Anda pernah ngerasa desperate dalam berinvestasi? Saya pernah. Sering bahkan. Iya, dimulai sejak baru menikah, saya mencoba menyisihkan uang gaji suami untuk ditabung. Tahu sendirilah ya, ketika sudah menikah, banyak banget hal yang ingin dimiliki dan diwujudkan. Dari mulai rumah tinggal beserta isinya, kendaraan pribadi, hingga ke dana pendidikan untuk anak-anak. Semua jelas membutuhkan uang yang tak sedikit. Desperate-nya di mana? Di mana lagi kalau bukan tidak pernah terkumpulnya uang yang diharapkan itu. Betul, di dalam perjalanannya, selalu saja ada alasan yang membuat uang tabungan itu berkurang. Dan malah sampai habis.
Menabung Bukanlah Berinvestasi
Ini yang keliru. Saya kira menabung itu sama dengan berinvestasi. Salah besar. Menabung itu lebih kepada menyisihkan uang dan disimpan begitu saja. Uang tabungan, jika jumlahnya sedikit, dalam kurun waktu tertentu bukannya bertambah banyak, justru semakin sedikit. Dan jika jumlahnya banyak, pertambahan uangnya juga relatif sedikit. Adapun berinvestasi itu adalah mengeluarkan sejumlah uang untuk kemudian uang itu bisa aktif menghasilkan. Jadi dalam kurun waktu tertentu, uang itu bisa bertambah banyak. Sekali pun jumlah awalnya sedikit. Salah besar deh jargon yang selama ini kita pegang. Menabung bisa bikin kaya. Dan yang benar, berinvestasilah yang bikin kaya.