24.11.13

[Terios7Wonders] Petualangan Dahsyat Menyingkap 7 Keajaiban Nusantara

Keseruan yang terjadi pada petualangan Jelajah 7 Keajaiban Nusantara beberapa waktu lalu, begitu sangat kentara. Tak hanya terlihat pada para pesertanya saja. Bahkan siapa pun yang membaca tulisan reportase dan pengalaman hasil ‘oleh-oleh’ perjalanan dari tiap tempat yang disusuri para peserta, pasti akan merasa sangat terhipnotis. Bagaimana tidak, keindahan, keajaiban, hingga tantangan dari tiap tempat yang disinggahi mampu terdeskripsikan dengan jelas. Sungguh, semuanya membuat para pembaca seperti saya begitu excited. Tak heran jika setelahnya, kepenasaranan, keingintahuan, hingga rasa ‘cemburu’ sontak meninggi levelnya. Andai saja kami punya kesempatan yang sama.

Peserta Terios 7 Wonders
Sumber : indohoy.com

Indonesia Benar-benar Surga Dunia
Itulah kesan pertama yang menumpuk di dalam benak saya setelah membaca tulisan dari para peserta petualangan Jelajah 7 Keajaiban Nusantara. Indonesia benar-benar pemilik surga-surga dunia yang tidak ada di negara-negara lain.
  • Pesona Surga Pantai Sawarna, Banten
Pantai Sawarna berada di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Pantai ini sebenarnya tidak terlalu tersembunyi, karena sudah mulai dikenal warga Jakarta dan Jawa Barat. Namun meskipun begitu, Pantai Sawarna belum sepopuler pantai-pantai lain yang ada di Jawa Barat. 

Suasana alam Pantai Tanjung Layar dan Desa Sawarna
Sumber gambar : backpackology.me

Objek wisata yang ada di sekitar Pantai Sawarna cukup banyak. Pantai Ciantir, Pantai Lagoon Pari, Goa Lalay, Pantai Karang Bokor, Pulau Manuk, dan Goa Cangir adalah contoh dari tempat-tempat wajib yang harus disinggahi di tempat ini. Akan tetapi, Pantai Tanjung Layar tetaplah menjadi favorit para pelancong. 

  • Keajaiban Bumi Mbah Marijan di Desa Kinahrejo, Merapi, Jawa Tengah
Semua orang tentu sudah tahu dengan tempat yang satu ini. Ya, tempat yang kini menjadi saksi bisu akan dahsyatnya letusan Gunung Merapi beberapa waktu yang lalu ini patut menjadi salah satu tujuan berwisata. Kesan heroik yang begitu mendalam dari seorang juru kunci Gunung Merapi bernama Mbah Marijan sangat tergambar nyata. Puing-puing rumahnya yang hancur, bangkai kendaraan gosong, hingga alamnya yang berdebu yang kini mulai menghijau setelah sebelumnya gersang akibat terbakar awan panas, pasti akan menggugah perasaan siapa pun yang datang ke sana. Dan medan ekstrem yang dilalui menuju ke arah sana juga sangat memacu adrenalin bagi siapa saja. 

Suasana rumah Mbah Marijan dan kendaraan penjemputnya di Gunung Merapi
Sumber gambar : backpackology.me
  • Hangatnya Penduduk Suku Tengger Semeru, Desa Ranu Pane, Lumajang, Jawa Timur
Suku Tengger salah satunya berada di Semeru, desa Ranu Pane, Lumajang, Jawa Timur. Perjalanan menuju tempat ini sangat berliku dan sempit. Dan jalannya yang rusak akan membuat perjalanan menjadi sangat menantang sekaligus melelahkan. 

Tim Terios  Wonders di rumah warga Suku Tengger
Sumber gambar : backpackology.me

Keramahan dan kehangatan warga suku Tengger sangat terasa. Acara penyambutan tamu di dalam rumahnya hingga pemberian makanan khas mereka dijamin akan membuat siapa pun merasa betah untuk berwisata di sana. 

