30.1.14

[Perempuan dan Internet ] Antara Aktualisasi Diri, Pengembangan Diri, dan Keinginan untuk Berbagi

Setiap kali mendengar masalah mengenai isu kesetaraan gender, entah kenapa, hati saya selalu gemas dibuatnya. Bagaimana tidak, di era seperti sekarang, kok masih saja ada orang yang meributkan pantas-tidaknya seorang perempuan berkecimpung di dunia yang biasa ‘dipegang’ laki-laki. Bagi saya, hal itu rasanya itu sudah ketinggalan zaman. 

Perempuan dan Internet
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang paling berjasa dalam membuat perempuan dan laki-laki diperlakukan sejajar. Berkat dua hal ini, kini perempuan tak bisa hanya dipandang dari sisi fisiknya saja. Sisi intelektualitas bahkan menduduki tempat yang lebih penting. Karenanya tak heran, jika kini kita mendapati banyak perempuan menempati jabatan penting.

Internet adalah bagian dari teknologi. Menurut saya, internet merupakan sebuah temuan yang paling berguna di abad ini. Terutama bagi perempuan, sebab internet, kini menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri. Sekali pun si perempuan tersebut ada di tempat yang jauh terpencil. Tentu, karena internet, kini bisa diakses di hampir seluruh penjuru dunia. Internet ini tak hanya membuat ‘eksis’ di dunia maya saja, bahkan di dunia nyatanya, kehidupan si perempuan tersebut bisa kena imbas. 

Saya yang ada di kota kecil pun kini bisa mengakses internet

23.1.14

Tontonan Edukatif untuk Peningkatan Kemampuan Otak Anak

“Sa ulus… sa ulus… sa ulus!”

Teriakan Radit yang tiba-tiba dari tidurnya itu mengagetkan saya. Bagaimana tidak, waktu itu, jam baru menunjukkan pukul lima pagi. Segera saya hampiri. Dengan masih tampak kelimpungan, Radit yang kala itu baru berusia 3 tahun, sepertinya mencari-cari sesuatu.

Sebagai ibunya, saya tentu tahu apa yang dicari Radit. Sa ulus. Ya, dua kata itu adalah sebutan Radit pada mainan baru yang dibelikan ayahnya. Dinosaurus. Karena Radit masih cadel dan menyebutnya dengan cepat, jadilah dinosaurus dipanggilnya sa ulus. Dengan segera, lima buah dinosaurus plastik berbagai bentuk yang dimaksudnya, saya berikan pada Radit.

Dinosaurus mainan Radit

Apa yang terjadi di atas bukan hanya sekali dua kali saja. Semenjak dibelikan mainan itu, Radit seperti menjadi anak yang baru. Setiap hari, ke mana pun dia pergi, mainan dinosaurus itu selalu dibawanya. Tak hanya untuk dimainkannya sendiri. Kakaknya, teman-temannya, bahkan saya dan juga suami sering dimintanya untuk ikut bermain dengan dinosaurus-dinosaurus itu. 

Suatu kali, dia meminta saya untuk bercerita dengan menggunakan dinosaurus-dinosaurusnya sebagai tokoh-tokohnya. Di lain kesempatan, dia sendiri yang mengarang ceritanya dan menyuruh saya untuk mendengarkannya. Dongeng-dongeng heroik, cerita-cerita di film, hingga kehidupan sehari-hari yang dilaluinya, sepertinya menjadi sumber inspirasi baginya.