18.3.14

Cireng Lezato... Lezat, Lho!

Siapa pun yang suka gorengan, pasti tak asing lagi dengan olahan yang satu ini. Ya, makanan di atas itu adalah cireng yang merupakan kepanjangan dari aci digoreng. Sebagai anggota kelompok penyemil gorengan nomor satu, (emang ada kelompok begitu? hehe... ngarang aja sodara-sodara), aku sangat menggemarinya. Alasannya tentu karena makan cireng itu asyik. Gabungan antara sensasi kriuk-kriuk, kenyal-kenyal, gurih, dan juga (kadang) sedikit alot membuat cireng beda dari makanan gorengan lain. Apalagi saat dicocol sambelnya, sensasi tambahan pedas nan nikmat sudah pasti 'mengigit' lidah.

Jika selama ini cireng yang saya kenal itu sambelnya berbumbu kacang atau saus tomat plus cabe, cireng di atas itu beda. Sambelnya sambel rujak. Lho kok? Itu dia, hal pertama yang bikin saya penasaran. Kayak gimana sih rasanya cireng jika dicocol sambel rujak?

Surprise! Perpaduan cireng dan sambel rujak ini ternyata endos gandos! Yupp... cirengnya beda dari cireng biasa. Ada bumbunya yang tidak ada di dalam cireg yang biasa aku makan. Sebagai penyuka makanan yang (sayang sekali) gak bisa masak, aku gak bisa nebak bumbunya apa. Kencurkah? Atau... eh pokoknya beda deh. Nah kalau bumbu rujaknya, itu asem, manis, dan pedas. Seger pokoknya. Jadi saat si cireng dicocol ke sambal rujak itu, lezatoooo banget. Coba deh makannya siang hari, dijamin deh, puyeng-puyeng, mual-mual (eh kok kayak orang hamil), atau ngantuk pasti hilang.

Ada cara maksimal untuk bisa nikmatin cireng bumbu rujak ini. Coba deh cirengnya dipotong-potong kecil terus dicampurin ke sambal rujaknya. Ya, semacam dikuah gitu. Nah terus makannya pake sendok layaknya makan mie baso. Wuih... sensasi asem, manis, dan pedes si sambal rujak plus cirengnya yang krispi pol abis di lidah kita. Gak percaya? Sok aja cobain sendiri.

Penasaran dapetin cireng ini di mana? Hubungi aja Mak Fadlun Arifin. Aku aja bareng anak-anak di rumah, 5 bungkus ludes dalam sekejap. Pokoknya, Cireng Lezato... Lezat, Lho! :D

17.3.14

Jasa Nikah Sirri?

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman membuat postingan di blognya mengenai email tawaran jasa nikah sirri. Waktu itu, saya tak habis pikir, benarkah jasa seperti itu ada? Entahlah, saya tak tahu dan saya juga tak mau tahu terlalu banyak.

Setelah waktu berlalu, saya lupa mengenai postingan itu. Sampai beberapa hari yang lalu, tiba-tiba, email serupa nyangkut di inbox saya. Ya, lagi-lagi, ini mungkin karena saya yang mencantumkan alamat email di blog dan bio akun twitter saya. Jadi si pengirim (yang mungkin saja hoax), ising-iseng mengirimnya ke email saya. Sambil tersenyum, saya membaca email itu. Berikut saya copas isi email tesebut.

13.3.14

Anak yang Unik?

Credit

“Ih Nenek ‘oon!” seru bibir mungil itu sambil lari menjauhi neneknya.

Si nenek tersenyum. Sementara saya yang berada tak jauh dari mereka, heran seheran-herannya. Dalam hati saya, kok si nenek ngebiarin aja tuh si cucu ngomong seperti itu? Bukankah 'oon itu kependekan dari blo'on?

Kejadian itu ternyata bukan kali itu saja. Besoknya, besoknya, dan besoknya lagi, si cucu melakukan hal yang sama. Tak hanya kepada neneknya, ibunya, ayahnya, kakeknya, teman-temannya, dan semua orang yang ada di sekitarnya juga kena umpatan yang sama. Malah lebih dari itu. Kecewa atau marah sedikit saja, si anak yang belum genap berusia 2 tahun itu seringkali mengeluarkan kata kotor yang cenderung porno. Lagi-lagi itu membuat saya heran. Bagaimana bisa anak sekecil itu mempunyai kebiasaan yang (menurut saya) jelek? Saya menyebutnya kebiasaan, sebab kata-kata tidak sopan itu ke luar dari mulut si anak sering sekali. Jika saja dihitung, sehari mungkin bisa lebih dari seratus kali.

Saya bukan psikolog yang jago bicara mengenai ilmu parenting. Saya juga bukan orangtua sempurna yang hebat dalam mendidik anak. Saya hanya memperhatikan keseharian anak itu (karena kebetulan dia memang cucu dari tetangga dekat saya). Di sini, ada sebuah fenomena yang menarik perhatian saya. Ya, si nenek ternyata mempunyai kebiasaan membicarakan ‘kelebihan’ si cucunya ini di depan orang lain dan juga cucunya itu.