  • Eksotisme Alam Afrika di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur
Taman Nasional Baluran konon suasananya mirip dengan alam Afrika yang eksotik. Bukan tanpa sebab. Taman Nasional Baluran yang ada di Situbondo, Jawa Timur ini mempunyai padang rumput (savana) dan juga keanekaragaman hayati, terutama hewan-hewan laksana negara Afrika. Pohon akasia liar, rusa, kerbau, burung, banteng, merak, monyet, dan berbagai hewan liar lainnya bisa dengan mudah ditemui di tempat ini. Dari atas gardu-gardu yang ada di sana, kita bisa melihat sekitar 2/3 dari seluruh Taman Nasional. Gunung Baluran dan Argopuro pun terlihat jelas dari sini.

Suasana alam Taman Nasional Baluran
Sumber gambar : backpackology.me

Jika ingin datang dan mengbadikan keindahan tempat ini, katanya pastikan kita datang sebelum Matahari terbit dan pergi setelah Matahari terbenam di hari yang tidak hujan. Saat itu, kita pasti akan mendapatkan suasana surga dunia yang sangat jarang didapatkan di tempat mana pun.

  • Kearifan Lokal Suku Sasak Yang Menakjubkan di Sade Rambitan, Lombok, NTB
Suku Sasak berada di Desa Sade Rambitan, Lombok, NTB. Di tempat wisata yang satu ini, kita akan mendapatkan pemandangan dari sajian kehidupan tradisional mereka yang tetap terjaga. Kesenian Gendang Beleq, tari Paresehan, tarian yang mirip seperti tari Bali, hingga Tari Amek Tempengus merupakan acara yang biasa dilakukan manakala menerima tamu. 

Desa Sade Rambitan ini mempunyai luas 5500 meter persegi. Di sana ada 150 rumah dengan jumlah warga sekitar 700 orang. Keunikan dari desa ini adalah jumlah warganya yang selalu tetap. Jadi jika ada tambahan keluarga baru, bisa dipastikan ada warga lama yang ke luar. Dan jika jumlahnya berkurang, warga yang sempat ke luar, bisa masuk lagi. 

Aneka jenis kebudayaan Suku Sasak
Sumber gambar : backpackology.me

Nilai filosofis juga masih banyak terdapat di Suku Sasak ini. Misalnya saja adalah penggunaan kotoran kerbau  untuk mengepel yang bertujuan agar rumah terbebas dari gangguan roh jahat, selain untuk menjaga lantai tetap hangat dan tidak lembab, menghilangkan debu, serta mengeraskan tanah seperti halnya semen. Ada juga bentuk pintu rumah yang sangat rendah yang membuat para tamu harus menunduk saat mememasukinya. Dan ini menandakan sikap saling menghormati antara tamu dan tuan rumah. Serta ada lumbung padi yang memberi tanda agar mereka biasa hidup berhemat, karena simpanan di dalamnya hanya bisa diambil pada saat-saat tertentu. Misalnya seperti ketika gagal panen atau ada kematian. Hanya wanita yang diperbolehkan naik ke lumbung padi, ini juga menandakan penghargaaan yang tinggi pada kaum wanita yang dipercaya bisa menjaga harta keluarga.

  • Pesona Tanah Asal Susu Kuda Liar di Kabupaten Bima, Sumbawa, NTB
Sebelum menuju agenda ke Desa Dompu di Pulau Sumbawa, Tim Terios lebih dulu singgah di Pink Beach atau Pantai Pantai Tangsi. Kecantikan alam pantai ini sangat sulit untuk dihindari para petualang, sekali pun perjalanan menuju ke sana tidaklah mudah. Sungguh, Pink Beach ini merupakan salah satu Hidden Paradise yang masih belum terjamah. Letaknya sendiri ada di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.

