Tampilkan postingan dengan label Pancasila. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pancasila. Tampilkan semua postingan

25.9.21

Bijak Bermedia Sosial dalam Mewujudkan Karakter Bangsa


Pagi itu saya sibuk. Setidaknya begitu kata adik saya yang memang sedang nginep di rumah bareng keluarga kecilnya. Bukan, bukan karena kerjaan nulis atau pun ngeblog. Tapi sibuk bikin sarapan. Iya, soalnya saya bikin sarapan untuk 7 orang. Tapi karena anak-anak dan mama saya punya kesukaan masing-masing, jadinya saya bikin 5 macam. Untuk si sulung, anak kedua, anak ketiga, anak keempat, dan untuk mama. Saya dan suami sih, beli serabi aja. Kebetulan, adik saya, suami, dan juga anaknya lagi kepengen makan serabi.

29.1.21

Belajar Nilai-nilai Pancasila Lagi, Yuk!

Belajar-Nilai-nilai-Pancasila-Lagi-Yuk

Teman-teman, masih inget dengan kejadian beberapa waktu yang lalu, gak? Itu tuh, tentang WNA di Bali yang dideportasi gara-gara menyalahgunakan visa wisata untuk bermukim di negara kita, dan juga membuat e-book yang isinya mengajak WNA lainnya untuk tinggal di Indonesia seperti mereka, di masa pandemi ini. Pasti pada ngikutin, ya. Rame banget soalnya di media sosial. Trending topic malah di Twitter.

28.3.13

Pancasila, Sumber Nilai-nilai Dasar dan Penguat Identitas Bangsa di Mata Dunia

Di era globalisasi seperti sekarang, berbagai akses yang memanjakan hidup manusia begitu mudah didapat. Tak perlu mengeluarkan biaya banyak, bahkan hal-hal yang gratisan, tanpa usaha yang besar, bisa diperoleh dengan cepatnya. Tengok saja untuk bidang hiburan, hanya dengan bermodal dengkul, hampir setiap minggu, kita bisa menonton acara musik live yang diselenggarakan berbagai stasiun tv. 

Dua sisi mata uang. Seperti itulah globalisasi bagi kita semua. Terlebih bagi rakyat Indonesia. Di satu sisi, semuanya membuat berbagai hal menjadi mudah, murah, cepat, dan praktis. Tapi di sisi lain, kemudahannya, kemurahannya, kecepatannya, dan kepraktisannya melunturkan nilai-nilai agung yang sebelumnya dipegang teguh, yakni nilai-nilai pokok Pancasila. Mengapa bisa demikian?