29.1.17

Tentang Beruang di Kebun Binatang Bandung yang Viral Itu


Beberapa waktu yang lalu, sebuah tayangan video di Facebook mengagetkan saya. Di dalam video tersebut, beberapa ekor beruang terlihat begitu kurus. Tak cuma itu saja, beruang itu juga tampak memohon-mohon kepada para pengunjung untuk diberi makanan. Melihat hal itu saja, saya sungguh dibuat sedih. Terlebih saat tahu kalau hal tersebut terjadi di Kebun Binatang Bandung (KBB) atau yang biasa disebut orang Bandung sebagai Bonbin atau Darenten (deirentuin = Bahasa Belanda). Tak pelak, saya pun merasa geram dan gemas dibuatnya.

Video dan berita tersebut semakin viral manakala portal berita dunia juga turut memberitakannya. Karenanya, tak sedikit, orang mencaci dan akhirnya menyalahkan Kang Emil alias Kang Ridwan Kamil, Sang Wali Kota Bandung akan kejadian ini. Saya pun demikian. Tapi, saya tidak menyalahkan beliau, sebab saya tahu, KBB bukanlah milik pemkot Bandung, melainkan milik sebuah yayasan swasta. Dan pemkot Bandung juga pernah melayangkan protes atas kurangnya perhatian terhadap lingkungan dan hewan-hewan yang ada di dalamnya kepada yayasan pengelola KBB ini, di tahun lalu.

Kesedihan serupa juga pernah saya rasakan saat mendengar kabar matinya jerapah di KBB, beberapa tahun yang lalu. Hewan eksotik yang menjadi salah satu primadona para pengunjung ini mati karena di dalam perutnya didapati plastik belasan kilogram. Iya, plastik yang menjadi pembungkus makanan. Dan makanan ini diberikan pengunjung dengan bebas. Dulu, saat si jerapah masih hidup, saya sering melihat hal tersebut. Dia memakan sebungkus kacang lengkap dengan plastik-plastiknya. Meskipun ini memang salah pengunjung, kelonggaran pengelolaan dan kurang tegasnya aturan di sana juga memberi andil dalam kematian si jerapah tadi.

Balik lagi ke masalah beruang yang kurus dan ‘mengemis’ makan kepada para pengunjung tadi. Saat merasa gemas, seperti biasa, dan seperti halnya warga Bandung yang komplen atau heran, saya pun ngetwit dengan mention Pak Wali. Meskipun cuitan saya belom pernah direply, saya tidak kapok melakukan hal demikian. Setidaknya membuat saya lega dari berbagai unek-unek.


Kejelasan tindak lanjut akan nasib beruang kurus yang memprihatinkan itu akhirnya saya dapatkan. Lagi-lagi, semu berkat apdetan twitter Kang Emil. Jadi sebenarnya begini. Beruang yang viral di foto-foto dan juga video itu ternyata diunggah tahun lalu. Dan sejak adanya teguran dari pemkot Bandung, berbagai elemen masyarakat, serta Kementrian Lingkungan Hidup, KBB langsung memberikan penanganan intensif. Baik terhadap hewan-hewan mau pun terhadap lingkungan KBB. Sebagai bukti nyatanya, investigasi yang dilakukan pihak independen yang dilakukan pada 19-22 Januari 2017, yang melibatkan 2 dokter hewan (bukan dari pihak kementrian), 1 orang paramedis (bukan bukan dari pihak kementrian), dan 2 orang animal welfare specialist, memberikan hasil yang baik. Seluruh hewan berada dalam kondisi sehat. Pemeriksaannya sendiri meliputi uji feses, bobot tubuh, uji gerak, pemeriksaan mata, serta gigi. 

Ada pun untuk beruang yang fotonya viral itu, beruang yang namanya Kardit, sebenernya diambil pada bulan Mei 2016. Dan Yayasan Scorpion meng-upload-nya ke internet di bulan Oktober 2016. Kardit sendiri adalah beruang yang sudah tua. Usianya sekitar 23-25 tahun. Hal ini bisa dilihat dari kondisi giginya yang sudah hampir semuanya tanggal. Tapi kondisi terakhir Kardit sudah membaik (otonya bisa dilihat di foto paling atas yang saya pakai sebagai banner artikel ini). Karena gonjang-ganjing ini, pihak Kementrian Lingkungan Hidup akan memanggil Yayasan Scorpion dan KBB guna membahas penegakkan hukum atas masalah ini.

Kini saya lega. Kasus beruang di KBB ini ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan. Dari kejadian ini saya banyak belajar. Jangan asal percaya dengan kabar di internet. Bukan hanya kabar politik saja yang banyak dipelintir. Berbagai masalah juga ternyata bisa dimanfaatkan orang untuk tujuan tertentu. Tabayun tetaplah harus dilakukan sebelum share apa pun ke sana-sini.

Oh ya, saya bukanlah pencinta binatang yang fanatik seperti banyak teman-teman saya. Saya kini bahkan tak punya binatang peliharaan. Beberapa kali melihat binatang peliharaan mati karena kecerobohan saya, membuat saya kapok. Saya tidak cukup telaten. So, daripada menzolimi makhluk Tuhan lainnya, lebih baik saya tidak memelihara mereka.

Eh eh, kejadian yang hampir serupa pernah terjadi di Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Kota Surabaya, kan? Bagaimana kabar KBS sekarang? Apakah sudah lebih baik? Ok deh, saya mau Googling soal KBS ini. Semoga lebih baik, ya. Kasihan banget kalau para hewan yang tak berdosa ini ditelantarkan. Iya kan ya? Iya dong. :)

12 komentar:

  1. Mungkin dananya kurang ya mbak? kasihan banget sampai kelaparan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu mungkin iya. Tapi sekarang, setelah ditegur tahun lalu, si beruang udah gak kurus dan kelaparan lagi...

      Hapus
  2. Sedih lihatnya meski Dokter Kebun Binatang Beruang kurus itu sehat tetep aja ngerasa ga wajar kalo lihat tulang rusuknya keliatan banget. Uda lama deh saya ga ke Bonbin, semoga dapat segera mendapat penanganan yang terbaik deh, pengunjung juga jangan kebiasaan ngasih makanan ke binatang deh, kalo ga cocok kan bahaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Foto yang kurus itu, tahun lalu. Sekarang gak kurus lagi kok. Itu fotonya yang saya pake di banner..

      Hapus
  3. kenapa kasus kebun binatang di kita gitu banget ya mba...heuu

    BalasHapus
  4. Iya aq juga prihatin waktu ke sana dlu, kandang buaya kotoorrr bgt. Tapi emang udah tau sih, itu punya swasta bkn pnya pemkot *sad

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga sekarang mah udah bagus, ya. Semoga teguran dari sana sini bikin pengelola introspeksi..

      Hapus
  5. Ckckck.. Jadi foto lama ya Teh. Ikut legs klo ternyata Kardit skrg baik2 aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Semoga seterusnya diperhatikan. Kasian binatang-binatang itu kalo terlantar..

      Hapus
  6. Kebun Binatang Surabaya, kabarnya sudah lebih baik sejak ada Bu Risma . Tapi nasibnya sama aja, ada yang sengaja menghembuskan isu lama..

    BalasHapus
  7. Katanya dulu pernah baca deh, kl Kebun binatang bandung bukan punya pemerintahan kota Bandung, jadi pihak pemda bandung susah buat ikut menanganinya, cenah mah kitu teh.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)