Terios 7 Wonders dengan latar Pink Beach
Sumber gambar : backpackology.me

Selepas dari Pink Beach, Tim Terios kemudian melaju ke Pantai Selong Belanak. Pantai ini sendiri berada di samping Pantai Mawun, Lombok Selatan. Sebuah pantai yang sangat cantik dengan ombak yang tenang di bagian tengahnya.

Suasana Pantai Selong Blanakan
Sumber gambar : backpackology.me

Agenda ke Desa Dompu ternyata berubah. Info jadwal kapal yang tidak tetap, membuat tim Terios hanya mengunjungi desa pemerah susu kuda liar di sebuah desa di Kabupaten Bima.

Keistimewaan petualangan ke sebuah desa di Kabupaten Bima ini bisa dilihat dari perjalanannya menuju ke tempat tujuan. Kelokan demi kelokan di atas jalan tanah yang menanjak dan berliku, semakin menangguhkan Terios sebagai mobil sahabat para petualang. Bukit-bukit yang kering namun indah pun terlewati dan menjadi favorit bagi siapa saja untuk memotretnya.

Kuda Sumbawa dan anak-anak Sumbawa
Sumber gambar : backpackology.me

Anak-anak di desa ini sangat antusias. Penduduknya pun juga ramah-ramah. Berbincang ini dan itu serta sesekali mencicipi langsung susu hasil perasan kuda yang sedang merumput di tanah tanpa ikatan, memberi kesan tersendiri dalam petualangan di salah satu 7 keajaiban nusantara ini. Ya, itulah susu kuda liar. Tak seperti namanya, susu ini sebenarnya diperah dari kuda yang dipelihara penduduk. Mungkin karena kuda ini bebas dari ikatan, sehingga susunya disebut susu kuda liar. 

Jika beruntung, katanya kita juga bisa berkesempatan menikmati makanan khas tempat ini yang bentuknya seperti kerupuk. Namanya Lekde. Bahannya terbuat dari dari ketela racun yang diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya. Tapi untuk memakannya, lekde ini harus benar-benar dijemur sampai kering, dan kemudian disangrai baru bisa dimakan.

  • Keindahan Menakjubkan di Pulau Komodo, NTT
Tak mengherankan jika Pulau Komodo menjadi satu dari 7 keajaiban dunia yang baru. Pesona alam dan juga komodonya itu sendiri sangat membuat takjub siapa saja yang datang ke sana. Termasuk para petualang yang ikut dalam Jelajah 7 Keajaiban Nusantara. Dan Pulau Komodo diangkat sebagai tema 7 Wonders Hidden Paradise sebagai tajuk Ekspedisi Terios tahun ini. 

Komodo ternyata tidak hanya terdapat di Pulau Komodo saja. Di Pulau Rinca, sebuah pulau kecil yang tak jauh dari Pulau Komodo juga terdapat komodo. Bahkan lebih mudah. Di pulau ini, konon komodo liar bisa dijumpai di setiap sudut tempat tersebut.

Perjalanan menuju Pulau Rinca diawali dari Loh Buaya. Sebuah dermaga yang sekaligus menjadi pintu masuk ke Pulau Rinca. Dengan menggunakan perahu phinisi, kita akan sampai di sana. 

Komodo dan suasana di Pulau Rinca
Sumber gambar : backpackology.me

Di dalam pulau, hal pertama yang menjadi pemandangan mata adalah komodo-komodo yang berdiam diri. Mendaki ke arah bukit sedikit akan membuat mata kita menangkap pemandangan yang cukup menakjubkan. Jika ingin meliat sarang-sarang komodo, masuklah ke dalam hutan. Di sana, para ranger akan menunjukkannya kepada kita.

Untuk melengkapi keseruan bertualang di Pulau Komodo, menyelam merupakan kegiatan yang sangat menarik. Sungguh, selain pemandangan alam darat dan juga komodonya yang menakjubkan, alam bawah airnya pun tak kalah indahnya.

