22.8.13

Komunitas ASEAN 2015 : Sebuah Tantangan untuk ‘Naik Kelas’

library.thinkquest.org
Dalam sebuah kesempatan silaturahmi ke rumah seorang teman, mataku dibuat terpana tiada tara. Ya, di rumahnya, aku disuguhi tumpukan album foto yang isinya sangat menakjubkan. Pegunungan-pegunungan yang indah; jurang dan ngarai yang hebat; ombak-ombak pantai yang dahsyat; hingga berbagai foto aktivitas masyarakat lokal yang eksotis yang entah berada di mana. Ketika ditanya di mana dia mendokumentasikan foto-foto itu, dengan santainya dia menyebutkan nama-nama tempat yang baru pertama kalinya aku dengar. Tentu saja dia bisa begitu, sebab temanku yang satu ini sangat gemar bertualang, bahkan hingga pelosok-pelosok negeri. Sungguh, dari album-album itu aku baru tahu bahwa keindahan Indonesia itu tak hanya ada di Bali, Lombok, Bunaken, Raja Ampat, atau tempat yang selama ini menghias layar kaca saja. Lebih jauh dari itu. Indonesia adalah gudangnya tempat-tempat indah. Dan tempat-tempat ini tidak dimiliki negara-negara lain. 

Di kesempatan yang lain, saat aku sedang berselancar di dunia maya, sebuah artikel di portal berita menghenyakkanku. Di sana tertulis bagaimana negara tetangga kita begitu antusias dalam mengembangkan motif batik yang dimilikinya. Beberapa tahun ke belakang, negara tetangga tersebut sempat mendaftarkan batik sebagai budaya asli negaranya. Tapi untunglah, UNESCO segera mendeklarasikan bahwa budaya batik itu milik Indonesia. Dari sana aku jadi mikir, Negeri Jiran ini begitu hebat. Okelah mereka tidak mengantongi hak paten akan budaya batik, tapi pengembangan akan produknya sangat pesat. Belum lagi propagandanya melalui iklan di media masa seperti artikel yang saya baca itu. Sepertinya, jika dilakukan terus-menerus, dan negara kita diam saja, bukan mustahil jika suatu saat, batik mereka yang lebih dikenal dunia. Duh, rasanya hati ini tidak rela.

Komunitas ASEAN 2015 : Sebuah Tantangan untuk ‘Naik Kelas’
Menyikapi dua kejadian di atas sungguh mengacak-acak rasa nasionalismeku. Bagaimana tidak, negara kita yang kaya akan tempat-tempat indah dan juga memiliki budaya yang luar biasa hebat belum mampu menggali dan mengoptimalkannya. Padahal jika sekian persen saja dikembangkan, Indonesia mungkin tak perlu banyak berhutang untuk menutupi anggaran ini – itu. Sektor pariwisata dan budaya ini sudah pasti bisa menutupi sebagian besar ‘biaya hidup’ rakyatnya. Bahkan hal ini bisa menyentuh sektor ekonomi kerakyatan.

Dua tahun lagi, Komunitas ASEAN 2015 akan hadir. Jika selama ini ASEAN hanya dikenal sebatas organisasi yang merupakan kumpulan 10 negara di Asia Tenggara, maka di tahun 2015, ASEAN sudah berubah menjadi bentuk komunitas. Akan terjadi perubahan yang besar di kawasan ini. Dan yang paling kentara tentu adalah adanya lalu lintas barang, jasa, modal, dan investasi yang bakal bergerak sangat bebas. Dari sini nantinya akan terjadi banyak sekali persaingan. Yang kuat dan yang siap sudah pasti akan menang. Sebaliknya yang lemah otomatis akan tertinggal.

Komunitas ASEAN 2015 adalah sebuah keharusan di era globalisasi seperti sekarang ini. Meskipun aroma persaingan akan sangat berat namun hal ini adalah tantangan yang memacu adrenalin. Dan walaupun baru akan dimulai di tahun 2015 mendatang, semua elemen masyarakat harus waspada dan bersiap diri untuk menyambut pasar yang semakin bebas di kawasan ASEAN ini. Dibutuhkan lebih dari sekadar komitmen pemerintah saja, sebab yang bersaing sudah nyata ke tingkat rakyat. Dan rakyat sendiri yang paling merasakan dampak dari Komunitas ASEAN 2015 ini.

