18.12.14

Sanitasi dan Kesehatan, Kunci Menggapai Mimpi dan Masa Depan

Semasa kuliah dulu, saya punya teman yang memiliki kebiasaan unik. Kebiasaannya begini: setiap ke suatu tempat selain di rumahnya, dia tak pernah sembarangan buang air. Baik itu buang air besar atau pun buang air kecil. Alasannya, semua tempat selain di rumahnya mempunyai air yang kotor.

Di awal-awal masa perkuliahan, teman saya itu terlihat sangat tersiksa. Bagaimana tidak, meskipun rumahnya cukup dekat dari kampus, ketika dia ingin buang air, dia pasti akan pulang ke rumahnya. Tak sekali pun saya melihat dia ke toilet kampus untuk buang air. Barulah ketika masuk semester 2, dia berani buang air. Itu pun hanya di toilet lantai 3 gedung jurusan kami. Jadi tak heran, jika sedang kebelet sekali pun, dia akan lari terbirit-birit menuju toilet lantai 3 gedung jurusan. Ketika saya tanya kenapa, jawabnya: toilet lantai 3 itu airnya cukup bersih di mata dia. Selain itu, semuanya kotor. Katanya, dia sudah melakukan survey di semua toilet kampus.

Kebiasaan uniknya tak cuma itu saja. Dia juga selalu membawa sabun pencuci tangan di dalam ranselnya. Bahkan jika sedang kuliah lapangan, sabun pencuci tangan itu ditemani air mineral. Ya, air mineral yang dibekalnya dobel. Sebagian untuk minum dan sebagian lagi untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Lagi-lagi, alasannya karena air di lapangan pasti sangat kotor. Sungguh, kebiasaan yang menurut saya super duper steril itu membuat geleng-geleng kepala.

28.11.14

Anak Dikekang, Kemampuannya Kurang Berkembang

Dulu, saat baru beranak satu, saya itu bisa dibilang tipe ibu yang over protektif. Mau ngelakuin apa aja atau mau pergi ke mana aja, anak saya pasti dilindungi dengan sangat ekstra. Saat itu, prinsip saya, anak-anak harus terlindungi dari berbagai macam kuman yang ada di lingkungan. Maklumlah, keseringan nongkrong di lab mikro saat kuliah dulu bikin saya jadi tahu kalo berbagai macam kuman itu ada di mana-mana.

Suka lucu kalo inget saat-saat dulu. Bayangin aja, mau ke luar rumah deket pun, misalnya ke warung, si teteh Reihana pasti saya pakein jaket, kaos kaki, kerudung/kupluk. Padahal itu jam 12 siang. Anaknya jerit-jerit kepanasan pun gak saya hiraukan. Yang penting si anak bisa terhindar dari godaan kuman yang terkutuk.

Bukan cuma soal pakaian jika ke luar rumah. Saat bermain pun, Reihana saya batasi dengan ketat. Dia gak boleh main air, main tanah, bahkan main-mainan yang bernoda seperti pulpen, spidol, dan sebangsanya. Selain alasan takut termakan/terminum, saya juga gak suka kalo tangan, baju, tembok, kursi, atau apa pun dicorat-coret Reihana. Dan ya, sesuai harapan saya, Reihana saat itu menjadi anak yang 'steril'.

27.10.14

Curcol di Hari Blogger Nasional

Hari ini hari Blogger Nasional? Okeh, kalo begitu saya kudu ngeblog. Malu atuh, di bio udah ditulis #blogger tapi hari ini gak ngeblog. Hehehehe... ngomongin apa, ya? Ya soal ngeblog lah. Masa soal kartu atm yang tadi malem ketelen. *Aduh kasuat-suat, eung* #nangisdarah

Ngomongin soal blogger, aku sebenernya masih newbie banget. Ya, walopun udah punya blog sejak tahun 2008, rajin ngeblog sendiri itu baru di tahun 2013. Motivasinya? Terkompori ikut lomba. *Halah... payah sekali* Tapi ya begitu. Jujur, rajin ngeblog itu ya karena tertarik ikut lomba blog. Untungnya, seiring waktu berjalan, kalo ada waktu, kalo lagi mood, ngeblog juga hal-hal lain selain lomba. Mudah-mudahan aja, ngeblog selain untuk lomba, ke depannya bisa lebih diseringin. Apalagi, ceritanya minggu ini mau ganti alamat blog dengan dot kom. Kan sayang ya kalo udah bayar gitu jarang diisi. Bismillah deh...

Dulu, aku nganggap orang-orang yang ‘mengaku-ngaku’ berprofesi blogger itu sebagai orang yang kurang kerjaan. Serius! Aku kira, ngeblog itu ya nulis aja yang dia mau. Kalo nulis tentang produk, ya itu juga atas kemauan dia. Ih! Ternyata aku bener-bener kudet. Gak tahu kalo ngeblog juga bisa ngasilin duit. Dan duitnya, bisa lebih gede daripada nulis yang lain. *Halah curcol* :p

23.10.14

Bullying Ada Di Mana-mana...

Kemaren saya nonton berita di tv. Saya kaget banget saat tahu bahwa ada anak kelas V SD di Jakarta Selatan, melakukan pemerasan terhadap teman-temannya. Gak tanggung-tanggung, jumlah uang yang diminta bisa sampai ratusan ribu. Jadi untuk bisa setor pada pemeras tersebut, para anak yang diperas, nyuri uang dari orangtuanya. Malah ada yang sampe jual perhiasan ibunya. Mereka takut dengan ancaman si pemeras yang akan nonjokin mereka jika uang tersebut tidak diberikan.

Deja vu! Peristiwa itu sama persis dengan apa yang menimpa anak kedua saya, Radit, seminggu yang lalu. Ya, Radit yang saya kira aman dari bullying seperti itu, ternyata bisa kejadian. Bahkan katanya sudah sejak setahun yang lalu. Sama, Radit juga diancam akan ditonjok si pemeras jika  ngomong ke guru, ke teman-temannya, atau kepada saya.

Sebenernya saya pernah curiga dengan perubahan Radit (yang saya rasa cukup drastis) setiap kali pulang sekolah. Radit yang biasanya ceria jadi sering uring-uringan. Tapi tiap saya tanya kenapa, jawabannya selalu enggak ada apa-apa. Dan rasa curiga itu menguap begitu saja manakala setelah saya goda-goda, Radit ceria dan tertawa lagi.

21.9.14

New Andromax V : Ponsel Keren Berfitur Paten yang Sukses Bikin Aku Galau, Friend!


Video comparison di atas, sungguh membuat aku galau. Gimana enggak, gadget canggih yang aku beli beberapa bulan lalu, ternyata gak sekeren yang aku kira. Uh... andai saja sebelum beli gadget itu aku buka-buka video perbandingan seperti ini, aku tentu tak salah beli. Padahal, harga ponselku itu lumayan mahal. Tapi fiturnya, ternyata tidak maksimal. Wuih... nangis darah deh!

17.9.14

Wonderful Indonesia : Surga Dunia di Ujung Nusantara

Jika liburan panjang sudah tiba, ke manakah kamu berencana menghabiskan waktu liburan? Ke tempat yang asyik-asyik, bukan? Ke manakah itu? Maldives? Hawaii? Atau? Nah, saya sih tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, cukup ke Raja Ampat saja. Itu tuh, surga di ujung nusantara yang terkenal dengan alam bawah lautnya. Menghabiskan waktu liburan di sana, dijamin akan menjadi pengalaman yang takkan terlupakan. Kira-kira, jika ke Raja Ampat, saya bakal ngapain, ya?

Sunrise Nan Indah Tiada Tara…
Pagi-pagi buta sekali, saya akan bangun dengan sigap. Meski mimpi indah di kasur yang nyaman memaksa saya untuk tetap tinggal, saya akan tetap bangun. Tentu saja karena pengalaman yang akan saya dapatkan, jauh lebih indah dari mimpi saya. Yupp! Pemandangan lukisan Sang Pencipta di pagi hari di Raja Ampat, sangat worth it untuk disaksikan. Sinar Mentari yang kekuningan, tarian daun pepohonan yang melambai-lambai, semilir angin laut yang berdesir-desir, serta riak air di pinggir pantai, akan menjadikan awal hari saya sangat sempurna.

Sunrise di Raja Ampat (Sumber gambar: http://indonesia.travel)

Bangun sejak pagi buta hingga Matahari terbit berlalu, pasti akan membuat perut menjadi lapar. Nah saat itu, waktunya saya untuk sarapan. Katanya, seafood dan sup ikan kuning di Raja Ampat sangat enak rasanya. Hmm… sepertinya, patut untuk aku coba, ya?

13.9.14

Atlet Muda, Generasi Pengguncang Dunia

Masih ingat dengan gegap gempita yang terjadi saat timnas U-19 menjuarai perhelatan piala AFF 2013 lalu? Pastinya! Sebab untuk pertama kalinya, skuad yang dikapteni Evan Dimas ini mempersembahkan piala di ajang tersebut untuk negara Indonesia tercinta. Tak hanya itu saja, majunya tim Garuda Muda ke kualifikasi piala Asia 2014, membuat tim besutan Indra Sjafri menjadi primadona di sepanjang tahun 2013. Sehingga tak heran, jika pada akhirnya mereka dijuluki sebagai tim generasi emas.