Keindahan alam bawah air Pulau Komodo
Sumber gambar : backpackology.me

Tak Ada Petualangan Seru Jika Tak Ada Terios 7 Wonders
Yupp! Many thanks to Terios 7 Wonders. Tanpanya, petualangan-petualangan seru nan menakjubkan yang dialami para peserta yang kemudian menginfeksi para pembaca melalui tulisan-tulisannya ini untuk lebih mencintai bumi Indonesia, mustahil terjadi. Dengan gebrakan Jelajah 7 Keajaiban Nusantara-nya untuk menyibak pesona-pesona surga yang tersembunyi, Terios tak hanya membukakan mata para traveller yang selama ini selalu bangga melancong ke luar negeri. Bahkan ibu-ibu rumahan seperti saya pun, menjadi tersadarkan akan adanya tempat-tempat indah yang belum terjamah yang bisa dijadikan tujuan travelling. Semoga saja, pemerintah juga bisa tergerak untuk lebih giat dalam mempromosikan serta membangun akses dan fasilitas yang memadai untuk memudahkan berkembangnya surga-surga yang tersembunyi ini.

Tentu Saja Bisa, Sebab Terios…
Saya sangat yakin, tak semua mobil bisa melewati rintangan dan tantangan yang melintas di sepanjang perjalanan Petualangan Jelajah 7 Keajaiban Nusantara. Hanya mobil dengan spesifikasi mesin serta desain interior dan eksterior tertentulah yang bisa melampauinya. Dan salah satu di antaranya tentu saja adalah Terios. 

Mengapa Terios? 
Ini adalah hal berikutnya yang menjadi pertanyaan saya. Mengapa Terios? Mobil yang satu ini biasa saya lihat di jalanan perkotaan. Tampilannya yang menurut saya ‘moderate’ bahkan sering menjadi pilihan perempuan. Bukankah mobil yang biasa dipakai untuk perjalanan jarak jauh dengan medan yang penuh rintangan dan ekstrem itu biasanya adalah mobil-mobil gahar nan macho maksimal?

Itulah hebatnya Terios. Menurut salah satu peserta Jelajah 7 Keajaiban Nusantara, Wira, body Terios yang mungil sangat memberi andil bagi mobil ini untuk bergerak lincah. Kemungilannya sangat menunjang untuk membuatnya sukses melintasi medan-medan yang sempit. Tapi jangan salah, masih menurut Wira, biar pun kecil, Terios cukup tangguh. Perjalanan dari Pantai Sawarna yang berbatu, kemudian jalur lava Kinahrejo yang berpasir, serta tanjakan menuju Ranu Pane yang menukik itu dapat dilakukan Terios dengan lancar jaya. 

Terios 7 Wonders yang melewati berbagai macam medan sulit
Sumber gambar : backpackology.me

Untuk kenyamanan di jalanan mulus, semua mobil pasti bisa melakukannya. Begitu pun Terios. Menurut Wira, di sepanjang jalur lintas Sumbawa tepi pantai yang penuh kurva panjang dan beraspal mulus, Terios sangat nyaman digunakan. Mesin 1500cc-nya tetap stabil untuk digunakan di jalan yang lurus. Suspensinya pun terasa sangat empuk. Wira bahkan sama sekali tak merasakan getaran yang berarti saat melewati jalan bebatuan. Sebagai buktinya, dalam sebuah kicauan di akun twitter-nya, Mumun, peserta lain Jelajah 7 Keajaiban Nusantara, mengungkapkan bahwa dirinya bisa tidur selama di perjalanan. 


Selain karena nyaman akibat suspensinya yang empuk tadi, Wira menambahkan bahwa walau pun Terios kecil, ruang kakinya cukuplah lega. Sehingga untuk bergerak, bisa cukup leluasa. Walau pun kursi depan sudah ditarik ke posisi full belakang. Penumpang di belakangnya masih cukup nyaman ruang kakinya. Dan ini penting sekali untuk perjalanan jarak jauh. Tinggi badan Wira yang 168 cm tetap bisa nyaman dan bisa tidur pulas berkat ruang yang lega ini.

