28.1.13

Evolusi Penemuan Contact Lens


Di zaman seperti sekarang ini, berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi begitu mudah didapat. Dari televisi, radio, internet, buku, majalah, koran ada dimana-mana. Tak heran kebutuhan akan santapan pikiran itu, kini menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang.
            Dalam merespon informasi, mata adalah indera pertama kita yang berfungsi sebagai penerima. Tak sedikit dari kita mempunyai gangguan pada organ ini. Dan kacamata menjadi alternatif populer yang menjadi solusinya.
            Dalam perkembangannya, kacamata sudah berubah fungsi. Dari sekedar alat pembantu penglihatan kini menjadi penghias guna menyempurnakan penampilan bahkan menjadi fesyen dalam berkegiatan sehari-hari. Apalagi sejak ditemukannya contact lens atau lensa kontak.
            Lensa kontak sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan banyak kalangan percaya bahwa lensa yang menempel langsung pada bagian mata itu konon idenya sudah ada sejak tahun 1000-an. Akan tetapi, ide lensa kontak yang terdokumentasikan itu baru ada di tahun 1508 dari catatan dan gambaran serta sketsa yang dibuat Leonardo da Vinci. Sebagaimana kita tahu Leonardo da Vinci sang pelukis Monalisa dan berkebangsaan Itali yang lahir pada tanggal 15 April tahun 1452 itu adalah orang jenius yang serba bisa dan menjadi penemu serta inspirasi bagi penemuan-penemuan alat-alat mutakhir yang ada sekarang. Dalam hal lensa kontak, da Vinci, di buku catatannya membuat banyak sketsa tentang kacamata yang langsung bisa dipakai pada mata.
            Setelah da Vinci, lensa kontak juga dipercaya ditemukan oleh Rene DesCartes pada tahun 1632. Seorang tokoh kenamaan yang lahir di Tours pada tanggal 31 maret 1596 dan meninggal di Stockholm pada 11 Februari 1650 ini menemukan ide tentang lensa yang bisa dipakai pada kornea mata. Malah Descartes membuat hydriascope, gelas yang diisi air untuk menetralkan kekuatan kornea mata.
Hampir dua ratus tahun lamanya, ide da Vinci maupun ide Descartes tidak terealisasikan. Baru kemudian di tahun 1801, seorang ahli fisika Inggris yang lahir tanggal 13 Juni 1773 di Milverton dan meninggal pada 10 Mei 1829 di London yang bernama Thomas Young, menciptakan tabung gelas berisi air dan memuat lensa yang sangat kecil. Lensa ini dipakainya sendiri dan konon dia membuat lensa ini karena terinspirasi dari ide Rene Descartes.
Di tahun 1827, seorang ahli astronomi berkebangsaan Inggris, bernama Sir John Herschel membuat lensa yang digerindanya sendiri sehingga pas dan cocok dipakai langsung pada permukaan mata. Herschel lahir pada 7 Maret 1792 dan meninggal pada 11 Mei 1871 merupakan anak dari seorang ahli astronomi Inggris kenamaan bernama William Herschel. Penemuannya ini menjadi sejarah yang sangat berperan bagi lahirnya lensa kontak.
Lensa yang dapat dipakai dan menutupi mata untuk waktu yang lama, sehingga menjadi tonggak dalam inovasi lensa kontak seperti yang ada sekarang ini, baru ditemukan oleh seorang ahli gelas berkebangsaan Jerman bernama F.E Muller pada tahun 1887. Sedangkan lensa kontak yang dapat dipakai untuk mengatasi gangguan pada penglihatan ditemukan oleh ahli Fisika Swiss bernama Adolf Eugen Fick dan koleganya, ahli optik Perancis, Edouard Kalt. Lensa kontak yang dibuat mereka pertama-tama dipakaikan pada hewan, akan tetapi kemudian baru dipakai manusia. Lensa ini dibuat dari bahan kaca cekung yang cukup berat dengan diameter 18-21 milimeter. Penemu lensa kontak yang lain pada waktu yang hampir bersamaan, yaitu Joseph Dallos, membuat lensa dari bahan yang mirip dengan sklera mata (permukaan mata/bagian mata paling luar).
Untunglah di tahun 1935 ditemukan PMMA atau polymethilmethacrylate, sejenis bahan plastik lentur dan memungkinkan untuk dibuat sebagai bahan dasar lensa kontak. William Feinbloom, seorang ahli optometri Amerika Serikat membuat lensa kontak yang berbahan campuran PMMA ini dengan gelas pada tahun 1936, dan lensa ini bisa dipakai menutup mata pada bagian sklera. Akan tetapi pada perkembangannya, PMMA tidak lagi dipergunakan karena zat ini tidak dapat melalukan udara/oksigen dari luar ke dalam mata.
Di tahun 1961, seorang ahli kimia makromolekul keturunan Cekoslowakia, Otto Wichterle, menemukan suatu bahan yang disebut sebagai hidrogel yang memeliki sifat lentur sehingga cocok digunakan sebagai bahan untuk lensa kontak karena bisa menyempurnakan PMMA dalam melalukan oksigen pada mata. Tetapi inovasi penyempurnaan bahan untuk lensa kontak terus berlangsung, dimana di tahun 1970 ditemukan kelompok plastik yang lain yang berupa silikon-akrilat yang ternyata lebih sempurna dalam melalukan oksigen. Apalagi setelah disempurnakan menjadi FSA, florosilicone-acrylate, ditambah dengan adanya penyesuaian penggunaan lensa kontak ini bagi pemakai yang mempunyai kelainan mata seperti astigmatisma dan keratokonus.
Penyesuaian bentuk lensa kontak kornea yang mengikuti bentuk mata yang cekung pertama kali dibuat oleh ahli optometri asal Oregon bernama Dr. George Butterfield.
Inovasi lensa kontak ini tak berhenti sampai disini saja, penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen yang bermata normal dalam arti kata konsumen memakai lensa kontak sebagai penyempurna penampilan terus berlangsung. Warna lensa kontak kini tak hanya bening, dari hijau, biru, merah, coklat hingga hitam ada sehingga warna iris mata yang sesungguhnya bisa tertutup oleh warna lensa kontak dan kita jadi tertipu dengan ras seseorang hanya karena melihat warna matanya. Bukan mustahil suatu saat akan terjadi lagi inovasi lensa kontak yang lebih sempurna, kita tunggu saja.**

Dimuat di HU Pikiran Rakyat, Mei 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)