Timnas U-19 (Sumber di sini)

Setali 3 uang dengan sepak bola, begitu juga dengan bulu tangkis. Prestasi atlet kita, terutama di ajang All England yang selama 33 tahun ‘berpuasa’ mendapat piala, akhirnya pecah oleh kemenangan pasangan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir di partai ganda campuran. Tak tanggung-tanggung, prestasi nan prestisius ini didapat selama 3 kali berturut-turut, yakni di tahun 2012, 2013, dan 2014.

Tontowi & Liliyana (Sumber di sini)

Bagaimana dengan cabang olahraga lainnya? Adakah anak bangsa yang prestasinya cemerlang? Tentu! Sebut saja Rio Haryanto dan Alexandra Asmasoebrata di cabang olahraga balap mobil; Sri Wahyuni dan Sarah Anggraini di cabang angkat besi; dan masih banyak lagi yang lainnya yang punya potensi berprestasi di berbagai cabang olahraga.

31.8.14

Air, Kehidupan, dan Indonesia yang Lebih Sehat

Beberapa tahun silam, sebuah artikel yang saya baca di internet membuat kening saya berkerut. Di sana tertulis dengan jelas, bahwa katanya, para ilmuwan dunia, saat itu sedang senang tiada tara. Penyebabnya sederhana saja, mereka menemukan bukti adanya air di planet Mars. Meski hanya baru bisa dibuktikan dengan gambar dari satelit, fakta itu membuat hipotesis yang sudah ada sejak puluhan tahun tentang hadirnya air di sana, menjadi tak hanya sekadar isapan jempol belaka. Ya, memang sudah sejak lama, para ilmuwan menduga jika di Mars itu ada air. Dan baru saat itulah, bukti gambar adanya air bisa didapat.

Hal yang membuat kening saya berkerut bukanlah penemuan adanya air tersebut. Saya justru baru tahu jika sebelumnya, orang-orang menganggap bahwa di Mars itu tidak ada air. Saya kira, air itu ada di mana-mana, termasuk di Mars atau planet lainnya. Bukan tanpa sebab, anggapan saya akan adanya air di mana-mana tentu karena memang di lingkungan saya, di mana pun itu, rasanya air begitu mudah dijumpai. Dan begitu juga pikir saya di planet lain. Air bisa ditemui dengan mudahnya seperti di bumi.

Tak sampai di situ saja, penjelasan para ilmuwan mengenai air di Mars juga membuka mata saya. Menurut mereka, adanya air tersebut memungkinkan terdapatnya bentuk kehidupan di Mars yang selama ini diklaim sebagai planet tanpa kehidupan. Meskipun bentuk kehidupan tersebut mungkin hanya berupa koloni bakteri yang paling sederhana saja. 


Gambar air yang tampak di planet Mars (Sumber: di sini)

13.7.14

Patahkan Stigma dan Diskriminasi Terhadap Penderita Tuberkulosis!

Dulu, saat pertama kali tahu bahwa dirinya menderita penyakit tuberkulosis, adik saya sangatlah terpukul. Pukulan terberat yang dirasakannya, bukanlah bayangan kematian akibat penyakit tuberkulosisnya atau pun berat dan lamanya masa pengobatan penyakit tersebut. Dia sangat takut dengan stigma dan diskriminasi masyarakat akan penderita penyakit itu.

Ya, sebagaimana kita tahu, di masyarakat, penyakit tuberkulosis itu seperti sebuah penyakit kutukan. Penyakit turunan, menular, dan sangat mematikan, sehingga penderitanya harus dijauhi dan diasingkan. Sungguh, dengan stigma negatif seperti itu, adik saya benar-benar merasakan keterpurukan yang luar biasa. Dia sangat takut jika teman-teman, keluarga, dan sahabat-sahabat karibnya akan menjauhi dirinya bila tahu dia menderita penyakit tersebut.

11.7.14

Nokia Lumia, Ponsel Hebat yang Membuatmu Tahu Lebih Cepat

Jika ditanya apa yang berbeda dari Nokia Lumia dengan ponsel pintar biasa, jujur, jawaban saya akan sangat panjang dan lebar. Bukan tanpa sebab, karena begitulah keadaannya. Menggunakan Nokia Lumia sejak setahun yang lalu, rasanya cukup membuat saya tahu kelebihan ponsel ini dibandingkan dengan ponsel pintar lain yang sekelas dengannya.

Yang paling mencolok adalah tampilannya. Ya, Nokia Lumia mempunyai tampilan awal berupa home screen yang bisa di-personalized. Tak hanya itu saja, tampilan live tiles yang merupakan kumpulan dari aplikasi favorit kita, menutup semua permukaan layar ponsel. Jadi ketika ingin mengakses suatu fitur atau aplikasi, sentuh saja live tiles-nya.

Selain tampilan, hal yang saya suka lainnya dari Nokia Lumia adalah notifikasi dari apdetan berbagai aplikasi di live tiles yang datangnya sangat cepat. Dengan kemampuan ini, kita dijamin bebas kudet dan malah menjadi yang pertama tahu. Andai pun apdetan itu tak sempat kita buka, kita tidak lantas kehilangan info apdetan tersebut. Notifikasinya tetap akan muncul di live tiles dan menghilang sampai kita membukanya.

Ini Nokia Lumia-ku, Mana Nokia Lumia-mu?

Sebagai seorang ibu, kita dituntut untuk segala tahu dan segala bisa. Tak hanya dalam hal-hal yang sifatnya pelajaran sekolah atau keseharian, segala sesuatu yang berbau religius, (seperti cerita nabi atau pun surat-surat dan ayat Alquran), kita diharuskan juga untuk tahu. Malu kan jika ditanya anak-anak tapi kita tidak tahu?

Kejadian memalukan itu pernah saya rasakan. Waktu itu, putera kedua saya Radit, bertanya mengenai kelanjutan ayat dari sebuah surat Juz ‘Amma yang terkenal panjang. Karena surat itu jarang saya gunakan saat shalat, tentu saya jadi lupa. Jadi saat Radit betanya, saya langsung mencari buku/kitab Juz ‘Amma. Radit yang heran akhirnya nyeletuk, “ah, baca Juz ‘Amma mah, aku juga bisa dong, Mi. Lama lagi dong nyari Juz ‘Amma dulu mah!”

Here Maps dan Here Drive, Aplikasi Nokia Lumia Agar Tak Macet di Jalan Raya

Kemacetan kini sepertinya bukan hanya biasa terjadi di Kota Jakarta saja. Di Bandung, meski tak separah Jakarta, juga mulai akrab dengan kata macet. Dari pagi hingga sore. Bahkan kadang-kadang, malam pun bisa juga terjadi macet. Yang terpengaruh bukan hanya para pengendara kendaraan beroda empat, pengguna sepeda motor pun, kini juga harus ikut berparade ria di dalam barisan kendaraan yang terkena macet.

Seperti di hari itu. Ketika saya dan suami menuju suatu tempat. Agar tidak terkena macet, kami pun sepakat menggunakan sepeda motor. Alangkah terkejutnya kami, ketika sudah masuk pusat kota, jalanan yang kami kira akan lengang, atau setidaknya memberi celah pada sepeda motor kami untuk lewat, ternyata tertutup sama sekali. Sehingga pada akhirnya, kami terjebak di antara puluhan, atau mungkin ratusan kendaraan bermotor.

Nokia Lumia, Ponsel Unik yang Tak Sekadar Asyik

Di zaman seperti sekarang, hampir semua orang sepertinya membutuhkan ponsel pintar. Bukan hanya sekadar untuk gaya-gayaan, kebutuhan akan eksis, narsis, dan mungkin juga pekerjaan, menuntut kita menjadikan ponsel pintar ini sebagai kebutuhan utama.

Pun demikian juga dengan saya. Ponsel pintar yang saya miliki bukan cuma digunakan untuk kebutuhan ‘bergaul’ di dunia nyata dan maya saja. Pekerjaan saya pun kini membutuhkannya. Sebab walaupun saya hanya seorang freelancer yang banyak bekerja di rumah, waktu saya yang banyak tersita dalam mengurus anak-anak, membuat saya jarang sekali bekerja dengan cara duduk manis di depan laptop. Ada kalanya saya harus menulis artikel di ruang tunggu sekolah. Dan lain waktu, saya harus bisa mengedit naskah ketika anak-anak bermain di time zone. Jika saya harus menunggu waktu senggang untuk mengerjakan semuanya di depan laptop, dijamin, tak akan ada waktu untuk itu. Jadi di mana pun dan kapan pun, saya membutuhkan gadget yang bisa mengerjakan semua pekerjaan saya itu.

Nokia Lumia, Tempatku Mengurus 'Bintang Peliharaan'

Dulu, sewaktu kecil, ketika usiaku sekitar 6 atau 7 tahun, aku pernah memelihara seekor kucing. Kucing lucu yang entah datang dari mana itu, tiba-tiba saja betah di rumahku. Setelah mendapat izin dari mama, aku pun ‘resmi’ memelihara kucing itu. Dan tentu saja, aku senang dibuatnya.