Terios benar-benar sahabat petulang. Untuk hal ini bisa dilihat dari adanya teknologi GPS dan Airbag yang terintegrasi di dalam dashboard-nya. Berkatnya, ke mana pun kita bertualang, kita tak akan mungkin tersesat. Ke gunung, ke pantai, ke desa, ke kota, GPS-nya akan memandu kita selamat di tempat tujuan.

Nah, Kan?!
Tagline Terios Sahabat Petualang ternyata bukan sembarang tagline. Performanya, spesifikasinya, hingga desain interior dan eksteriornya memang sengaja diciptakan agar mobil yang satu ini bisa nyaman digunakan untuk bertualang. Petualangan Jelajah 7 Keajaiban Nusantara sudah membuktikannya. Jalur tepi pantai, jalanan berpasir, hingga tanjakan atau pun turunan bisa dilewati dengan tanpa kesusahan berarti. Sehingga segala rintangan dan seluruh tantangan yang dihadapi itu membuahkan pengalaman-pengalaman seru yang takkan bisa terlupakan. Semoga saja, di lain waktu, Terios memberikan kesempatan lagi bagi kita semua untuk ikut merasakan hal yang dirasakan para peserta Jelajah 7 Keajaiban Nusantara itu. Sementara menunggu momen itu datang, yuk siap-siap untuk bertualang!





Referensi
  1. www.daihatsu.co.id
  2. http://indohoy.com/terios-7-wonders-thank-road-trippers/ 
  3. http://backpackology.me/2013/10/17/terios-7-wonders-belajar-dari-kearifan-suku-sasak-di-desa-sade-rambitan/ 
  4. http://backpackology.me/2013/10/17/terios-7-wonders-berburu-eksotisme-alam-afrika-di-taman-nasional-baluran/ 
  5. http://backpackology.me/2013/10/15/terios-7-wonders-merangkul-rembulan-dan-menyambut-mentari-di-ranu-pane/ 
  6. http://backpackology.me/2013/10/15/terios-7-wonders-berbagi-kehangatan-di-pawon-suku-tengger/ 
  7. http://backpackology.me/2013/10/10/terios-7-wonders-menguji-ketangguhan-daihatsu-terios-di-jalur-merapi-lava-tour/ 
  8. http://backpackology.me/2013/10/08/terios-7-wonders-kepedulian-sosial-daihatsu-di-lereng-merapi/ 
  9. http://backpackology.me/2013/10/08/terios-7-wonders-menyibak-pesona-sawarna-yang-tersembunyi/ 
  10. http://backpackology.me/2013/10/20/terios-7-wonders-menjenguk-komodo-di-rumahnya/ 
  11. http://backpackology.me/2013/10/19/terios-7-wonders-sensansi-mereguk-susu-kuda-liar-sumbawa-langsung-di-sumbernya/ 
  12. http://www.wiranurmansyah.com/terios-7-wonders-4-alasan-mengapa-terios-layak-disebut-sahabat-petualang 
  13. http://backpackology.me/2013/10/20/terios-7-wonders-momen-kemenangan-terios-tiba-di-taman-nasional-komodo/ 
  14. http://backpackology.me/2013/10/18/terios-7-wonders-menguak-kecantikan-pink-beach-di-lombok-timur/
  15. http://backpackology.me/2013/10/18/terios-7-wonders-senja-yang-terlepas-di-selong-belanak/



4 komentar:

  1. kiyaaa, lengkap, komplit. Bikin keder aja mak yang satu ini :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Punya Mak Efi juga bagus. Judulnya cetaaaar. Keduluan deh aku. ^^

      Hapus
  2. petualangan yang seru, aku belum pernah ikut berpetualang seperti itu mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pun belom pernah. Pengeeeeeen... :D

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)