Berdasarkan kesepakatan yang sudah dibuat para pemimpin negara-negara ASEAN, Komunitas ASEAN 2015 akan berfokus pada 3 pilar utama berikut ini.
  • Komunitas Politik – Keamanan ASEAN. Pilar ini akan menekankan pada pembentukan norma-norma politik bagi negara anggota ASEAN. 
  • Komunitas Ekonomi ASEAN yang akan menekankan pada pembentukan pasar tunggal, di mana setiap warga negara ASEAN mempunyai kesempatan untuk bekerja atau membuka usaha di wilayah ASEAN mana pun. Selain itu, sebuah barang bisa memiliki harga yang sama di seluruh wilayah ASEAN.
  • Komunitas Sosial – Budaya ASEAN. Dari komunitas ini diharapkan akan terbentuk hubungan tolong-menolong antar-anggota ASEAN, terutama dalam hal lingkungan hidup, penanganan bencana, kesehatan, IPTEK, tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan.
Dari 3 pilar utama tadi, kita bisa menggambarkan seperti apa kawasan negara-negara dari Komunitas ASEAN 2015 nanti. Untuk pilar Komunitas Politik – Keamanan sudah pasti tiap negara ASEAN diharuskan untuk mematuhi norma-norma kesepakatan yang akan dibuat. Jika tidak, akan ada sanksi yang tegas terhadap negara tersebut. Kemudian untuk pilar Komunitas Ekonomi sudah pasti akan terjadi pasar bebas yang akan dikendalikan oleh pihak yang ‘kuat’ dan ‘siap’. Baik ‘kuat’ dan ‘siap’ secara kualitas maupun ‘kuat’ dan ‘siap’ secara kuantitas. Segi positifnya, semua bentuk usaha akan bisa berkembang tanpa batas, karena produksi dan pemasaran bisa dilakukan di mana pun di kawasan Komunitas ASEAN ini. Dan negatifnya, persaingan akan sangat besar. Adapun untuk pilar Komunitas Sosial – Budaya akan terjadi perkembangan yang juga sangat besar. Bukan mustahil jika nantinya rampak kendang atau tari yapong menjadi kesenian favorit di Thailand. Dan tidak menutup kemungkinan pula jika teknisi PLN merupakan orang yang berasal dari Singapura. 

Secara sekilas, Komunitas ASEAN 2015 memang akan sangat berat. Tapi jika disikapi secara positif, keadaan itu justru akan membuat kita semua ‘naik kelas’. Ya, sudah bukan saatnya lagi kita nrimo dengan keadaan sekarang. Sudah saatnya kita berkembang. Dan sudah waktunya, semua kemampuan yang kita miliki, kita optimalkan. Komunitas ASEAN 2015 adalah pacuan. Komunitas ASEAN 2015 adalah pecutan. Komunitas ASEAN 2015 adalah kesempatan, sekaligus tantangan untuk kita semua dalam meningkatkan level kesejahteraan. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita akan menuju ke sana. 

Ayo, Indonesia Bisa!
Ya! Kita harus optimis. Indonesia pasti bisa. Bukan tanpa alasan, sebab negara kita mempunyai modal yang lebih dari cukup untuk bisa menjadi ‘saingan berat’ dalam Komunitas ASEAN 2015 itu. Bahkan jika dibandingkan negara-negara yang akan bersaing di Komunitas ASEAN 2015, kita jauh lebih unggul. Kita memiliki sumber daya manusia yang potensial. Kita punya sumber daya alam yang sangat banyak. Kita merupakan negara yang paling besar di antara negara-negara ASEAN yang lain. Kita kaya akan ragam budaya. Dan kita juga bisa menciptakan iklim yang kondusif untuk menjadi ‘pemenang’ dalam Komunitas ASEAN itu. Kurang apa lagi? Kita hanya tinggal mengoptimalkannya.

Lagi-lagi, coba tengok negara tetangga. Luas negara mereka tak seberapa. Sumber daya manusianya tak sebanyak kita. Ragam budayanya terbatas. Dan kekayaan alamnya pun jauh di bawah kita. Tapi dengan tekad yang kuat, optimalisasi yang konsisten, serta propaganda yang serius, padahal usia kemerdekaan mereka masih ‘sangat muda’, mereka bisa ‘muncul’ dan dalam beberapa hal kita ‘kalah’ oleh mereka. 