Tapi rupanya, aku bukan tipe anak yang telaten. Meski sangat menyukai binatang, terlebih kucing, aku seringkali lupa dalam memberinya makan, memandikannya, hingga memelihara kesehatannya. Hingga suatu hari, aku mendapatkan kucingku sakit. Dan lagi-lagi, karena ketidaktahuan, aku memberi kucingku obat demam untuk manusia.  Sampai akhirnya, dua hari kemudian, kucing itu mati.

Sejak saat itu, mama tak pernah lagi mengizinkanku untuk memelihara binatang. Dan ya, meskipun aku sangat ingin, aku juga sekuat hati menahan diri untuk tidak memelihara binatang lagi. Aku takut ketidaktelatenanku dan kecerobohanku, binatang yang aku pelihara, mati sia-sia.

Nokia Lumia, Si Praktis untuk Eksis dan Narsis

Siapa bilang kalo eksis dan narsis itu cuma berlaku buat anak-anak muda? Emak-emak rempong dan banyak anak macam aku, juga bisa. Gak percaya? Lihat aja isi ponselku. Si Nokia Lumia 520 yang akan menjelaskannya padamu.

Yupp! Di Nokia Lumia-ku, semua yang aku banget, aku tampilkan sebagai Live Tiles-nya. Dari mulai media sosial (Facebook dan Twitter yang terintegrasi dalam satu tempat), Instagram, Path, email, hingga berbagai aplikasi chatting, menempel di sana. Mengapa aku tampilkan sebagai live tiles? Tentu saja agar semua memudahkan aku saat akan mengapdet dan membalas. Mau itu sekadar apdetan status, gambar/foto, check in di suatu tempat, atau pun membalas email dan chatting dari teman-teman. Dengan ditempelkannya sebagai live tiles, aplikasi-aplikasi ini tak akan membuatku kehilangan satu apdetan atau berita, sebab di sana, jika ada mention, reply, RT, atau apa pun yang berhubungan dengan akunku, notifikasinya akan terbaca. Dan selama aku belum membuka, notifikasi itu akan selalu tetap ada. Praktis tanpa harus buka menu ini dan itu.

Aplikasi penunjang eksis dan narsis

Nokia Lumia, Si Anti Kudet yang Bikin Gaya

Tahun 2011 lalu, aku hamil anak ke-3. Karena kondisi fisik yang payah, dengan sangat terpaksa, aku meninggalkan semua aktivitas yang biasa aku lakukan. Termasuk juga hobiku berselancar di dunia maya, beserta eksis dan narsis di socmed. Maklumlah, saat itu, gadget yang menunjangku untuk ‘main-main’ di dunia maya, hanyalah laptop dengan modemnya yang nemplok paten di meja komputer. Kalau pun aku niat untuk menclok di sana, sudah pasti, tubuh pegal-pegal dan dada sesak menjadi bonusnya. Jadinya, tiap hari kerjaanku kebanyakan dilakukan hanya di atas kasur saja.

Awalnya, aku merasa senang. Ingar bingar dunia maya tak lagi mengganggu hari-hariku. Tahu sendirilah seperti apa emak-emak yang lagi hamil. Baca status teman yang biasa saja, bisa diterima secara emosional akibat hormon tubuh di masa kehamilan yang tidak karuan. Tapi, belakangan, aku ternyata merasa kesepian. Kehadiran teman-teman yang meskipun hanya lewat dunia maya, seperti hilang entah ke mana.

Sekali dua kali, aku curi-curi nangkring di depan laptop untuk berkunjung ke dunia maya. Tapi lagi-lagi, bonus sakit punggung, sakit pinggang, hingga sesak napas membuatku tersiksa. Akhirnya, aku putuskan untuk hilang dari peredaran, hingga aku melahirkan.

Orang Tua : Mata Air Ketulusan

“Ketulusan mungkin terlihat sederhana dan santun, 
tetapi ia memiliki kekuatan yang dijamin oleh keajaiban.” ― Mario Teguh


Seperti itulah ketulusan. Kita mungkin memandangnya begitu sederhana ketika orang lain melakukannya. Tapi saat kita harus tulus, dibutuhkan sebuah kekuatan yang sangat besar. Dan bahkan, untuk hal-hal tertentu, agar kita bisa tulus, dibutuhkan sebuah keajaiban.

Ketulusan bukanlah monopoli orang tertentu. Bukan pada orang dewasa. Bukan pada alim ulama. Dan juga bukan pada mereka yang selalu hidup dalam kesusahan. Ketulusan itu ada pada setiap hati yang besar, hati yang lapang, dan juga hati yang menerima bahwa semua hal yang sudah terjadi itu merupakan takdir yang sudah digariskan-Nya. Karena ketulusan itu butuh kekuatan yang sangat besar, terkadang, anak-anak bisa lebih tulus daripada orang dewasa.

Ketulusan Orang Tua Terhadap Anaknya
Dulu, saya sering meragukan ketulusan orang tua terhadap anaknya. Sebab setiap kali saya meminta sesuatu, orang tua pasti bertanya macam-macam serta memberi nasihat ini dan itu mengenai apa yang saya inginkan, sebelum akhirnya memberikan apa yang saya minta itu. Karena selalu seperti itu, jadinya saya sering bertanya-tanya, “tulus gak sih ngasih apa yang saya inginkan?”

Sekarang, setelah menjadi orang tua, saya merasakan kekuatan rasa tulus itu. Ya, seperti orang tua saya dulu, sebelum memberi apa yang diinginkan anak-anak, saya pasti ngomel ini dan itu terlebih dahulu. Bukan karena tidak tulus, tapi saya ingin, apa yang diinginkan anak-anak saya itu berguna dan tidak digunakan untuk hal-hal menyimpang yang mungkin akan merugikannya.

Ponsel Keren dengan Kamera Paten? Ya Nokia Lumia Dong, Friend!

Inovasi yang semakin canggih pada kamera ponsel sepertinya membuat siapa saja tergoda untuk mengabadikan momen apa pun yang ada di sekitarnya dalam bentuk foto. Apalagi ditunjang dengan semakin mem-booming-nya socmed di dunia maya yang terintegrasi di dalam ponsel tersebut. Dalam hitungan detik, foto-foto yang berhasil ditangkap kamera ponsel bisa langsung diunggah ke berbagai media sosial tersebut tanpa hambatan. Dari mulai hasil jepretan selfie, foto alam sekitar, hingga foto makanan dan minuman yang akan disantap. Semuanya membuat si pemilik ponsel tersebut semakin keranjingan saja.

Tak terkecuali dengan saya. Kamera dari ponsel Nokia Lumia 520 yang sejak setahun lalu saya miliki, membuat hobi eksis dan narsis saya semakin konsisten. Ratusan foto hasil jepretannya sudah saya unggah di berbagai sosial media yang saya miliki. Meski hanya bermodalkan kamera belakang, kekuatan 5 mega pixel Nokia Lumia ini mampu menghasilkan gambar yang tajam, jernih, dan memuaskan. Dan jika fotonya ingin lebih dramatis, berbagai aplikasi photo editor yang ada di ponsel Nokia Lumia, siap digunakan. Mau foto selfie, foto alam, atau pun foto makanan tinggal jepret saja!

Nih Contohnya!

29.6.14

Yuk Berperan Serta dalam Program Pengendalian TB!

Seriusnya penyakit tuberkulosis tak bisa kita ragukan lagi. Penyakit ini tak hanya mengancam nyawa si penderitanya saja, tetapi juga kelangsungan hidup keluarga, tingkat kesehatan lingkungan sekitar, hingga beban negara terhadap dampak dari penyakit itu. Artikel-artikel mengenai tuberkulosis sebelumnya sudah sangat jelas membuat kita mengerti bahwa penyakit tuberkulosis tak bisa lagi dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja ada di lingkungan kita tanpa pemantauan. Sebab dari 1 penderita tuberkulosisi aktif saja, puluhan calon penderita tuberkulosis baru akan sangat bisa dihasilkan.

Pengendalian penyakit tuberkulosis bukan hanya tugas dokter, suster, mantri kesehatan, atau pihak-pihak medis lainnya saja. Masyarakat luas juga berkewajiban di dalam proses pengendalian penyakit ini. Seperti apa bentuk peran serta masyarakat di dalam proses pengendalian penyakit tuberkulosis.

Pencari dan Pemantau Penderita yang Ada di Lingkungan Terdekat
Peran serta masyarakat dalam pengendalian TB bisa dilakukan dengan menjadi pencari dan pemantau penderita atau suspect penderita di lingkungan terdekat. Baik itu keluarga, maupun tetangga dekat atau jauh. Caranya tentu dengan memperhatikan mereka-mereka yang mempunyai ciri-ciri/gejala penyakit tuberkulosis. Jika sudah ditemukan, pastikan mereka melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara tepat  di tempat yang tepat.

