15.8.16

Optimalisasi Masa Tumbuh Kembang Anak dengan MPASI dan Makanan Sarat Gizi Sekaligus Enak


Menjadi seorang ibu yang baik tentu adalah impian mulia semua wanita. Bisa hamil, menyusui, dan kemudian membesarkan anak-anaknya serta mendidiknya hingga anak-anaknya dewasa, dan lalu sukses. Tapi apa jadinya impian itu, bila saat lulus ASI eksklusif saja, si ibu malah bingung dengan makanan pendamping asi (MPASI) untuk anaknya. Sudah pasti, impian mulia itu hilang menguap dari pikiran si ibu tersebut.

Contoh nyata si ibu tersebut adalah saya. Benar, saat baru memiliki satu anak (14 tahun yang lalu), ketika anak saya lulus ASI eksklusif, saya pusing bukan kepalang mengenai MPASI untuk anak saya. Sebabnya adalah karena saya masuk ke dalam salah satu ‘pusaran’ mom's war. Home made MPASI versus MPASI instan. Sungguh, membaca ‘pembelaan-pembelaan’ masing-masing pihak yang berselisih di milist grup alumni (saat itu), semakin membuat saya bingung. 

12.8.16

Aplikasi KPR Lama dan Ribet? Coba Yang Satu Ini!


Bagi yang sudah berumah tangga, memiliki rumah pribadi sepertinya merupakan impian yang paling utama. Begitu juga dengan saya. Sesudah menikah, dan kemudian punya anak, membeli rumah menjadi prioritas utama. Dan untuk mewujudkan hal ini, saya dan suami pun menabung. Baru setelah di tahun ke 10 pernikahan, akhirnya kami dapat mewujudkan mimpi itu. Membeli rumah dari hasil jerih payah kami sendiri.

Dulu, awalnya kami berniat membeli rumah di perumahan modern dengan cara KPR. Selain agar bisa dicicil dan tak memberatkan, alasan lainnya saat itu adalah karena kompleks perumahan modern yang relatif aman bagi keluarga, terutama anak-anak saya. Sebab kan di perumahan biasanya selalu ada petugas keamanan 24 jam. Jadi jika suami ke luar kota, atau pulang kerja larut karena ada urusan, tidak ada kehawatiran sedikit pun terhadap saya dan anak-anak yang ditinggalkan. Tapi saat itu keluarga saya berpikiran lain. Orang tua yang sudah tak lagi muda dan tidak adanya siapa-siapa yang bisa menjaga mereka, membuat saya dan suami akhirnya berubah pikiran. Kami pun jadinya membeli rumah di sekitar rumah orang tua. Di perumahan konvensional biasa.

10.8.16

Rujak Cuka dan Asinan Buah Ala-ala Saya


Teman-teman, masuk musim kemarau begini, paling enak itu makan makanan yang seger-seger dan pedes-pedes, ya? Entah itu baso, pempek, atau bahkan rujak dan asinan buah. Cuaca yang panas, rasanya bikin kepala gampang banget pusing. Dan makanan pedas nan seger tadi, dengan mudah jadi obat pusing yang alami.

Ngomong-ngomong soal rujak, teman-teman pada suka rujak cuka atau asinan buah, gak? Saya sih, sukaaa banget. Enggak tahu kenapa. Eh mungkin karena emang enak dan seger, ya. Dan juga karena saya doyan banget sama makanan pedes. Yang saya inget, saya itu udah suka makan rujak cuka atau asinan buah sejak kecil. Soalnya dulu, saat saya belom sekolah, sekitar usia 5 tahunan gitu, inget banget sering ‘malakin’ rujak cuka atau asinan buah dagangan nenek saya ketika bulan Ramadan. Sementara cucu-cucu lain ‘malakin’ es campur, es buah, dan aneka kolak, saya mah lain daripada yang lain. Ya itu tadi, malakin rujak cuka atau asinan buah. Saking seneng dan seringnya makan rujak cuka atau asinan buah, saya jadinya sering dibilang lagi ngidam alias hamil muda. Wkwkwkk… ada-ada aja deh, ya. Sudah cukup ah ngidam dan hamil mah. Udah gak muda lagi. Anak juga udah 4. Kasihan kalo nambah lagi. Nanti, si bayi diurus sama nenek-nenek atuh. Hihihi….