30.6.15

Kue Keju dan Elegi Cinta Pertama


Seperti itulah bapak di hati saya. Cinta pertama yang menyentuh dan mengisi hidup saya. Meski tanpa banyak kata-kata, segala apa yang dilakukannya penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Masih saya ingat dengan jelas, saat-saat bapak menemani saya, di hampir di setiap tempat yang asing bagi saya untuk pertama kalinya. Saat menginjakkan kaki pertama kali di sekolah dasar. Saat menginjakkan kaki pertama kali di sekolah menengah pertama. Saat menginjakkan kaki pertama kali di sekolah menengah atas. Saat menginjakkan kaki pertama kali di kampus perkuliahan. Bahkan hingga saat menginjakkan kaki pertama kali di kehidupan pernikahan. Tak berhenti di situ saja, di saat anak-anak saya lahir, bapak pun selalu hadir. Sungguh, dia benar-benar menjadi pria pertama yang mendukung, di setiap tahap dan langkah hidup saya.

Tapi, hari ini, 127 hari sudah bapak ‘hilang’ dari hidup saya. Senyumnya, perhatiannya, dukungannya, dan cinta kasihnya itu absen di keseharian saya. Bapak telah pergi untuk selama-lamanya. Ya, hari itu, Selasa, 24 Februari 2015 lalu, bapak dipanggil-Nya. Dan saya, kehilangan cinta pertama saya, untuk selama-lamanya.

20.6.15

Yang Instan dengan Rasa Buatan Rumahan? Ya Restumande Dong, Gan!

Orang bilang, ngidam itu hanya mitos. Buat aku pun begitu. Iyalah, sebab gak masuk di akal banget, jika perempuan hamil, tiba-tiba pengin suatu makanan yang gak ada dan gak pada waktunya. Apalagi jika ngidam itu dihubung-hubungkan dengan ‘keinginan’ si jabang bayi yang sedang dikandungnya. Masa iya sih, bayi yang belum tahu makanan, ujug-ujug pengin ini dan itu? Pasti itu cuma akal-akalan emaknya. Begitu pikirku.

Apa yang aku percaya tentang ngidam langsung buyar, manakala suatu malam, tepatnya dini hari jam 1 pagi saat aku hamil anak pertama. Ya, entah datang dari mana, aku tiba-tiba begitu ingin sekali makan rendang padang. Rasa dan aromanya yang khas, rasanya sudah ada di ujung lidah. Tapi mau gimana, jam 1 pagi mana ada rumah makan padang yang masih buka. Rumahku kan ada di Bandung bagian ujung... ujung... ujung... dan ujuuuuung sekali. Jadinya, ngidam tersebut aku pendam saja di dalam hati.

Beruntung, ‘si ngidam’ masih berlanjut. Esok paginya, pagi-pagi banget, malah jauh sebelum jam rumah makan buka, aku sudah menggedor sebuah rumah makan padang yang paling dekat dengan rumahku. Alhamdulillah, berbekal perut buncit (yang dimaklumi pemilik rumah makan), aku akhirnya berhasil membawa pulang 3 potong rendang padang yang begitu aku idam-idamkan. 

19.6.15

Rahasia Tidur Sehat dan Nyenyak untuk Anak-anak


Sekitar tahun 2009, saya terkena DBD. Penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini menjadi titik belok di hidup saya. Saya yang asalnya menganggap kesehatan itu urusan pribadi, kemudian mulai berpikir luas. Iyalah, kita bisa saja menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan dengan sebaik-baiknya, tapi orang lain di sekitar kita? Belum tentu, bukan? Seperti nyamuk DBD yang menggigit saya dulu. Boleh jadi, nyamuk itu berkembang biak di kampung sebelah. Tetapi karena si nyamuk mampu terbang jauh, dan ‘sistem pertahanan’ di rumah saya sedikit lengah, jadilah saya korban gigitannya.

Sejak saat itu, saya meningkatkan ‘status kesiagaan’ terhadap nyamuk. Sungguh, saya tidak mau jika gigitan nyamuk mengganggu kesehatan atau mengganggu tidur kami sekeluarga. Terlebih tidur anak-anak. Sebab untuk anak-anak, tidur tak hanya sekadar mengistirahatkan tubuh semata, tetapi juga waktu pengeluaran hormon pertumbuhan tubuhnya. Tak hanya itu saja, tidur juga memberi manfaat bagi otak anak, yaitu menambah daya ingat dan konsentrasi. Selama tidur pula terjadi proses detoksifikasi. Dan proses detoksifikasi berperan di dalam perkembangan otak serta kestabilan emosi anak.

Nah, mengingat begitu pentingnya tidur nyenyak bagi anak-anak, saya semakin mantap untuk menghindarkan anak-anak dari gigitan nyamuk. Salah satu caranya yaitu dengan penggunaan obat nyamuk.