15.6.14

Beban Berat Penyakit TB : Kematian dan Ekonomi

Penyakit tuberkulosis yang begitu banyak menimpa orang di sekitar kita, ternyata memang menggambarkan keadaan penyakit tersebut secara umum di negara kita. Ya, sebab berdasarkan data internasional, Indonesia merupakan negara keempat dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Jadi tentu saja, sebaran penderita di sekitar kita masih sangatlah banyak.

Bertolak dari kenyataan itu, pernahkah kita berpikir mengenai beban penyakit tuberkulosis terhadap kita? Sebagai orang yang sehat, sepertinya tidak. Tapi bagi mereka yang sakit dan keluarganya, penyakit ini merupakan beban yang berat. Tak hanya karena bayangan kematian yang begitu dekat, beban ekonomi juga sangat memberatkan mereka. Sekali pun obatnya gratis, produktivitas penderita tuberkulosis yang menurun, terutama bagi penderita yang asalnya bekerja (apalagi tulang punggung keluarganya), mengakibatkan pendapatan keluarga berkurang. Tak ayal, guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, keluarga penderita tuberkulosis seringkali menjual harta bendanya atau bahkan sampai berhutang ke sana ke mari.

1.6.14

Ko-Infeksi TB-HIV : Tantangan Pengendalian TB yang Sangat Berat

Semua orang tahu bahwa penyakit HIV/AIDS adalah penyakit yang sangat mengerikan. Bagaimana tidak, penyakit yang disebabkan virus ini bisa membuat pasiennya 'mati' secara perlahan-lahan. Bukan hanya karena virus yang menggerogotinya tubuhnya itu ganas dan memang belum bisa ditemukan obatnya secara jelas, ‘hukuman sosial’ yang diderita pasien bahkan seringkali lebih membebaninya. Akibatnya, fisik dan mental pasien HIV/AIDS menjadi semakin lemah.

Virus yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh. Human Immunodeficiency Virus ini membuat ketahanan tubuh penderitanya menurun drastis. Sehingga apa pun kuman yang menyerang tubuh penderita HIV/AIDS menjadi berisiko tinggi dan mungkin menjadi mematikan. Bahkan untuk kuman yang dianggap ringan oleh orang-orang normal.

Kuman tuberkulosis adalah salah satu contoh kuman yang sangat mematikan bagi penderita HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS bisa dengan cepat menjadi penderita TB aktif begitu dia menderita TB laten. Di tahun 2012, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mencatat bahwa dari perkiraan 1,3 juta orang yang meninggal karena tuberkulosis, di antaranya terdapat 320 ribu orang yang juga merupakan penderita HIV positif (Global Report WHO 2013). Dan tentu, di tahun-tahun berikutnya, jumlah ini bisa terus meningkat karena ‘kerjasama’ dua penyakit ini di dalam satu tubuh pasien menjadi sangat sangat serius. Penderitanya disebut sebagai pasien ko-infeksi TB-HIV, yaitu pasien TB dengan HIV dan ODHA dengan TB.

30.5.14

Speedy Instan : Koneksi Internet Cepat, Stabil, dan Mampu Diandalkan

Di era digital seperti sekarang, internet nirkabel bukanlah barang yang baru. Terutama bagi orang-orang modern alias orang-orang gaul. Ke mana pun mereka pergi, gadget yang dimiliki pasti selalu dipakai untuk internetan dengan menggunakan fasilitas ini. Baik hotspot/wifi gratisan hingga yang berbayar. Dari yang hanya sekadar untuk eksis dan narsis, sampai untuk keperluan pekerjaan. Semua jelas membuat jalan-jalan semakin menyenangkan.

Tak terkecuali dengan aku. Meski bukan orang (yang terlalu) gaul, setiap kali ke luar rumah, aku selalu menggunakan fasilitas hotspot/wifi ini. Dengan alasan hemat, aku lebih memilih hotspot/wifi gratisan. Gak masalah jika koneksinya lemot dan gak stabil. Toh yang aku lakukan hanya sebatas update status Facebook, Twitter, ngecek e-mail, atau browsing gak jelas ke sana ke mari.

Kemarin (Kamis, 30 Mei 2014), aku, suami, dan anak ketigaku pergi ke Bandung Electronik Center (BEC). Kami ke sana bukan untuk beli gadget baru. Tetapi untuk mencari game yang diminta anak keduaku. Yupp! Dua hari sebelumnya, dia memang berulang tahun dan minta game baru sebagai hadiahnya.

29.5.14

Jalan-jalan

Hore! Akhirnya rencana nyari game hadiah ultah buat A #Radit terlaksana. Yupp! A #Radit memang sangat doyan sekali dengan game. Persis babehnya. Jadinya, sebagai kado, dia cuma minta diinstal game baru saja. Dan rencana yang tadinya mau berangkat hari Selasa, akhirnya mundur jadi hari Kamis ini. Untung saja hari libur di minggu ini banyak.

Sekalian cari game, aku, misua, dan juga #BabyZ, mampir dulu ke BEC. Bukan buat beli gadget baru sih. Cuma mau nyobain koneksi Speedy Instan di @wifi.id yang kebetulan banget ada lomba blognya. You know me. Akulah si banci kontes itu. Hehehehehe.... Kenapa harus di BEC? Jawabannya adalah karena di sana ada tempat colokan listriknya. Maklumlah, baterai laptop (pinjaman dari misua) gak kuat dipake lama-lama. Aku kan mau nyoba koneksi Speedy Instan itu untuk keperluan macem-macem. Yang mungkin butuh waktu berjam-jam. Diusir diusir dah sama satpam BEC. Kan pulsa Speedy Instan 5000 bisa dipake untuk seharian. Nih sekarang, aku ngeblog pake koneksi Speedy Instan.

Nyempetin untuk selfie#halah

Wuih... ternyata iya, Speedy Instan lumayan kenceng. Buka situs mana pun bisa dan cepet. Malah, di saat wifi lain yang ada di BEC sini lemot pun, si Speedy Instan ini tetep lancar jaya. Jadi deh aku ngerjain segala macem. Dari mulai apdet status socmed, selfie, ngerjain PR dari klien, hingga ngeblog ini.

Aduh... #BabyZ udah rewel nih. Kayaknya dia ngantuk dan udah bosen diajak naik turun eskalator sama babehnya. Yo weis... aku udahan deh nyobain Speedy Instannya. Lagian, udah malu nih sama si aa dan si teteh dari booth makanan di belakang. Baru kali ini betah duduk dari jam 10 pagi sampe jam 3 sore. Hihiwwwww....

Mari kita pulaaaaaang. Persib sudah menanti di rumah. Semoga saja jalanan lancar. Yuk ah cap cuuuuuus....

27.5.14

Met Milad Raditku Sayang...



Aku Bahkan Rela Mati Untuknya  

“Kriiiing….. kriiiiiing….” Bunyi alarm membangunkan tidurku pagi itu. Seperti biasa, hanya sepersekian menit, pikiranku langsung mengumpul. Sigap saja kurapihkan rambutku dengan mengikatnya ke belakang. Sempat kutatap dua orang yang paling berharga dalam hidupku, suami dan gadis kecilku, tertidur pulas di atas kasur yang baru saja kutinggalkan. Aku pun ke luar kamar.

Kubuka keran air dengan perlahan. Tapi saat air itu menyentuh wajahku, ada hal aneh yang aku rasakan. Ya, di sini, di perut dan juga tenggorokkanku. Dan oh! Semua isi perutku tumpah seketika. Kepalaku pun menjadi berat dengan pandangan yang semakin berputar-putar. Ada apa denganku?
*

Ketakutanku terbukti sudah. Semua gejala yang aku rasakan seminggu sebelumnya, benar-benar menguatkan sebuah bukti yang saat itu aku pegang. Dua strip merah di alat penguji kehamilan. Ya, aku hamil. Hamil anak kedua.

23.5.14

MyTelkomsel : Sobat Praktis Emak-emak Ekonomis yang Hobi Eksis dan Narsis

Siapa bilang jika eksis di dunia maya itu hanya milik anak-anak muda atau kaum intelek yang duduk di kursi kantoran saja? Emak-emak yang kerjanya di rumah untuk mengurus kebutuhan anak-anak dan suami juga bisa melakukannya, lho. Contohnya saya. Di sela-sela kesibukan rumah tangga beserta tetekbengeknya, saya selalu mampu meluangkan waktu untuk update berbagai hal di internet melalui gadget. Seperti mencari resep masakan, membaca artikel kesehatan dan keluarga, nulis blog, hingga eksis (plus narsis) di jejaring sosial, sudah jadi hal wajib yang saya lakukan setiap hari.

Bagi emak-emak seperti saya, berinternet ria dengan nyaman di depan PC atau laptop, sudah tentu menjadi hal mewah yang sangat jarang dilakukan. Gimana enggak, sebab selesai dengan urusan rumah yang satu pasti muncul kesibukan lain. Beres menyuapi si sulung, tiba-tiba saja si bungsu menangis. Begitu dan begitu terus. Untunglah, berkat smartphone, apa pun yang sedang saya lakukan, di mana pun dan bersama siapa pun itu, tak bisa menjauhkan saya dari internet. 

