandung

mpr-ri-ngobrol-bareng-netizen-bandung

netizen-bandung-dan-mpr-ri

netizen-bandung-dan-anggota-mpr-ri




19 komentar:

  1. Yg kmrn ak heran pas ada profesor jelek2in mantan presiden n tokoh papua. Masih aman aja ya kayaknya, sementara yang satu dh dtangkap karena rasis. Jujur pas kasus itu nongol keinget kerusuhan di papua gara2 isu rasial kemaren

    BalasHapus
  2. Saya ingat banget pernah ikut sosialisasi dari MPR terkait Pancasila juga, dan memang bener-bener menambah wawasan dan manfaat terkait kebangsaan sih. Saya setuju dengan pendapat yang Mbak katakan bahwa Pancasila harus terus disosialisasikan.

    BalasHapus
  3. Wah, teh Nia... aku suka sebenarnya pendidikan seperti ini masuk ke grassroot, biarpun sepertinya membosankan tapi ini penting buat diketahui masyarakat. Sepakat bahwa nilai pancasila ada di kehidupan keseharian kita, bukan hanya urusan yang di atas-atas aja.

    BalasHapus
  4. Paling sukaaa, kalo MPR bikin acara gathering netizen seperti ini.
    karena kita diingatkan terus-menerus untuk mencintai negeri ini, dan berupaya menjadi manusia yg lebih baik, dengan semangat 4 Pilar.
    Nuhuuun, mak, artikelnya ;)

    BalasHapus
  5. Sejak reformasi 98, Pancasila ini emang kayak sengaja dipinggirkan kok. Mungkin karena dianggap erat kaitannya dengan orde baru. Baru sekarang kan kita ngerasa kangen dan butuh lagi. Jadi ada gap 20 tahun kita abai dengan pancasila. Wajar aja sih kalau jadi gini. Jadi emang kita2 yg dulu pernah belajar pancaila ini yang kudu menghidupkan kembali nilai2 luhur itu. Iya nggak, mbak?

    BalasHapus
  6. Aaaaa seru sekali acaranya mana di hotel mewah lagi, yah intinya semoga nilai-nilai pancasila tetap tertanam di diri warga negara Indonesia

    BalasHapus
  7. Omong2, para caleg dan pejabat dites pengetahuan tentang Pancasila ini nggak ya? Plus track record penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  8. Jadi ingat waktu SD dulu aku sama rombongan sekolah study tour ke gedung MPR DPR tapi pas udah tua gini malah belum pernah ke sana lagi hihihi. Nilai2 Pancasila secara teori saja sih kebanyakan orang2 zaman now sulit mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari2. Berbeda dengan zaman dulu yang begitu mematuhi peraturan dan nilai2 kelima sila Pancasila.

    BalasHapus
  9. Nyimak nih. Dulu pas masa PPKN yang di SMA bagi saya malah susah karena ada banyak undang-undang dan pasal yang mesti dihapal. Belum lagi pun sejarahnya juga mesti diingat. Nah, ini nih yang persatuan. Kita memang harus bersatu, ya walaupun berbeda-beda.

    BalasHapus
  10. Setuju teh Nia, kita baru bersatu kalo ada "musuh"
    Padahal musuh utama justru di dalam diri masing masing
    Jika kita mampu menaklukannya, insyaallah Indonesia akan menjadi negara maju bukan negara berflower lagi

    BalasHapus
  11. Wah artikelnya keren. Seringnya kita cuma hafal Pancasila yah. Tapi penerapannya parah banget. Iya...aku ngikutin tuh org Amrik yg bikin rusuh di Bali. Dah dideportasi dianya...Berkat warganet Indonesia bersatu...

    BalasHapus
  12. KAlo jamanku sekolah dulu, mapelnya untuk belajar Pancasila adalah Pendidikan Moral Pancasila (PMP), biasanya harus ada buku pendamping selain buku paket yaitu UUD 1945, butir-butir Pancasila dan diwajibkan ikut penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Ya, terkadang memang antara teori dan aplikasi itu masih agak sulit ya untuk menyesuaikan hehe.

    BalasHapus
  13. Padahal yang sekarang ini suka gontok gontokan itu, bisa jadi masa kecilnya sama dengan saya lho, hapal betul sila-sila pancasila, 36 butir penjabarannya. Tapi setelah dewasa kok jadi lupa. memang harus sering diingatkan ya mbak

    BalasHapus
  14. Setuju banget Mbak Nia. Nilai-nilai Pancasila harus terus disosialisasikan. Dan tampaknya yang paling butuh hal ini justru orang-orang dewasa yang sudah tumbuh dengan berbagai kepentingan. Terutama mereka yang terlibat dalam urusan politik dan sedang berada di salah satu lembaga negara (eksekutif, legislatif dan judikatif).

    Orang seperti Kristen itu sebenarnya banyak banget di Bali. Gak ketauan karena mereka tidak seceroboh Kristen. Semoga pelaku-pelaku yang tak terungkap segera (juga) bisa diproses secara hukum.

    BalasHapus
  15. hal2 mendasar tentang kenegaraan begini memang secara sistematis perlu diingetin ya.. terutama terkait nilai2nya. mungkin zaman sekolah baheula, apal semua ttg pancasila. tp semata hafalan. semoga kehidupan berbangsa dan bernegara kita terus membaik.

    BalasHapus
  16. benar sekali mba, nilai-nilai pancasila ini harus disebarkan oleh kita semua, karena bukan hanya tugas dari mpr yang menyebarkannya. Selain itu juga kita harus menerapkan nilai-nilai pancasila mulai dari diri kita dan orang-orang sekitar. bukan hanya anak-anak yang perlu belajar tentang pkn, tapi kita yang dewasa pun harus belajar kembali tentang pkn yang benar.

    BalasHapus
  17. Jadi paham yah, dulu ada pelajaran yang membahas tentang Pancasila dan kita diminta untuk mengucapkannya setiap upacara bendera hari Senin. Karena ya...kalo ga dibiasakan kan bisa luntur yah...

    BalasHapus
  18. Acaranya menarik sekali dan penting pastinya,mengingatkan kembali nilai pancasila untuk kehidupan sehari-hari

    BalasHapus
  19. Aku ketinggalan info neh soal si bule. Emang sih beberapa hari gak buka twitter.

    Syukurlah kalo warga kita sudah bersatu kembali. Jadi seneng mengetahuinya. Sekoga ke depannya terus solid.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)