Sekarang bayangkan jika kita mengoptimalkan semua kekayaan yang kita punya. Wow! Sudah pasti hasilnya akan sangat sangat luar biasa. Dan negara-negara lain akan sangat susah untuk mengejarnya. Bukankah dulu kita bisa melakukannya? Mengapa sekarang tidak? Kita bahkan bisa lebih. Meskipun mungkin sumber daya alam kita banyak berkurang, tapi kita punya sumber daya manusia yang handal. Dan ini bisa mengubah segalanya. Mari kita bersama-sama bergandeng tangan untuk Indonesia yang lebih baik dan yang lebih maju. Terutama untuk menyongsong Komunitas ASEAN 2015 yang tak lama lagi akan segera terbentuk. 

Mari Kita Bersiap-siap!
Agar kita siap menyongsong Komunitas ASEAN 2015 di semua pilar, ada banyak hal yang mesti kita lakukan dari sekarang. Tentu semuanya harus dipersiapkan sebaik mungkin. Sekali pun dari berbagai analisis disebutkan bahwa ‘penguasa’ pilar ekonomi itu pasti akan dipegang Singapura, kita masih mempunyai kesempatan yang sama. Apa sajakah kiranya yang harus kita persiapkan?
  • Sumber daya manusia (SDM). Ini adalah persiapan yang paling penting, sebab SDM merupakan subjek sekaligus juga objek yang akan menyongsong perubahan di dalam Komunitas ASEAN 2015 itu. Persiapan yang dilakukan tentu berupa peningkatan tingkat kesehatan, pendidikan, kecakapan, dan juga kemampuan. Apa pun bidangnya karena sekali pun berfokus pada 3 pilar utama yang sudah disebutkan, Komunitas ASEAN 2015 akan berdampak di semua lini kehidupan. Para lulusan perguruan tinggi harus siap bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dengan para pencari kerja dari negara lain. Para pengusaha, produknya harus siap berkompetisi dengan produk-produk sejenis di pasaran. Semua ‘kena’ imbasnya. Sehingga satu saja kuncinya: semua harus sudah siap dengan cara menaikkan tingkat kesehatan, pendidikan, kemampuan, dan kecakapan yang dimilikinya.
  • Sumber daya alam (SDA). Sebagai negara yang luas dan kaya akan sumber daya alam, kita patut bersyukur. ‘Harta karun’ yang diberikan Tuhan ini bisa kita gunakan sebagai modal dalam menyongsong Komunitas ASEAN 2015. Tapi perlu dicatat, SDA yang kita optimalkan di sini adalah jenis SDA yang terbarukan agar ketersediaannya di alam bisa terus ada dan berkesinambungan. Misalnya saja dari sektor pertanian, peternakan, perhutanan, hingga pariwisata. Untuk sektor pariwisata, eksplorasi dan propaganda tempat-tempat baru sepertinya harus sudah dilakukan sebab Indonesia mempunyai banyak sekali tempat indah yang belum terjamah dan potensial untuk menjadi objek pariwisata yang baru. Dan bukan tidak mungkin, sektor ini pada akhirnya menjadi tulang punggung perekonomian kita, yang kemudian menjadi pondasi yang kuat sebagai pilar ekonomi kita dalam Komunitas ASEAN 2015.
  • Kebudayaan. Kebudayaan juga merupakan modal kita dalam menyongsong Komunitas ASEAN 2015. Kebudayaan dari tiga puluh tiga provinsi yang ada di Indonesia pasti mampu berkontribusi besar dalam menguatkan posisi kita di dalam komunitas global ini. Terutama untuk pilar sosial budaya. Jadi, mari, kita eksplorasi semua kebudayaan yang kita miliki. Kita angkat setiap budaya tradisional yang ada di masing-masing provinsi. Sehingga permasalahan seperti kasus pematenan batik, angklung, atau pun reog oleh negara tetangga beberapa waktu yang lalu tidak terulang lagi. Pengoptimalan bidang perkulineran rasanya bisa masuk di sektor budaya juga. Yuk kita angkat dunia perkulineran nusantara untuk menjadi modal kita di dalam Komunitas ASEAN 2015. Bukankah rendang padang sendiri sudah diakui sebagai makanan terenak di dunia? Mengapa tidak begitu juga untuk makanan-makanan yang lainnya, bukan? 
  • Teknologi. Komunitas global sudah pasti memerlukan teknologi yang canggih. Untuk itu, mari kita tingkatkan teknologi yang kita gunakan. Semua lapisan masyarakat Indonesia harus terbebas dari ‘penyakit’ gagap teknologi. Internet yang akan semakin mengintegrasi semua sisi kehidupan sudah harus mulai dikuasai setiap elemen masyarakat. Tak hanya para pegawai, pekerja kantoran, mahasiswa, pelajar, pedagang, bahkan di tingkat petani dan peternak yang biasa bekerja di sawah, ladang, atau kolam, internet harus sudah bisa dikuasainya. 
  • Faktor-faktor lain yang mendukung. Selain yang sudah disebutkan, faktor-faktor lain juga patut dipersiapkan. Misalnya saja kesiapan mental, rasa percaya diri, daya tahan, hingga tameng pembendung efek negatif dari komunitas global  yang berupa kekuatan spiritual (agama). Faktor-faktor ini juga tak kalah pentingnya, sebab iklim komunitas global bisa saja sangat drastis dan tidak sesuai dengan norma-norma yang selama ini kita anut. Akan tetapi dengan segala sesuatu yang sudah disiapkan dengan baik, sebesar apa pun arus yang dibawa komunitas global pasti bisa dibendung.