Tapi...
Untuk memenuhi kebutuhan berselancar tanpa batas, paket internet unlimited merupakan pilihan yang wajib saya lakukan. Jika tidak, tentu aktivitas di dunia maya saya itu bisa terhambat jadinya.

22.5.14

Hepi Beursdey #BabyZ Sayang!

 

Horeee… #BabyZ hari ini tepat berusia 2 tahun. Kalo inget masa-masa hamil dan melahirkan, rasanya gak terasa waktu udah berjalan 2 tahun. Kayak baru kemaren aja gitu. Mual-mual, pegel-pegel, eungap, susah tidur, sakitnya melahirkan, dan tentu saja begadang hampir tiap malem untuk ngASI. Subhanallah banget deh! Bener-bener, pengorbanan yang penuh dengan darah dan air mata itu begitu tidak terasa *halah lebay*.

Ah iya, ngomong-ngomong soal ngASI, tepat di usia 2 tahun ini, #BabyZ udah lepas ASI sejak 2 bulan yang lalu, lho. Awalnya sih latihan supaya nanti pas 2 tahun gak kaget lepas dari ASI. Eh ternyata, dengan sekali oles air bratawali di ‘jerigen’ mimiknya, #BabyZ udah langsung kapok. Gak mau nenen lagi. Hehehehe…

Kasian sih sebenernya. Di awal-awal minggu pertama disapih, #BabyZ lemes banget. Mana susah tidur pula. Tapi untunglah, berkat abinya yang mau ikut gendong di kala rewel dan ngantuk, terutama di malam hari, #BabyZ akhirnya terbiasa juga. Dan sekarang, tidur pun sudah gampang. Tinggal bawa mobil-mobilan ke kasur plus ditemenin emaknya yang pura-pura tidur duluan (yang akhirnya malah jadi tidur beneran), #BabyZ pun bisa tidur pulas sampai pagi. Tidur siang pun begitu. Gak terlalu susah sepeti saat baru disapih.

18.5.14

Waspadai TB Resisten Obat

Pengobatan TB standar itu berjalan selama 6 bulan. Selama waktu pengobatan itu, penderita harus mengonsumsi obatnya secara patuh dan teratur menurut jadwal yang disarankan dokter. Jika tidak dilakukan, misalnya lupa atau pun sengaja karena malas dengan efek samping yang diberikan, atau mungkin karena sudah merasa sembuh, maka penyakit TB kemungkinan besar tidak akan terobati secara tuntas. Dan sebaliknya, kuman TB tersebut malah bisa menjadi bertambah kuat. Sehingga akhirnya, dia resisten (kebal) terhadap obat yang diberikan.

Keadaan itu persis terjadi pada seorang tetangga di kampung saya. Namanya Bu Lalah. Karena dia merasa terganggu dengan rasa mual setelah meminum obat anti TB (OAT), maka begitu tubuhnya merasa baikan, dia meninggalkan kewajibannya dalam meminum OAT tersebut.

Beberapa minggu ke depannya, Bu Lalah memang masih segar bugar. Tubuhnya nampak seperti orang biasa yang ‘sehat-sehat’ saja. Akan tetapi, setelah menginjak hitungan bulan, tepatnya bulan kedua setelah lepas dari obat, kesehatan Bu Lalah menurun dan kembali mengalami gejala yang sama seperti saat divonis menderita TB oleh dokter. Dia batuk-batuk, demam di malam hari, hilang nafsu makan, dan juga turun berat badan. Dia pun panik dan langsung dibawa keluarganya ke dokter tempat dia biasa memeriksakan kesehatannya.

16.5.14

A Place to Remember : The Place Where The First Time We Met

Tempat itu ukurannya tak lebih dari 3x3 meter persegi saja. Tapi kenangan yang diberikannya, sangat besar dan berpengaruh banyak dalam hidupku. Bahkan hingga hari ini. Tanpa tempat itu, aku mungkin tak akan seperti sekarang.

Pertama kali masuk tempat itu, mungkin sekitar bulan Juni tahun 1999. Saat itu adalah hari sesudah pelantikan angkatan kami. Hari di mana kami, secara resmi masuk menjadi anggota himpunan. Ya, seperti itulah kebanyakan ritual di kampus kami. Junior akan masuk menjadi anggota himpunan setelah setahun sebelumnya diberi pembinaan. Dan di akhir tahun, hampir sebulan, junior tersebut harus mengikuti diksar. Meski berat, tapi kegiatan ini, benar-benar sangat berkesan dan juga bermanfaat. Terutama untuk jurusanku yang banyak kuliah lapangannya. Diksar membuat kami tahu bagaimana ‘bergaul’ dengan alam.

Buatku, tempat yang kami sebut sebagai himpunan itu adalah segalanya. Maksudnya, setelah resmi jadi anak himpunan, terutama setelah angkatanku jadi pengurus, himpunan menjadi tempat ‘hidup’ di kampus, selain di ruang kuliah. Sebelum masuk kuliah, pasti ke himpunan. Setelah kuliah, nongkrong di himpunan. Apalagi saat bolos, himpunan selalu jadi tempat nyumput yang paling nyaman. Pokoknya, selalu… himpunan, himpunan, dan himpunan.

12.5.14

#KidsToday : Sibuk Belajar Membuat Anak Jadi Pintar?


Video di atas mengingatkan saya pada ‘dosa-dosa lama’. Ya, beberapa tahun lalu, Reihana, putri sulung saya, bernasib sama seperti anak-anak itu. Dia bangun pagi-pagi sekali untuk sekolah. Kemudian pulang sekolah, les Matematika, IPA, atau Bahasa Inggris. Dan lalu sore harinya, mengaji di TPA dekat rumah. Jeda antar-aktivitas satu dengan yang lainnya, mungkin hanya sekitar satu jam saja. Lepas Maghrib, barulah Reihana bisa beristirahat. Itu pun kalau tidak ada PR. Jika ada, nyaris, waktu aktif Reihana tersita habis oleh kegiatan-kegiatan itu.

Awalnya, saya tidak menyuruh Reihana untuk les ini dan itu. Tapi melihat teman-temannya yang setiap hari ‘sibuk’ seperti itu, Reihana dan saya akhirnya sepakat untuk ikut les-les tersebut. Selain karena teman-temannya, harapan akan peningkatan prestasi Reihana juga menjadi alasan saya.

Sebulan dua bulan, aktivitas yang full seperti itu, menurut Reihana cukup menyenangkan. Dia jadi banyak teman dan banyak belajar. Di bulan ketiga, kebosanan itu datang. Reihana mulai membolos di pertemuan les-les itu. Karena terlalu banyak membolos, akhirnya Reihana tak mau ikut les lagi. Waktu istirahat yang cukup lama yang bisa digunakannya untuk bermain dengan teman-teman seusianya di lingkungan rumah, ternyata lebih menarik perhatian dia.

#KidsToday : Di Balik Wajah 'Bermain' Anak-anak

Siang itu, sepulang sekolah, Radit membuka pakaian seragamnya dengan terburu-buru. Setelah memakai pakaian biasa, dia melesat pergi ke luar rumah.
“Dadah, Umi!” ujarnya sambil berlari.

Saya cuma melongo. Tak keburu bertanya, saya pun akhirnya menatap Radit yang ternyata belok ke rumah temannya.
“Oooh… mau main, toh!” ucap saya dalam hati.

Satu jam kemudian, Radit pulang ke rumah. Dengan wajah yang merah padam akibat tersengat sinar matahari, keringat yang bercucuran, dan nafas terengah-engah, dia menghampiri saya. Radit pun bercerita penuh semangat.

“Mi, tadi Aa balap sepeda sama teman-teman. Dan Aa menang. Keren, kan?”
“Wah, hebat! Eh, emang Aa gak capek, abis sekolah terus balap sepeda?” tanya saya.
“Enggak, dong. Malah Aa seneng banget,” jawabnya penuh antusias.


6.5.14

Apa? Wesel Pos Masih Ada?


Beberapa waktu lalu, saat BW ke blog seorang teman (baca: Idah Ceris) hehe, aku sempet baca postingan tentang wesel pos. Pas lagi baca jadi kepikiran, kapan ya terakhir kali aku kirim wesel pos? Wah... kayaknya lebih dari 20 tahun yang lalu. Mungkin sekitar aku kelas 3 SMP. Ya, saat itu, aku hampir tiap bulan, kirim wesel pos ke adikku yang ada di luar kota.

Dulu, setiap habis kirim wesel pos, aku selalu merasa takjub. Hebat ya bisa kirim uang ke tempat yang jauh tanpa harus ke sana langsung. Kita ngasih uang ke petugas pos; nulis ini - itu di lembar wesel; terus kertas itu dikirim ke tempat yang dituju; dan si orang yang dikirim tinggal dateng ke pos untuk ambil uang itu. Meskipun memakan waktu beberapa hari, dengan ongkos yang relatif murah, teknologi wesel pos itu sungguh membuat aku terkagum-kagum. Dan tentunya, sangat membantu orang sibuk yang tak sempat datang ke kota tujuan untuk mengirimkan uang.

