Tampilkan postingan dengan label #Honestly. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #Honestly. Tampilkan semua postingan

11.7.14

Nokia Lumia, Si Praktis untuk Eksis dan Narsis

Siapa bilang kalo eksis dan narsis itu cuma berlaku buat anak-anak muda? Emak-emak rempong dan banyak anak macam aku, juga bisa. Gak percaya? Lihat aja isi ponselku. Si Nokia Lumia 520 yang akan menjelaskannya padamu.

Yupp! Di Nokia Lumia-ku, semua yang aku banget, aku tampilkan sebagai Live Tiles-nya. Dari mulai media sosial (Facebook dan Twitter yang terintegrasi dalam satu tempat), Instagram, Path, email, hingga berbagai aplikasi chatting, menempel di sana. Mengapa aku tampilkan sebagai live tiles? Tentu saja agar semua memudahkan aku saat akan mengapdet dan membalas. Mau itu sekadar apdetan status, gambar/foto, check in di suatu tempat, atau pun membalas email dan chatting dari teman-teman. Dengan ditempelkannya sebagai live tiles, aplikasi-aplikasi ini tak akan membuatku kehilangan satu apdetan atau berita, sebab di sana, jika ada mention, reply, RT, atau apa pun yang berhubungan dengan akunku, notifikasinya akan terbaca. Dan selama aku belum membuka, notifikasi itu akan selalu tetap ada. Praktis tanpa harus buka menu ini dan itu.

Aplikasi penunjang eksis dan narsis

Nokia Lumia, Si Anti Kudet yang Bikin Gaya

Tahun 2011 lalu, aku hamil anak ke-3. Karena kondisi fisik yang payah, dengan sangat terpaksa, aku meninggalkan semua aktivitas yang biasa aku lakukan. Termasuk juga hobiku berselancar di dunia maya, beserta eksis dan narsis di socmed. Maklumlah, saat itu, gadget yang menunjangku untuk ‘main-main’ di dunia maya, hanyalah laptop dengan modemnya yang nemplok paten di meja komputer. Kalau pun aku niat untuk menclok di sana, sudah pasti, tubuh pegal-pegal dan dada sesak menjadi bonusnya. Jadinya, tiap hari kerjaanku kebanyakan dilakukan hanya di atas kasur saja.

Awalnya, aku merasa senang. Ingar bingar dunia maya tak lagi mengganggu hari-hariku. Tahu sendirilah seperti apa emak-emak yang lagi hamil. Baca status teman yang biasa saja, bisa diterima secara emosional akibat hormon tubuh di masa kehamilan yang tidak karuan. Tapi, belakangan, aku ternyata merasa kesepian. Kehadiran teman-teman yang meskipun hanya lewat dunia maya, seperti hilang entah ke mana.

Sekali dua kali, aku curi-curi nangkring di depan laptop untuk berkunjung ke dunia maya. Tapi lagi-lagi, bonus sakit punggung, sakit pinggang, hingga sesak napas membuatku tersiksa. Akhirnya, aku putuskan untuk hilang dari peredaran, hingga aku melahirkan.

Orang Tua : Mata Air Ketulusan

“Ketulusan mungkin terlihat sederhana dan santun, 
tetapi ia memiliki kekuatan yang dijamin oleh keajaiban.” ― Mario Teguh


Seperti itulah ketulusan. Kita mungkin memandangnya begitu sederhana ketika orang lain melakukannya. Tapi saat kita harus tulus, dibutuhkan sebuah kekuatan yang sangat besar. Dan bahkan, untuk hal-hal tertentu, agar kita bisa tulus, dibutuhkan sebuah keajaiban.

Ketulusan bukanlah monopoli orang tertentu. Bukan pada orang dewasa. Bukan pada alim ulama. Dan juga bukan pada mereka yang selalu hidup dalam kesusahan. Ketulusan itu ada pada setiap hati yang besar, hati yang lapang, dan juga hati yang menerima bahwa semua hal yang sudah terjadi itu merupakan takdir yang sudah digariskan-Nya. Karena ketulusan itu butuh kekuatan yang sangat besar, terkadang, anak-anak bisa lebih tulus daripada orang dewasa.

Ketulusan Orang Tua Terhadap Anaknya
Dulu, saya sering meragukan ketulusan orang tua terhadap anaknya. Sebab setiap kali saya meminta sesuatu, orang tua pasti bertanya macam-macam serta memberi nasihat ini dan itu mengenai apa yang saya inginkan, sebelum akhirnya memberikan apa yang saya minta itu. Karena selalu seperti itu, jadinya saya sering bertanya-tanya, “tulus gak sih ngasih apa yang saya inginkan?”

Sekarang, setelah menjadi orang tua, saya merasakan kekuatan rasa tulus itu. Ya, seperti orang tua saya dulu, sebelum memberi apa yang diinginkan anak-anak, saya pasti ngomel ini dan itu terlebih dahulu. Bukan karena tidak tulus, tapi saya ingin, apa yang diinginkan anak-anak saya itu berguna dan tidak digunakan untuk hal-hal menyimpang yang mungkin akan merugikannya.

Ponsel Keren dengan Kamera Paten? Ya Nokia Lumia Dong, Friend!

Inovasi yang semakin canggih pada kamera ponsel sepertinya membuat siapa saja tergoda untuk mengabadikan momen apa pun yang ada di sekitarnya dalam bentuk foto. Apalagi ditunjang dengan semakin mem-booming-nya socmed di dunia maya yang terintegrasi di dalam ponsel tersebut. Dalam hitungan detik, foto-foto yang berhasil ditangkap kamera ponsel bisa langsung diunggah ke berbagai media sosial tersebut tanpa hambatan. Dari mulai hasil jepretan selfie, foto alam sekitar, hingga foto makanan dan minuman yang akan disantap. Semuanya membuat si pemilik ponsel tersebut semakin keranjingan saja.

Tak terkecuali dengan saya. Kamera dari ponsel Nokia Lumia 520 yang sejak setahun lalu saya miliki, membuat hobi eksis dan narsis saya semakin konsisten. Ratusan foto hasil jepretannya sudah saya unggah di berbagai sosial media yang saya miliki. Meski hanya bermodalkan kamera belakang, kekuatan 5 mega pixel Nokia Lumia ini mampu menghasilkan gambar yang tajam, jernih, dan memuaskan. Dan jika fotonya ingin lebih dramatis, berbagai aplikasi photo editor yang ada di ponsel Nokia Lumia, siap digunakan. Mau foto selfie, foto alam, atau pun foto makanan tinggal jepret saja!

Nih Contohnya!