Tampilkan postingan dengan label GA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GA. Tampilkan semua postingan

14.4.13

Sundial Puspa Iptek, Tempat Seru Penyuka Sains

Halo Keke, halo Nai!

Ngiri deh Tante lihat postingan jalan-jalannya. Tante jadi pengen jalan-jalan juga jadinya. Eh ya, Keke sama Nai suka pelajaran Sains, ga? Kalo suka, jalan-jalan ke tempat ini pasti bakalan seru. Tapi kalo pun ga suka, ga ada salahnya deh dateng ke tempat ini. Yuk Tante kenalin biar Keke sama Nai tahu serunya tempat ini.

Tempat ini namanya Sundial Puspa Iptek. Sesuai namanya, tempat ini, di bagian luarnya mempunyai bagian yang berfungsi sebagai jam matahari (sundial). Cara kerjanya sederhana. Saat matahari menyinari bagian itu, bayangannya akan mengarah pada angka jam. Misalnya saja saat pagi hari, ketika matahari menyinari tempat itu, bayangannya akan jatuh pada angka 7, 8, 9, atau yang lainnya. Dan jika siang, bayangan akan jatuh pada angka 11, 12, atau yang lainnya. Begitu seterusnya.

27.2.13

Abiku, Teman Keseharianku

"Tiada hari tanpa Abi." 
Seperti itulah mungkin ungkapan ketiga anak-anakku. Karena ketika mereka bangun, abinya pulang kerja terlambat, atau pergi ke luar kota, hal yang ditanyakan pertama kali pasti selalu dia. Sebagai ibu, terkadang aku cemburu. Kuantitas waktuku yang lebih lama daripada abinya bersama mereka, ternyata tak membuat aku lebih prioritas. Hehe, ada-ada saja ya, kecemburuanku itu. :D

Kedekatan abi dan anak-anak tentu saja karena abinya jarang sekali marah. Jangankan untuk marah, matanya melotot sedikit atau bahkan diam acuh tak acuh ketika anak-anak salah, sudah membuat anak-anak panik dan takut. Keseharian bersama abinya yang selalu diisi dengan hal-hal yang menyenangkan juga turut andil sebagai alasan bagi anak-anak untuk selalu merindukan abinya. Kalau sudah bersama, jangan ditanya deh!Kongsi mereka susah dipecah-belah. Main game, berenang bersama, jalan-jalan, makan di luar, hingga nonton film pasti dilakukan bareng-bareng, meski tanpa 'restu' aku sebagai ibunya.

5.2.13

Narsis Nan Kronis

Bakat narsis sepertinya sudah mendarah daging (bahkan menulang) di tubuh aku. Buktinya, setiap nemu kamera atau nyium gelagat yang berbau blitz, aku pasti siap sedia masang tampang sekece mungkin.

Bakat narsis sebenernya sudah ada sejak kecil. Tapi, berhubung zaman baheula emak-bapakku ga punya kamera, bukti-bukti sejarah kenarsisan itu pun tak pernah ada. Gejala narsis mulai aku rasain sejak di bangku kuliah. Teman-teman se-geng-ku yang ternyata narsis lebih dulu, mampu menggali potensiku yang sekian lama terpendam.

Semakin hari semakin narsis saja. Itu pujian   a.k.a umpatan yang senantiasa terlontar dari mulut teteh, aa, dan juga adikku. Tapi, ya namanya juga udah bawaan sejak orok, mau disindir apalagi dipuji si narsis tetep aja bersemayam dalam sanubari.