4.5.14

TB Memang Mematikan, Tapi Bisa Disembuhkan

Saat pertama kali tahu bahwa adik saya terkena TB, saya dan seluruh keluarga sangat sedih. Kami benar-benar terpukul dengan kenyataan yang terjadi saat itu. Bagaimana tidak, meski kami percaya dengan takdir kematian itu di tangan Tuhan, bayangan kematian adik saya, rasanya sangat begitu nyata. Tentu, semua itu karena memang kebanyakan, penderita TB yang ada di lingkungan sekitar saya, selalu berujung pada kematian. Dan jujur, walaupun dokter sudah menjelaskan bahwa TB bisa disembuhkan, optimisme untuk sembuh itu tidak 100% kami rasakan. Bisa dikatakan, pengobatan dan konsultasi dengan dokter yang dilakukan semata-mata hanya untuk sebuah ikhtiar terakhir yang bisa kami lakukan.

Ternyata, TB Benar-benar Bisa Disembuhkan!
Dugaan saya dan keluarga ternyata salah. Penyakit TB yang diderita adik saya benar-benar sembuh dalam kurun waktu 6 bulan. Dan ini berarti, pengobatan yang dilakukan adik saya bukan hanya sebuah ikhtiar terakhir. Tapi justru, itulah pengobatan yang memang harus dijalankan.

Awalnya nasihat dokter terasa hanya sebuah hiburan saja untuk adik saya. Tapi seiring waktu berjalan dan seiring bertambah fitnya kondisi tubuh adik saya, semua bukan cuma penglipur lara semata, sebab harapan kesembuhan itu semakin nyata di depan mata.

1.5.14

Hari Ini, 12 Tahun yang Lalu...


Hari ini, 12 tahun yang lalu, adalah hari yang tak bisa aku lupakan. Hari saat di mana untuk pertama kalinya aku menjadi ibu. Ya, di hari ini, 12 tahun yang lalu, putri pertamaku, Reihana Azzahra, lahir. Rabu, 1 Mei 2002 pukul 10 malam.


*

Malam itu, tanggal 30 April 2002 adalah USG terakhir di kehamilan pertamaku. Karena sudah melebihi HPL yang diprediksikan dokter, minggu itu, aku pun mengajak adikku untuk menginap. Tujuanku tentu agar saat perutku mengalami kontraksi atau terjadi ini-itu, aku ada yang nemenin. Tahu sendirilah seperti apa rasanya aku yang saat itu masih tinggal di rumah mertua. Meski mereka sangat baik, aku yang baru dekat dengan mereka setahun terakhir, masih sangat kagok untuk ngomong dan minta bantuan. Adapun suamiku, saat itu masih kerja di PT. Freeport, di Papua. Dan beliau baru akan pulang di bulan Juni berikutnya.

Ya, setelah menikah, aku memang tinggal di rumah mertua. Saat itu, kuliahku belum selesai. Aku sedang tugas akhir. Perut yang semakin membesar, jauh dari dokter kandungan yang biasa menanganiku, dan juga jauh dari kampus, menjadi alasanku untuk tinggal di rumah mertua. Sekali pun, anak mertua (baca: suamiku) tidak ada di sana.

30.4.14

Dufan, Tempat Rekreasi yang #NeverEndingFun

facebook.com/ancoltmnimpian
Kalau ditanya, apa yang saya bayangkan jika mendengar kata ‘Jakarta’, jujur, sejak kecil, pasti saya menjawabnya: Monas dan Dufan. Mengapa demikian? Sebab dua tempat ini, menurut saya adalah simbol yang benar-benar mewakili Jakarta di mata saya. Tak ada kota lain di Indonesia yang mempunyai landmark yang begitu kuat melekat di ingatan saya seperti kota Jakarta ini. Dan bukan ke Jakarta namanya jika tidak singgah dahulu ke Monas dan juga ke Dufan.

Dufan, The Dream Come True
Sewaktu kecil, mungkin saat saya berusia sekitar 6 atau 7 tahun, saya sering sekali berkhayal datang ke sebuah tempat wisata. Di sana, ada beberapa wahana yang menyajikan berbagai hiburan, atraksi, dan juga permainan. Saat itu, saya tidak tahu bahwa tempat yang saya khayalkan sudah benar-benar ada. Maklum, sebagai orang kampung yang jauh dari Jakarta, tempat wisata yang saya tahu hanya sebatas yang lokal-lokal saja.

Mimpi saya menjadi nyata ketika untuk pertama kalinya diajak ke Dufan oleh tante. Kala itu, saya benar-benar takjub dengan segala macam yang ada di sana. Meskipun saya telat mengetahuinya, yaitu saat saya berusia 9 tahun, saya tetap senang bisa main ke Dufan. Dan sejak saat itu, setiap musim liburan tiba, saya pasti merengek pada orang tua untuk bisa kembali mengunjungi Dufan.

Beberapa waktu yang lalu adalah kali kesekian saya mengunjungi Dufan. Meski sudah berkali-kali ke Dufan, saya tidak pernah bosan. Seperti saat pertama kali saja, Dufan selalu berhasil membuat saya terpukau. Tentu saja semua itu karena Dufan selalu berinovasi. Dari tahun ke tahun, ada saja wahana baru yang siap menghibur para pengunjungnya. Termasuk saya dan juga keluarga.


24.4.14

Tahukah Ibu, Ada Berbagai Resep untuk Anak di Bebeclub?

Baby Zaudan (23bln)  si picky eaters
Semua orang tua sepertinya pernah mengalami masa ‘pusing tujuh keliling’ akibat anak yang susah makan. Bagaimana tidak sedemikian pusing, sekalinya mau makan, anak-anak ini biasanya pilih-pilih. Ada yang hanya suka telur, ada maunya ayam goreng, ada yang terus-terusan minta mie instan, ada yang mogok sayuran, dan masih banyak lagi. Kalau sudah begini, bagaimana kebutuhan gizi anak sehari-hari bisa terpenuhi, kan?

Begitu juga dengan saya. Ketiga anak saya pernah mengalami fase ini. Sama seperti orang tua lainnya. Saya juga pusing dan keder dibuatnya. Lalu, apakah saya harus menuruti keinginan mereka terus-menerus? Tentu saja tidak! Dengan memutar otak, mengenali lebih jauh karakter tiap anak, dan juga dengan bantuan dari sana-sini, terutama di website bebeclub.co.id, pada akhirnya, saya bisa mengatasi masalah yang umum terjadi ini.

19.4.14

Sembuhkan Pasien TB dengan Obat Gratis

Masih ingat dengan cerita tentang adik saya yang kena penyakit TB beberapa waktu yang lalu? Masih ingat juga dong dengan gejala-gejala penyakit TB ini? Supaya tidak lupa, saya ingatkan lagi ya, pasien TB aktif itu memiliki ciri-ciri atau gejala-gejala sebagai berikut.
  • Batuk-batuk yang disertai dahak berwarna abu-abu atau kuning, dan bahkan bisa disertai darah lebih dari 2 minggu.
  • Sakit dada
  • Penurunan berat badan drastis.
  • Kelelahan dan tidak fit.
  • Demam
  • Berkeringat tetapi menggigil di malam hari.
  • Kehilangan nafsu makan.

http://www.corbisimages.com

Nah, mengingat bahwa pasien TB aktif itu bisa menularkan penyakitnya kepada siapa saja dan kapan saja, termasuk kita dan orang-orang di sekeliling kita, jadi ketika kita mendapati orang di sekitar kita dengan gejala-gejala yang disebutkan di atas, sudah menjadi kewajiban kita untuk segera mengajaknya berobat. Ya, berobat ke puskesmas atau ke rumah sakit.

7.4.14

Kenapa Harus Pilih Caleg Perempuan?


Setiap masa pergantian anggota parlemen, yang ditandai dengan dilaksanakannya pesta demokrasi, yaitu Pemilu, saya selalu merasa excited. Mungkin tak cuma saya, seluruh rakyat Indonesia juga merasakan hal yang sama. Sebabnya tentu, karena semua orang berharap akan adanya perubahan. Tapi, dari masa ke masa itu, saya seringkali kecewa, apa yang saya harapkan ternyata tak bisa sepenuhnya diubah para ‘wakil’ saya.

Memangnya, Apa Harapan Saya?
Secara umum, saya pasti menginginkan tingkat kesejahteraan, kesehatan, keamanan, dan semua hal positif mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Akan tetapi secara khusus, sebagai perempuan, saya juga menginginkan beberapa hal sensitif yang selama ini membelenggu kaum perempuan di Indonesia, bisa terselesaikan dan mengalami kemajuan. Misalnya saja seperti pelecehan seksual, KDRT, pendidikan kaum perempuan, permasalahan anak-anak dan TKI perempuan, hingga tingkat kesehatan kaum perempuan yang begitu rendah.

3.4.14

Temukan dan Kenali, Penyakit TB Ada di Sekitar Kita!

Tanggal 23 Juli 2001 sepertinya menjadi hari yang tak pernah bisa saya lupakan. Bagaimana tidak, cerita yang mengalir tersendat-sendat dan disertai tangis dari orang yang paling saya sayangi itu laksana petir yang menggelegar di siang hari. Ya, adik saya satu-satunya, yang beberapa hari sebelumnya merasakan sakit dada yang tak kunjung mereda, ternyata divonis dokter menderita penyakit TB (Tuberkulosis) atau penyakit yang di lingkungan kami masih disebut sebagai TBC.