ASEAN Blogger: Agen Pensosialisasi Komunitas ASEAN 2015
Komunitas ASEAN 2015 memang belum terbentuk. Namun hitungan waktu menuju ke arah itu sudah dimulai. Dan ketika saat itu tiba, semua faktor harus sudah siap. Agar semua siap dengan keadaan tersebut, sosialisasi mengenai Komunitas ASEAN 2015 harus sudah dan selalu dilakukan. Semua unsur masyarakat harus dilibatkan.

ASEAN Blogger adalah salah satu dari elemen yang melakukan sosialisasi ini. Dengan gerakan yang dilakukannya di dunia maya melalui blognya yang bisa diakses semua kalangan dari belahan dunia, berbagai hal mengenai Komunitas ASEAN 2015 akan sangat bisa sampai kepada masyarakat. Tak hanya itu saja, gerakan sosialisasi nyata yang dilakukan ASEAN Blogger baru-baru ini juga cukup ‘menarik’ perhatian khalayak ramai.

www.aseanblogger.com

Ya, memang sudah sepantasnya para blogger berperan aktif dalam sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 ini, sebab sudah tidak bisa diragukan lagi, peran blogger dalam berbagai momen penting nyata adanya. Dan pengaruhnya besar sekali.

Sebenarnya tak hanya melalui blog, media sosial lain yang biasa diakses melalui internet juga sangat berkontribusi besar dalam sosialisasi mengenai Komunitas ASEAN 2015 ini. Salah satu yang paling berpengaruh dan malah lebih terukur adalah Twitter. Dengan propaganda yang serius dan besar-besaran mengenai Komunitas ASEAN 2015, sosialisasi bisa tersampaikan dengan baik. Parameternya adalah Trending Topic (topik yang paling hangat dibicarakan) yang bisa dilihat di Twitter itu sendiri atau di beberapa situs penyedia layanan Trending Topic Twitter. Dan karena pada umumnya para blogger (terutama ASEAN Blogger) juga memiliki akun Twitter, maka sosialisasi ini akan lebih efektif dan lebih efisien.

Yuk Songsong Komunitas ASEAN 2015 dengan Penuh Percaya Diri!
Dua tahun bukanlah waktu yang lama. Komunitas  ASEAN 2015 sudah di ujung mata. Mari kita songsong saat itu dengan penuh percaya diri, sebab kita akan dan sudah mulai menyiapkan segalanya dari sekarang dengan sepenuh hati. Komunitas ASEAN 2015 bukanlah ancaman tetapi sebuah tantangan, peluang, dan kesempatan bagi Indonesia menuju arah yang lebih baik. Kita bisa. Indonesia pasti bisa. 

http://www.worldfair.co.th/images/act/11920121552748.jpg

Referensi
  • www.kemlu.go.id
  • www.kemendag.go.id
  • www.aseanblogger.com
  • http://international.okezone.com/read/2013/06/20/411/824973/rakyat-indonesia-masih-awam-asean
  • http://international.okezone.com/read/2013/07/11/411/835499/asean-plus-three-fokus-ciptakan-kesejahteraan-sosial
  • http://international.okezone.com/read/2013/06/20/411/824825/masyarakat-kurang-paham-komunitas-asean-2015

2 komentar:

  1. Setuju mak. Insya Allah ini untuk ujian naik kelas ya. Indonesia bisa, bloggernya buanyak amat.

    Sukses ya mak lombanya. Pesaing berat dweh dirimu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat ya, Mak. Dirimu hebat dan menang. Keren! :)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)