Saya benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa adik saya terkena penyakit itu. Sebab rasanya, adik saya sangat menjaga kesehatannya dengan baik. Jangankan soal kebersihan tubuhnya, seisi rumah, peralatan makan, kamar tidur, atau pun kamar mandinya, kebersihan lingkungan sekitar rumah kami pun tak lepas dari perhatiannya. Jika saja ada kontes orang bersih tingkat kampung, sepertinya dia bakal jadi pemenangnya.

31.3.14

Semen Tiga Roda : Perekat Bahan Bangunan Rumah Masa Kini dan Masa Depan


Bisakah Anda membayangkan jika keadaan sekarang masih sama seperti keadaan di beberapa abad yang lalu? Pastinya, pembangunan tidak akan bisa secepat dan semodern sekarang, bukan? Bagaimana tidak, di zaman dulu, membuat bangunan rumah itu sepertinya sangat repot sekali. Bayangkan saja, untuk mengumpulkan material bahan bangunannya saja, orang-orang di zaman dahulu membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari mulai pembuatan batu-bata, pengumpulan batu-batuan di sungai, pencarian perekat bahan-bahan bangunan, hingga pencarian aksesories ini-itu. Belum lagi masa pembuatannya. Kesemuanya dijamin membuat sebuah bangunan memakan waktu tahunan, atau bahkan puluhan tahun untuk bisa selesai.

Beruntung kita hidup di zaman sekarang. Semua serba mudah dan serba cepat. Bahan bangunan berkualitas, teknologi mutakhir, hingga pekerja yang mahir bisa dijumpai di mana-mana. Tak perlu waktu tahunan, dalam sekian bulan bahkan hitungan minggu, sebuah bangunan besar yang canggih, kuat, dan kokoh bisa dibangun tanpa kesulitan berarti.

24.3.14

Curhat yang Berbuah Hikmah

Coba sejak dulu ada fesbuk, aku pasti gak perlu buku diary. Begitu pikirku suatu waktu, entah beberapa bulan atau tahun yang lalu. Ya, sebab saat itu, fesbuk memang jadi tempat curhatku. Layaknya buku diaryku di zaman dahulu. Saat galau, saat marah, saat senang, atau saat apa pun, fesbuk pasti jadi tempat aku menuliskan semua isi hatiku. 

Tapi... itu dulu. Sekarang, tak semua yang aku pikirkan dan aku rasakan, aku tumpahkan di fesbuk. Sebaliknya, hanya di keadaan tertentu saja, aku menuliskan apa yang ingin aku tuliskan. Sebabnya sederhana sekali yaitu kenyataan yang makin ke sini, aku makin kurang ide dalam menulis status di fesbuk. Status-status temen-temenku di fesbuknya pada keren-keren. Aku minder banget. So, aku lebih memilih menjadi penebar jempol sadjah. Hehehehe...

Ikutan GA PakDe GusLix Galaxi ini awalnya kupikir sederhana. Aku tinggal comot 2 apdetan status yang ada di wall fesbukku. Tapi ternyata gak gitu. Aku sungguh kesulitan. Sebabnya ya itu tadi. Aku jarang apdet status. Yo weis... daripada gak ikutan GA yang unik ini, aku 'gali' profile fesbukku sendiri untuk nyari 2 apdetan status yang kira-kira 'enak' untuk aku posting di artikel ini. Dan ini dia, 2 status jadul, cerita di balik itu, dan tanggapan temen-temen mengenai status-status tersebut.

Status #1

Status 1

19.3.14

Bertualang Seru di Magna Hingga Berkunjung Ke Istana

Liburan adalah kata paling indah sedunia. Semua orang pasti menyukai kata yang satu ini. Termasuk aku dan keluarga. Tentu saja karena liburan menjadi saat yang ditunggu setelah masa sibuk berlalu. Walaupun itu cuma hari Sabtu dan Minggu.

Sebagai emak beranak banyak, liburan sudah pasti harus bisa mewadahi keinginan semua orang. Aku, suami, dan tentu saja anak-anak. Sebab jika ditanya keinginannya satu-satu, egoisnya aku pribadi pengen liburan itu belanja sampe pegal di mall; suami pengennya nonton bola tim kesayangannya live dari stadion; dan anak-anak pasti pengen bermain di timezone sepuasnya. Nah kalo sudah begini, mana bisa dikawinkan, bukan?

Beruntung ada satu kesamaan di antara kami. Yupp! Kami sangat suka dengan petualangan yang berbau Sains. Apa pun itu. Jadi kalo ditanya apa liburan impian kami (bukan liburan impian aku), sudah pasti jawabannya adalah liburan ke tempat-tempat yang berbau Sains.

18.3.14

Cireng Lezato... Lezat, Lho!

Siapa pun yang suka gorengan, pasti tak asing lagi dengan olahan yang satu ini. Ya, makanan di atas itu adalah cireng yang merupakan kepanjangan dari aci digoreng. Sebagai anggota kelompok penyemil gorengan nomor satu, (emang ada kelompok begitu? hehe... ngarang aja sodara-sodara), aku sangat menggemarinya. Alasannya tentu karena makan cireng itu asyik. Gabungan antara sensasi kriuk-kriuk, kenyal-kenyal, gurih, dan juga (kadang) sedikit alot membuat cireng beda dari makanan gorengan lain. Apalagi saat dicocol sambelnya, sensasi tambahan pedas nan nikmat sudah pasti 'mengigit' lidah.

Jika selama ini cireng yang saya kenal itu sambelnya berbumbu kacang atau saus tomat plus cabe, cireng di atas itu beda. Sambelnya sambel rujak. Lho kok? Itu dia, hal pertama yang bikin saya penasaran. Kayak gimana sih rasanya cireng jika dicocol sambel rujak?

Surprise! Perpaduan cireng dan sambel rujak ini ternyata endos gandos! Yupp... cirengnya beda dari cireng biasa. Ada bumbunya yang tidak ada di dalam cireg yang biasa aku makan. Sebagai penyuka makanan yang (sayang sekali) gak bisa masak, aku gak bisa nebak bumbunya apa. Kencurkah? Atau... eh pokoknya beda deh. Nah kalau bumbu rujaknya, itu asem, manis, dan pedas. Seger pokoknya. Jadi saat si cireng dicocol ke sambal rujak itu, lezatoooo banget. Coba deh makannya siang hari, dijamin deh, puyeng-puyeng, mual-mual (eh kok kayak orang hamil), atau ngantuk pasti hilang.

Ada cara maksimal untuk bisa nikmatin cireng bumbu rujak ini. Coba deh cirengnya dipotong-potong kecil terus dicampurin ke sambal rujaknya. Ya, semacam dikuah gitu. Nah terus makannya pake sendok layaknya makan mie baso. Wuih... sensasi asem, manis, dan pedes si sambal rujak plus cirengnya yang krispi pol abis di lidah kita. Gak percaya? Sok aja cobain sendiri.

Penasaran dapetin cireng ini di mana? Hubungi aja Mak Fadlun Arifin. Aku aja bareng anak-anak di rumah, 5 bungkus ludes dalam sekejap. Pokoknya, Cireng Lezato... Lezat, Lho! :D

17.3.14

Jasa Nikah Sirri?

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman membuat postingan di blognya mengenai email tawaran jasa nikah sirri. Waktu itu, saya tak habis pikir, benarkah jasa seperti itu ada? Entahlah, saya tak tahu dan saya juga tak mau tahu terlalu banyak.

Setelah waktu berlalu, saya lupa mengenai postingan itu. Sampai beberapa hari yang lalu, tiba-tiba, email serupa nyangkut di inbox saya. Ya, lagi-lagi, ini mungkin karena saya yang mencantumkan alamat email di blog dan bio akun twitter saya. Jadi si pengirim (yang mungkin saja hoax), ising-iseng mengirimnya ke email saya. Sambil tersenyum, saya membaca email itu. Berikut saya copas isi email tesebut.

13.3.14

Anak yang Unik?

Credit

“Ih Nenek ‘oon!” seru bibir mungil itu sambil lari menjauhi neneknya.

Si nenek tersenyum. Sementara saya yang berada tak jauh dari mereka, heran seheran-herannya. Dalam hati saya, kok si nenek ngebiarin aja tuh si cucu ngomong seperti itu? Bukankah 'oon itu kependekan dari blo'on?

Kejadian itu ternyata bukan kali itu saja. Besoknya, besoknya, dan besoknya lagi, si cucu melakukan hal yang sama. Tak hanya kepada neneknya, ibunya, ayahnya, kakeknya, teman-temannya, dan semua orang yang ada di sekitarnya juga kena umpatan yang sama. Malah lebih dari itu. Kecewa atau marah sedikit saja, si anak yang belum genap berusia 2 tahun itu seringkali mengeluarkan kata kotor yang cenderung porno. Lagi-lagi itu membuat saya heran. Bagaimana bisa anak sekecil itu mempunyai kebiasaan yang (menurut saya) jelek? Saya menyebutnya kebiasaan, sebab kata-kata tidak sopan itu ke luar dari mulut si anak sering sekali. Jika saja dihitung, sehari mungkin bisa lebih dari seratus kali.

Saya bukan psikolog yang jago bicara mengenai ilmu parenting. Saya juga bukan orangtua sempurna yang hebat dalam mendidik anak. Saya hanya memperhatikan keseharian anak itu (karena kebetulan dia memang cucu dari tetangga dekat saya). Di sini, ada sebuah fenomena yang menarik perhatian saya. Ya, si nenek ternyata mempunyai kebiasaan membicarakan ‘kelebihan’ si cucunya ini di depan orang lain dan juga cucunya itu. 

12.3.14

Scam Lagi... Scam Lagi!

http://www.marvingermo.com/wp-content/uploads/2013/04/Scams-Investing.jpg
Tulisan ini pasti bukan yang pertama di dunia maya. Sejak internet semakin mudah diakses, kejadian serupa ini, seringkali banyak terdengar. Tapi untuk saya, ini yang pertama. Ya, jika dulu-dulu, pesan-pesan scam itu hanya yang sifatnya ngajak kencan, dagang online, obat-obatan ilegal, hingga permintaan pertemanan untuk kepentingan pencairan harta warisan, beberapa waktu lalu, inbox email saya diserang scam yang menawarkan pekerjaan.

Sebagai pekerja di dunia maya, tawaran pekerjaan melalui email tentu sangatlah menggiurkan. Bukan sekali dua kali, beberapa teman, bahkan orang-orang yang awalnya tidak saya kenal menawarkan pekerjaan melalui email. Pencantuman alamat email di bio akun twitter dan juga blog, memang sengaja saya tujukan untuk itu. Alhamdulillah, selama ini, hasil kerjasama dirasakan cukup memuaskan.

Harapan serupa terjadi pada email yang satu ini. Meski awalnya ragu karena isi email dalam Bahasa Inggris, pada akhirnya saya berniat untuk nekad mengikuti tawaran job itu. Toh kalo pun nanti diminta laporan hasil kerja dalam Bahasa Inggris, saya bisa minta bantuan suami. Atau jika dia sibuk, bisa lah saya ngarang-ngarang sendiri. Dan tentu dengan bantuan Google Translate. :D

11.3.14

I'm In! :)

"I’m participating in the Pay-it-Forward initiative. 
The first 5 people who comment on this status with “I’m in” will receive a surprise from me at some point in this calendar year – anything from a sweet dessert, a lovely CD, a ticket, a book or just absolutely any surprise I see fit!
There will be no warning and it will happen when I find something that I believe would suit you and make you happy!

Let’s do more nice and loving things for each other in 2014, without any reason other than to make each other smile and show that we think of each other.

Here’s to a more enjoyable, more friendly and love-filled year!"

17.2.14

Generasi yang Sehat dan Cerdas Berawal dari Sarapan

Pagi itu, di dalam bus kota, keringat dingin saya mendadak ke luar dari seluruh pori-pori tubuh. Tak lama, rasa mual dan perih kemudian menyelimuti perut saya. Entah kenapa, pandangan mata saya juga menjadi kabur. Berkunang-kunang, menguning, dan lalu gelap.

Saya tersadar ketika dua anak perempuan berseragam SMA memukul kedua pipi saya. Salah satu tangan dari dua anak perempuan itu memegang botol minyak kayu putih. Bau yang menyengat di hidung saya, saya simpulkan berasal dari botol itu. Salah satu dari anak perempuan yang memegang botol minyak kayu putih itu kemudian bicara.

“Kak, tadi kakak pingsan. Mungkin sekitar 10 menit. Untung saya bawa minyak kayu putih. Maaf ya, Kak. Tadi, kakak saya tampar. Soalnya, kami harus segera turun dari bus ini.”

“Iya, kak. Eh… kakak turun di mana?” tanya si anak perempuan yang satunya lagi menimpali.

Saya tersenyum. Sungguh, saya benar-benar terharu dengan dua anak perempuan itu. Jika tidak ada mereka, bagaimana nasib saya saat itu. Pingsan di dalam bus kota? Oh tidak! 

“Kakak turun di depan. Makasih banyak, ya, udah nolong kakak.” Ucap saya saat itu.

“Sama-sama, kak. Hati-hati ya, kak.” Jawab mereka. Dan mereka pun kemudian turun di sebuah halteu bus yang dekat dengan sekolah mereka.

13.2.14

A Moment to Remember

Sore itu sebuah SMS masuk hp saya dari nomor yang tidak dikenal. Seperti biasa, saya langsung membukanya. Ow... ternyata, itu dari Nutrisi untuk Bangsa (NUB). Dia nanyain tentang saya yang sudah terima email dari NUB atau belum. Deg! Beberapa hari lalu, saya memang terima sebuah email dari NUB. Tapi, karena si kecil dan saya waktu itu lagi sakit, email itu belum saya buka hingga sore itu. 

Langsung saja saya buka email yang dimaksud. Dan isinya, ternyata pertanyaan-pertanyaan NUB untuk saya. Sebab katanya, saya bakal jadi Member of The Month di website NUB terkait saya yang menang lomba blog "Peran Ibu untuk Si Pemimpin Kecil."

Akhirnya, hari ini, wawancara itu dimuat di website NUB. Aduh... ini postingan pecicilan banget, ya? Hehehe... gapapa deh. Kalo setelah baca, tiba-tiba  mual-mual dan muntah, maaaaaaaf banget. Kesalahan memang pada isi postingan ini. :D

Tanpa maksud apa-apa dan hanya sekadar mengabadikan momen bahagia itu, saya copas ah isi artikel yang ada di website NUB itu. Kalo mau baca yang aslinya, ada di laman ini.

30.1.14

[Perempuan dan Internet ] Antara Aktualisasi Diri, Pengembangan Diri, dan Keinginan untuk Berbagi

Setiap kali mendengar masalah mengenai isu kesetaraan gender, entah kenapa, hati saya selalu gemas dibuatnya. Bagaimana tidak, di era seperti sekarang, kok masih saja ada orang yang meributkan pantas-tidaknya seorang perempuan berkecimpung di dunia yang biasa ‘dipegang’ laki-laki. Bagi saya, hal itu rasanya itu sudah ketinggalan zaman. 

Perempuan dan Internet
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang paling berjasa dalam membuat perempuan dan laki-laki diperlakukan sejajar. Berkat dua hal ini, kini perempuan tak bisa hanya dipandang dari sisi fisiknya saja. Sisi intelektualitas bahkan menduduki tempat yang lebih penting. Karenanya tak heran, jika kini kita mendapati banyak perempuan menempati jabatan penting.

Internet adalah bagian dari teknologi. Menurut saya, internet merupakan sebuah temuan yang paling berguna di abad ini. Terutama bagi perempuan, sebab internet, kini menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri. Sekali pun si perempuan tersebut ada di tempat yang jauh terpencil. Tentu, karena internet, kini bisa diakses di hampir seluruh penjuru dunia. Internet ini tak hanya membuat ‘eksis’ di dunia maya saja, bahkan di dunia nyatanya, kehidupan si perempuan tersebut bisa kena imbas. 

Saya yang ada di kota kecil pun kini bisa mengakses internet

23.1.14

Tontonan Edukatif untuk Peningkatan Kemampuan Otak Anak

“Sa ulus… sa ulus… sa ulus!”

Teriakan Radit yang tiba-tiba dari tidurnya itu mengagetkan saya. Bagaimana tidak, waktu itu, jam baru menunjukkan pukul lima pagi. Segera saya hampiri. Dengan masih tampak kelimpungan, Radit yang kala itu baru berusia 3 tahun, sepertinya mencari-cari sesuatu.

Sebagai ibunya, saya tentu tahu apa yang dicari Radit. Sa ulus. Ya, dua kata itu adalah sebutan Radit pada mainan baru yang dibelikan ayahnya. Dinosaurus. Karena Radit masih cadel dan menyebutnya dengan cepat, jadilah dinosaurus dipanggilnya sa ulus. Dengan segera, lima buah dinosaurus plastik berbagai bentuk yang dimaksudnya, saya berikan pada Radit.

Dinosaurus mainan Radit

Apa yang terjadi di atas bukan hanya sekali dua kali saja. Semenjak dibelikan mainan itu, Radit seperti menjadi anak yang baru. Setiap hari, ke mana pun dia pergi, mainan dinosaurus itu selalu dibawanya. Tak hanya untuk dimainkannya sendiri. Kakaknya, teman-temannya, bahkan saya dan juga suami sering dimintanya untuk ikut bermain dengan dinosaurus-dinosaurus itu. 

Suatu kali, dia meminta saya untuk bercerita dengan menggunakan dinosaurus-dinosaurusnya sebagai tokoh-tokohnya. Di lain kesempatan, dia sendiri yang mengarang ceritanya dan menyuruh saya untuk mendengarkannya. Dongeng-dongeng heroik, cerita-cerita di film, hingga kehidupan sehari-hari yang dilaluinya, sepertinya menjadi sumber inspirasi baginya.